Dan hanya kepada Tuhanlah kesudahan segala sesuatu.  Amal kebaikan yang bisa dilakukan manusia itu sangat terbatas. Dalam keterbatasan itu, manusia yang cerdas akan berpikir sebagaimana prinsip ekonomi, yaitu dengan modal minimal  ingin memperoleh hasil yang maksimal. Sisa umur yang diberikan selayaknya  'memantaskan'  kita untuk memperoleh rahmat dari Allah . Â
Dalam sebuah hadis yang diriwayatka oleh  Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).
Jika seorang anak adam meninggal dunia, berada di alam barzah,  dia akan menunggu hari berbangkit, pengadilan akhirat. Boleh jadi  ratusan, ribuan, jutaan atau milyaran tahun, Wallahu a'lam. Di saat-saat penantian itulah manusia boleh mencicipi apa yang sudah ditanamnya di dunia. Orang beriman bisa 'rehat panjang' setelah 'terpenjara' selama hidup di dunia. Sebaliknya 'pendurhaka'  akan merasakan buah kedurhakaannya. Berakhir sudah 'kebebasan' yang telah dinikmati selama hidup di dunia''
Salah satu dari tiga amal jariyah  atau yang  tidak akan terputus, meskipun seorang manusia sudah meninggal dunia yaitu ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat, dan dibagikan kepada orang lain maka dia akan menerima  pahala dari semua orang yang mengamalkan ilmu itu. Berbahagialah orang yang mau mebagi ilmunya. Ilmu itu semakin  dibagi akan semakin bertambah. Ilmu itu bak cahaya yang menerangi. Mari  dengan rata, kita bagi cahaya matahari (meminjam lirik lagunya Bimbo, dalam lagu Rosul Menyuruh Kita)
Di era digital sekarang ini sangat mudah bagi seseorang untuk membagi ilmunya. Tak perlu mendirikan sekolah, madrasah, atau mengumpulkan orang-orang untuk datang ke sebuah aula pertemuan. Cukup menulis, menulis, dan menulis.Â
Banyak sekali platform digital  yang bersedia memuat dan menyebarkan tulisan kita. Contohnya Kompasiana. Platform digital ini memberikan kesempatan  seluas-luasnya kepada semua orang untuk mengirimkan tulisannya. Apapun tema dan bentuk tulisannya, asal tidak mengandung unsur SARA,  In Saa Allah akan ditayangkan oleh Kompasiana.  Dalam hal ini Kompasiana merupakan pelopor kebebasan yang bertanggung jawab. Setiap tulisan adalah tanggung jawab dari penulisnya sendiri.
Kemajuan teknologi informasi  ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bersifat kontrukstif , sedangkan sisi yang satunya bersifat 'destruktif'. Baik menjadi konstruktif maupun destruktif tergantung siapa yang memakainya.Â
Mari  kita menjadi bagian dari mengambil bagian dengan ' membagi tulisan' yang bermanfaat. Apakah tulisan kita dibaca orang atau tidak , itu bukan tujuan utama. Yang penting kita sudah menyampaikan apa yang menurut kita perlu disampaikan.  Kalaupun ada yang membaca itu, Alhamdulillah...  itu adalah sebuah kebahagiaan. Mudah-mudahan dengan tulisan-tulisan itu,  kita bisa mendapat kiriman  pahala jariyah. Tanpa rasa khawatir, meskipun  ratusan, bahkan ribuan saat berada di alam barzah, menunggu hingga digelarnya Pengadilan Akhirat.
Kolaka, 13 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H