Namun, label ini sebenarnya lebih mencerminkan kualitas daripada popularitas. Jadi, meskipun artikel Anda layak diapresiasi, ada faktor lain yang menentukan apakah pembaca akan datang atau tidak, jangan berkecil hati ya teman - teman :(Â
Mengapa Artikel Pilihan Bisa Sepi Pembaca?
a. Judul adalah pintu pertama yang akan membuka dunia artikelmu. Seberapa menarik judulmu bisa menjadi faktor utama apakah artikelmu akan dibaca atau tidak. Kita semua tahu, dunia maya penuh dengan distraksi. Begitu banyak artikel yang berlomba-lomba memperebutkan perhatian pembaca. Jadi, judul yang hanya memberikan informasi dasar atau terlalu generik, mungkin tak akan cukup menarik perhatian pembaca yang terombang-ambing dalam banjir informasi.
Misalnya, artikel dengan judul "Panduan Menulis Artikel yang Baik" mungkin sudah cukup informatif, tetapi apakah itu cukup menggugah rasa penasaran? Bagaimana kalau kamu coba sesuatu yang lebih menggugah, seperti "Rahasia Agar Artikel Kamu Jadi Pilihan dan Dibaca Banyak Orang!"?
Judul yang menarik akan mendorong pembaca untuk mengklik dan membaca lebih lanjut. Cobalah untuk selalu memikirkan judul yang tidak hanya deskriptif, tetapi juga mengundang rasa ingin tahu.
b.Promosi: Artikel Tidak Akan Dikenal Jika Tidak Dikenalkan
Kualitas artikel memang penting, tapi tanpa promosi, artikel yang baik sekalipun bisa terabaikan. Kompasiana, seperti halnya platform lainnya, memiliki ribuan artikel yang diposting setiap harinya. Bagaimana artikel kita bisa menonjol? Salah satunya adalah dengan berbagi artikel ke berbagai saluran: media sosial, grup diskusi, bahkan ke teman-teman di WhatsApp.
Jangan terlalu berharap artikelmu akan mendapat banyak pembaca hanya karena mendapat label Pilihan. Kamu perlu aktif dalam membagikan artikel dan mengundang orang untuk membaca. Bukankah salah satu kesenangan dalam menulis adalah saat tulisan kita dibaca dan memberikan manfaat?
 Waktu Publikasi yang Tidak Tepat
Pernahkah kamu merasa, meskipun sudah menulis dengan sepenuh hati, artikelmu seolah tenggelam begitu saja? Ini mungkin karena kamu memposting artikel pada waktu yang tidak tepat. Seperti halnya acara televisi, artikel pun punya jam tayangnya sendiri. Di jam-jam tertentu, lebih banyak orang yang sedang online dan berselancar di platform. Jika artikelmu dipublikasikan saat mereka sedang tidak aktif, kesempatan untuk dilihat pun akan menurun.
Tentukan waktu yang strategis, misalnya saat pagi hari sebelum orang memulai aktivitas mereka, atau sore hari ketika mereka sudah selesai bekerja dan sedang mencari hiburan atau informasi.