Mohon tunggu...
Siti Suhanah
Siti Suhanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mikom Universitas Bakrie

Saya adalah seorang individu yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam segala hal yang saya lakukan. Saya percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya dapat mencapai segala impian dan tujuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seminggu Tanpa Media Sosial di Kantor : Fokus atau Gelisah?

9 Januari 2025   21:31 Diperbarui: 9 Januari 2025   21:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia yang serba digital, media sosial adalah bagian dari rutinitas. Tapi, bagaimana jadinya jika satu kantor memutuskan untuk berhenti menggunakannya selama seminggu?

Eksperimen ini dilakukan di sebuah startup teknologi dengan 30 karyawan. Selama tujuh hari, mereka dilarang mengakses platform seperti Instagram, TikTok, atau LinkedIn. Tidak hanya selama jam kerja, tetapi juga di luar kantor. Sebagai gantinya, mereka diminta mencatat pengalaman mereka dalam sebuah jurnal.

Hasilnya tidak hanya mengungkap dampak media sosial terhadap produktivitas, tetapi juga menunjukkan bagaimana hal ini memengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan mental.

Hari Pertama: Keterkejutan Digital

Hari pertama eksperimen diwarnai kegelisahan. Banyak peserta mengaku tanpa sadar mencoba membuka aplikasi media sosial. Refleks ini memperlihatkan seberapa besar ketergantungan mereka terhadap perangkat digital.

"Rasanya seperti kehilangan sesuatu," ujar seorang peserta dari tim pemasaran. "Biasanya, media sosial jadi pelarian ketika saya merasa bosan atau jenuh."

Hal ini mencerminkan kebiasaan yang sulit diubah, meski dampaknya belum sepenuhnya disadari.

Hari Ketiga: Produktivitas Mulai Terasa

Dua hari pertama penuh dengan tantangan, tetapi pada hari ketiga, perubahan mulai terasa. Beberapa peserta merasa lebih fokus saat bekerja karena tidak ada distraksi dari ponsel.

"Saya jadi lebih cepat menyelesaikan pekerjaan," ungkap seorang desainer grafis.

Data dari sistem manajemen tugas kantor menunjukkan produktivitas meningkat hingga 20%. Ini membuktikan bahwa tanpa media sosial, waktu kerja bisa digunakan lebih efektif.

Hari Kelima: Interaksi Tatap Muka Kembali Hidup

Dampak tak terduga dari eksperimen ini adalah meningkatnya interaksi sosial. Tanpa ponsel sebagai pengalih perhatian, karyawan mulai berbicara lebih sering, baik saat istirahat maupun dalam diskusi kerja.

"Sebelumnya, kami jarang makan siang bersama. Sekarang, obrolan ringan saat makan terasa lebih menyenangkan," ujar seorang staf HR.

Interaksi ini juga memperbaiki suasana kerja, menciptakan ikatan yang lebih erat antar karyawan.

Hari Ketujuh: Refleksi Akhir

Di penghujung eksperimen, peserta merefleksikan pengalaman mereka. Sebagian besar merasa lebih produktif dan tenang, tetapi ada juga yang merasa kehilangan akses ke informasi atau hiburan.

"Awalnya sulit, tetapi akhirnya saya merasa lebih 'hadir' dalam kehidupan sehari-hari," kata seorang programmer.

Namun, tidak semua peserta merasakan manfaat yang sama. Beberapa justru merasa kesulitan karena pekerjaan mereka erat kaitannya dengan media sosial

Tiga Hal yang Dapat Diambil dari Eksperimen Ini

  1. Media Sosial Bukan Sekadar Hiburan
    Bagi banyak orang, media sosial adalah pelarian sekaligus alat komunikasi. Namun, jika penggunaannya tidak terkendali, ia menjadi penghalang produktivitas.

  2. Koneksi Langsung Lebih Bermakna
    Interaksi tatap muka di tempat kerja terasa lebih mendalam tanpa gangguan layar. Ini mengingatkan kita pentingnya hubungan manusia dalam lingkungan profesional.

  3. Batasan Teknologi Dibutuhkan
    Eksperimen ini menunjukkan bahwa membatasi akses media sosial bisa menjadi cara efektif untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih fokus dan harmonis.

Seminggu tanpa media sosial di kantor menjadi tantangan yang membuka wawasan. Hasilnya, produktivitas meningkat, hubungan sosial membaik, meski ada konsekuensi kehilangan akses terhadap informasi instan.

Apakah kantor Anda siap mencoba eksperimen serupa? Atau Anda punya pengalaman lain yang ingin dibagikan? Yuk, diskusikan di kolom komentar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun