Pola komunikasi yang harus diterapkan untuk meningkatkan perkembangan emosi balita yaitu pola komunikasi demokratis. Pola komunikasi demokratis merupakan komunikasi yang menerapkan bentuk interaksi terbuka di antara orang tua dan anak sehingga akan tercipta kepercayaan terhadap satu sama lain.
Interaksi orangtua dan anak yang kuat adalah pondasi penting bagi perkembangan emosi anak. Melalui interaksi ini, anak belajar mengenali dan mengendalikan emosinya, serta memenuhi kebutuhannya dengan baik. Kemampuan regulasi emosi ini berkembang pesat, dari ketergantungan pada orangtua (interpsikis) menjadi kemampuan mandiri (intrapsikis) seiring bertambahnya usia anak.Â
Keluarga yang berkomunikasi secara efektif, yaitu responsif dan peka terhadap kebutuhan emosi anak, akan membantu anak mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik. Anak yang merasa bebas mengekspresikan diri dan merespon pendapat orang lain akan terlatih dalam berkomunikasi dan mengendalikan emosinya.
Selain itu, komunikasi keluarga juga menjadi contoh bagi anak dalam bersikap sopan dan berperilaku baik dengan orang lain. Anak belajar menghormati orangtua, menyapa dengan santun, serta berbicara dengan percaya diri di depan orangtua, guru, dan teman sebaya. Hal ini akan memudahkan mereka berinteraksi, bersosialisasi, dan beradaptasi di lingkungan baru. Anak dengan regulasi emosi yang baik akan menunjukkan sifat positif seperti empati, simpati, kejujuran, dan kerja sama.Â
Orang tua berperan penting dalam mempengaruhi cara anak berpikir dan mengelola emosi. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian dan bersikap kooperatif, orangtua mendorong anak untuk terbuka dan berbagi pengalaman. Hal ini memperkuat hubungan orangtua-anak dan menciptakan suasana keluarga yang harmonis.
Seiring perkembangan kemampuan emosi, anak menjadi lebih pandai membaca ekspresi wajah orang lain dan menyesuaikan perilakunya. Kemampuan ini membantu mereka berinteraksi sosial dan merespon dengan tepat terhadap isyarat emosi yang berbeda. Pada akhirnya, anak dengan regulasi emosi dan keterampilan sosial yang baik akan lebih mudah bergaul dengan teman sebaya, bersosialisasi, dan beradaptasi di lingkungan baru.Â
Orangtua sangat penting dalam membantu anak mengembangkan kemampuan melalui komunikasi, nilai-nilai, dan lingkungan yang mendukung. Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga dengan komunikasi yang sehat turut menanamkan nilai-nilai positif seperti rasa hormat, kesabaran, empati, dan etika. Nilai-nilai inilah yang menjadi pondasi kecerdasan emosi anak, yang kelakangan akan mempengaruhi kecerdasan intelektual, sosial, moral, dan spiritual. Jadi, yuk ciptakan suasana komunikasi yang hangat dan terbuka di keluarga untuk mendukung tumbuh kembang buah hati!
Penulis: Ahda Ramadhinta, Husayn Musarraf, Nurul Rahma Khaerunisa, Siti Sulistiyani, Â Sofia Balqis Khoirunnisa
Dosen Pengampu: Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB