Mohon tunggu...
Siti Suhanah
Siti Suhanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mikom Universitas Bakrie

Saya adalah seorang individu yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam segala hal yang saya lakukan. Saya percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya dapat mencapai segala impian dan tujuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bakar Batu : Tradisi Kuliner Unik Papua yang Penuh Makna

10 Januari 2025   13:35 Diperbarui: 10 Januari 2025   13:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta Bakar Batu - (https://www.gotravelaindonesia.com/pesta-bakar-batu-papua/)

Bakar batu adalah tradisi kuliner yang sangat khas di Papua. Teknik memasak yang melibatkan penggunaan batu panas ini tidak hanya menyajikan makanan yang lezat, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Meskipun pada awalnya mungkin terdengar sederhana, tradisi ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Papua, dan kini semakin dikenal sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.Sejarah dan Filosofi di Balik Bakar Batu

Tradisi bakar batu sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Bakar batu melibatkan batu-batu besar yang dipanaskan dengan api selama beberapa jam hingga suhu batu cukup tinggi untuk memasak bahan makanan, seperti daging, ikan, dan sayuran yang dibungkus rapat dalam daun-daun lokal. Proses ini memanfaatkan panas batu untuk mengukus makanan dalam cara yang sangat alami.

Menurut Jelajah Bumi, yang mengunggah video mengenai tradisi ini, bakar batu memiliki unsur kebersamaan yang sangat kuat. Proses memasak bersama dengan cara ini selalu melibatkan banyak orang dan merupakan simbol dari solidaritas dalam masyarakat Papua. Pada acara-acara tertentu, seperti pesta adat atau perayaan lainnya, teknik bakar batu ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk berkumpul dan berbagi.

Aspek Sosial dan Kebersamaan

Bakar batu lebih dari sekadar cara memasak. Tradisi ini berfungsi sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan sosial dalam komunitas. Sering kali, bakar batu dilakukan dalam acara-acara besar, seperti perayaan atau upacara adat, yang melibatkan banyak orang. Seluruh masyarakat ikut serta dalam kegiatan ini, mulai dari menyiapkan bahan makanan hingga menjaga api, menunjukkan semangat gotong royong yang sangat tinggi.

Dalam banyak video yang diunggah oleh kanal seperti Jelajah Bumi, kita dapat melihat bagaimana kebersamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi ini. Saling berbagi tugas dan bekerja sama dalam mempersiapkan makanan membuat bakar batu tidak hanya sekadar acara memasak, tetapi juga sebuah ritual yang menguatkan ikatan antaranggota komunitas.

Keunikan Bakar Batu dalam Kuliner Papua

Bakar batu bukan hanya unik karena cara memasaknya yang melibatkan batu panas, tetapi juga memberikan rasa yang khas pada makanan. Proses memasak dengan batu panas ini memberikan cita rasa yang berbeda dibandingkan dengan cara memasak modern. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, teknik ini menghasilkan makanan yang lebih alami, gurih, dan kaya akan cita rasa.

Masyarakat Papua biasa menggunakan teknik bakar batu untuk memasak daging babi, ikan, ayam, dan berbagai jenis sayuran. Keunikan bakar batu juga terletak pada bahan makanan yang digunakan. Sebagai contoh, makanan seperti papeda (makanan pokok masyarakat Papua) atau ubi jalar dimasak bersama dengan bahan lainnya dalam satu proses memasak yang panjang.

Aspek Lingkungan dalam Bakar Batu

Satu hal yang sering menjadi perhatian banyak pihak adalah keberlanjutan tradisi ini. Meskipun teknik bakar batu memanfaatkan batu-batu yang ada di alam, hal ini juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan prinsip-prinsip keberlanjutan alam. Dalam video dari Jelajah Bumi, ditekankan bahwa bakar batu adalah metode memasak yang ramah lingkungan karena tidak memerlukan bahan bakar tambahan yang berbahaya bagi lingkungan, seperti kayu bakar dalam jumlah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun