[caption id="attachment_358412" align="aligncenter" width="446" caption="Sumber Gambar: sajakmusafir.blogspot.com"][/caption]
Bagian ke Tiga Puluh Lima : MENGGUNTING DALAM LIPATAN
Dipinggir pantai tampak pasukan Kemayang, dan di laut ada 5 kapal perangnya..
Didepan pasukan Kemayang ada beberapa pasukan Galuga yang tersandera, dipakai sebagai tameng oleh pasukan Kemayang.
Tetapi baginda ayahanda tidak tampak karena konon di sekap di salah satu kapal perang Kemayang itu.
Segera pasukan Galuga langsung menyebar dan mengelilingi tempat tersebut dengan rapat dan berlapis.
Keluarga kerajaan memasuki tempat itu, ada Nyai Gandhes, pangeran Biru dan Putri Kuning. Dua panglima mendampingi mereka di kawal beberapa senapati dan para jawara Galuga. Nini Sedah tidak ikut.
Aku berkuda di samping Puteri Kuning di kawal oleh beberapa senapati.
Keadaan terasa tegang, aku lihat Nyai Gandhes turun dari kudanya, kedua panglima langsung turun mengawal beliau, di susul beberapa senapati, juga pangeran Biru.langsung bergabung
Beberapa kuda keluar dari kapal, tampak para panglima Kemayang., juga Samudera Laksa, Sekar Palupi, Nini Rumping, di sertai jawara-jawara dari Kemayang. Tetapi Buyut Haruna tidak kelihatan.
Tirto Bawono di sertai dua putranya dan beberapa senapati mendatangi keluarga kerajaan Galuga. Ketika agak mendekat, langsung pasukan Galuga bergerak mengurung mereka.
Tapi di halangi oleh Nyai Gandhes.
Mereka turun dari kudanya, berjalan mendekati keluarga keraton Galuga.
“Kamu mengharapkan apa Tirto Bawono ?” tanya Nyai Gandhes lantang
“Kami telah menangkap raja Galuga. Dan saya minta bendungan Prapat serta lima desa di dekatnya sebagai tebusannya.” Kata Tirto Bawono.