Mohon tunggu...
Siti Suhanah
Siti Suhanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mikom Universitas Bakrie

Saya adalah seorang individu yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam segala hal yang saya lakukan. Saya percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya dapat mencapai segala impian dan tujuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Televisi atau Layar Ponsel : Pilihan Hiburan Kita di Era Digital

16 Januari 2025   21:10 Diperbarui: 16 Januari 2025   21:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi layar kaca vs layar ponsel

Dulu, di banyak rumah, televisi adalah pusat segalanya. Ketika malam tiba, keluarga berkumpul di ruang tamu untuk menikmati acara favorit. Baik itu sinetron, komedi, atau berita, semuanya menjadi bagian dari rutinitas yang mendekatkan anggota keluarga.

Namun, zaman telah berubah. Hari ini, pemandangan seperti itu semakin langka. Layar ponsel kini mengambil alih perhatian, menggantikan layar besar televisi yang dulu mendominasi. Media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram menjadi tempat baru bagi masyarakat untuk menikmati hiburan.

Pertanyaannya, apakah perubahan ini hanya soal teknologi, ataukah ini juga mencerminkan perubahan gaya hidup?

Dulu: Televisi sebagai Simbol Kebersamaan

Bagi generasi yang tumbuh di era 80-an dan 90-an, televisi bukan sekadar alat elektronik. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial keluarga. Setiap malam, anggota keluarga berkumpul untuk menonton acara yang sama. Ada perasaan kebersamaan yang sulit dijelaskan, ketika semua orang tertawa pada lelucon yang sama atau terdiam saat adegan menegangkan muncul.

Televisi juga memberikan banyak cerita. Kita belajar mengenal dunia lewat siaran berita, merasa terhibur dengan drama yang penuh konflik, atau tertawa lepas dengan komedi yang sederhana tapi mengena. Bahkan, acara seperti kuis atau pencarian bakat sering menjadi bahan obrolan di sekolah atau kantor keesokan harinya.

Namun, ada satu kelemahan televisi: ia tidak fleksibel. Penonton harus menyesuaikan diri dengan jadwal tayang, dan iklan panjang sering kali mengganggu pengalaman menonton. Ini menjadi celah yang kemudian dimanfaatkan oleh teknologi baru.

Sekarang: Layar Ponsel di Genggaman Kita

Saat ini, hiburan ada di tangan kita---secara harfiah. Ponsel pintar memberikan akses tak terbatas ke berbagai jenis konten. Media sosial menawarkan pengalaman yang tidak hanya personal, tetapi juga fleksibel. Anda tidak perlu menunggu jadwal tayang atau bersabar dengan jeda iklan panjang.

Platform seperti TikTok, misalnya, memungkinkan Anda menikmati video pendek sesuai minat dalam hitungan detik. Sementara itu, YouTube memberikan kebebasan untuk menonton vlog, tutorial, atau dokumenter kapan saja.

Ada beberapa alasan mengapa media sosial begitu populer:

  • Praktis dan Fleksibel: Anda bisa menonton di mana saja, bahkan di tempat tidur sebelum tidur malam.
  • Interaktif: Anda tidak hanya menonton, tetapi juga bisa berkomentar, berbagi, atau bahkan menciptakan konten sendiri.
  • Personalisasi: Konten yang muncul di beranda Anda disesuaikan dengan preferensi pribadi, membuat pengalaman menonton terasa relevan dan memuaskan.

Namun, ada sisi lain dari media sosial yang sering diabaikan. Terlalu banyak waktu dihabiskan di layar kecil ini sering kali mengurangi interaksi langsung dengan keluarga dan teman. Kita tenggelam dalam dunia digital, sementara dunia nyata di sekitar kita perlahan terlupakan.

Bagaimana Televisi Bertahan?

Meskipun menghadapi tantangan besar, televisi belum sepenuhnya kehilangan daya tariknya. Ada beberapa keunggulan yang membuatnya tetap relevan:

  1. Pengalaman Menonton Bersama:
    Acara seperti siaran langsung olahraga atau konser musik terasa lebih seru saat ditonton di layar besar bersama keluarga atau teman.

  2. Akses Mudah di Wilayah Terbatas:
    Di daerah yang belum terjangkau internet cepat, televisi tetap menjadi andalan utama. Sinyalnya stabil dan tidak memerlukan kuota data.

  3. Adaptasi ke Era Digital:
    Banyak stasiun televisi kini aktif di platform digital. Mereka mengunggah cuplikan acara di YouTube atau media sosial lainnya untuk menjangkau audiens yang lebih muda. Ini menunjukkan bahwa televisi tidak menyerah begitu saja, tetapi terus berinovasi untuk mengikuti perkembangan zaman

Dua Media, Dua Gaya Hidup

Pada akhirnya, pilihan antara televisi dan media sosial tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal gaya hidup. Generasi muda yang mengutamakan fleksibilitas dan kebebasan cenderung memilih media sosial. Mereka ingin hiburan yang cepat, personal, dan bisa diakses kapan saja.

Di sisi lain, generasi yang lebih tua mungkin masih menghargai tradisi menonton televisi bersama keluarga. Bagi mereka, televisi bukan hanya alat hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan.

Namun, perlu diingat bahwa keduanya tidak harus bersaing. Televisi dan media sosial sebenarnya bisa saling melengkapi. Banyak acara televisi yang sukses menarik perhatian audiens baru melalui media sosial, sementara media sosial sering mendapatkan konten berkualitas dari televisi.

Pilihan Ada di Tangan Anda

Kita hidup di era di mana hiburan tersedia dalam berbagai bentuk. Baik itu layar kaca yang nyaman atau layar ponsel yang praktis, pilihannya ada di tangan Anda.

Bagaimana dengan Anda? Apakah tradisi menonton televisi masih hidup di rumah Anda, atau layar ponsel sudah mengambil alih? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar! Siapa tahu, pengalaman Anda bisa menjadi inspirasi bagi pembaca lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun