Mohon tunggu...
Siti Sulhah Husniyatul Zahro
Siti Sulhah Husniyatul Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

stay numb and carry on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Permainan Peran dalam Mengembangkan Aspek Sosem Anak Usia Dini

2 Agustus 2021   20:35 Diperbarui: 2 Agustus 2021   20:36 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kalian, bahwa pada masa usia dini seorang individu sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat? Berdasarkan pada beberapa hasil penelitian, diketahui bahwa 50% perkembangan kecerdasan terjadi pada usia 0-4 tahun, dan 30% berikutnya terjadi hingga usia 8 tahun. 

Dengan hal ini, masa usia dini sering disebut sebagai masa keemasan (Golden Age) dalam perkembangan manusia. Perkembangan yang didapatkan pada masa ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya di masa yang akan datang hingga masa dewasa.

Sayangnya, tak sedikit yang menganggap usia dini adalah usia anak untuk bersiap masuk ke dalam lingkungan sekolah. Sehingga anak terlalu difokuskan untuk mengembangkan aspek akademiknya saja. 

Bahkan, tak jarang orangtua yang merasa khawatir ketika anak usia dininya belum bisa menulis, membaca, atau menghitung. Padahal, aspek sosial emosional juga merupakan aspek yang tak boleh terabaikan dan penting untuk dikembangkan sejak dini.

Perkembangan sosial emosional mencakup kemampuan berkomunikasi, memahami diri sendiri dan orang lain, kemampuan mengendalikan emosi atau perasaan, bersimpati dan berempati terhadap orang lain, membangun interaksi sosial yang hangat dan berkualitas dengan orang lain, serta mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang penuh penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain serta sesuai dengan norma dan aturan di masyarakat sekitarnya. 

Dengan aspek sosial emosional yang baik maka anak akan mampu berinteraksi sosial dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik dengan seseorang maupun sebuah kelompok.

Ada banyak sekali metode yang dapat dilakukan untuk mengembangkan aspek sosial emosional anak, salah satunya dengan bermain peran. Bermain peran atau bermain sandiwara termasuk dalam bermain sosial yang bertujuan untuk melatih anak dalam berhubungan dengan orang lain. 

Ketika bermain peran, anak mendapatkan kesempatan untuk memerankan suatu figur atau tokoh yang sering mereka jumpai disekitar mereka, seperti peran ibu, peran ayah, peran dokter, peran pedagang, peran pembeli, dan sebagainya. 

Dari sini, anak akan menemukan sesuatu hal yang baru seperti pengetahuan baru, pemahaman baru, atau pengalaman bermakna, yang dapat menjadi representasi kehidupan nyata.

Melalui bermain peran, anak dapat melatih imajinasi, belajar berkonsentrasi, melatih perilaku orang-orang dewasa, membaca ide-ide baru, dan meningkatkan rasa kendali atas dunianya sendiri. 

Disamping itu, bermain peran juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan sosial anak. Dimana anak berinteraksi secara langsung dengan teman, sehingga anak akan terlibat dalam kerjasama, perencanaan bersama, mengembangkan kemampuan berbahasa, keterampilan dalam mengambil sudut pandang, keterampilan sosial seperti empati, simpati, dan penghargaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun