Mohon tunggu...
Siti Suhanah
Siti Suhanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mikom Universitas Bakrie

Saya adalah seorang individu yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam segala hal yang saya lakukan. Saya percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya dapat mencapai segala impian dan tujuan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Rahasia Komunikasi yang Membuat Anak Selalu Merasa Dicintai

8 Januari 2025   18:11 Diperbarui: 8 Januari 2025   18:10 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Sederhana - https://www.facebook.com/278850049383001/photos/a.278850069382999/278851879382818/

Mengapa Komunikasi Itu Penting?


Komunikasi dalam keluarga lebih dari sekadar bertukar kata. Ini adalah jembatan yang menghubungkan kasih sayang, pengertian, dan kepercayaan. Sayangnya, di tengah kesibukan sehari-hari, komunikasi sering kali hanya menjadi rutinitas tanpa makna. Pertanyaan seperti, "Sudah makan?" atau "Tugas sekolah sudah selesai?" kerap menggantikan dialog yang seharusnya membangun ikatan emosional.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Communication mengungkapkan fakta menarik: keluarga yang meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati memiliki hubungan emosional yang lebih kuat. Lebih dari itu, anak-anak dari keluarga ini cenderung tumbuh dengan rasa percaya diri, kemampuan mengelola stres, serta hubungan sosial yang lebih baik.

Jika komunikasi begitu penting, mengapa banyak keluarga masih merasa kesulitan? Jawabannya ada pada tantangan sehari-hari yang sering tidak disadari.

Tantangan dalam Menjalin Komunikasi dengan Anak


Banyak orang tua memiliki niat baik untuk berkomunikasi dengan anak mereka. Namun, ada beberapa kebiasaan yang tanpa sadar menjadi penghalang, di antaranya:

  1. Menyalahkan atau Menghakimi
    Ketika anak melakukan kesalahan, kritik sering kali menjadi respons pertama. Padahal, yang dibutuhkan anak adalah empati dan arahan, bukan vonis.

  2. Multitasking Saat Anak Berbicara
    Mendengarkan sambil memeriksa ponsel? Kebiasaan ini terlihat sepele, tetapi bisa membuat anak merasa diabaikan.

  3. Kurangnya Kesadaran pada Bahasa Nonverbal
    Nada suara, gestur tubuh, atau tatapan mata kita sering kali "berbicara" lebih keras daripada kata-kata. Jika kita terlihat tidak sabar, anak pun enggan berbagi.

Keluarga Sederhana - https://www.facebook.com/278850049383001/photos/a.278850069382999/278851879382818/
Keluarga Sederhana - https://www.facebook.com/278850049383001/photos/a.278850069382999/278851879382818/

Langkah Efektif Membangun Komunikasi yang Menyentuh Hati


Membangun komunikasi yang hangat tidak memerlukan usaha besar. Dengan langkah-langkah kecil berikut, Anda dapat menciptakan hubungan yang lebih erat dengan anak:

  1. Fokus Sepenuhnya pada Anak
    Hentikan aktivitas Anda saat anak berbicara. Tatap matanya, dengarkan tanpa menyela, dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar hadir untuk mereka.

  2. Gunakan Kata-Kata yang Mendukung
    Daripada berkata, "Kamu selalu malas mengerjakan tugas!", ubah menjadi, "Ibu yakin kalau kamu mencoba lebih fokus, hasilnya pasti lebih baik." Kata-kata positif dapat membangun kepercayaan diri anak tanpa membuat mereka merasa tertekan.

  3. Validasi Emosi Anak
    Ketika anak mengeluh atau sedih, hindari meremehkan perasaannya. Gunakan kalimat seperti, "Ibu tahu itu pasti berat untuk kamu." Dengan begitu, anak merasa dimengerti dan didukung.

  4. Jadikan Percakapan Sebagai Diskusi
    Alih-alih memerintah, ajak anak berdiskusi. Contoh: "Menurut kamu, bagaimana cara kita menjaga rumah tetap rapi?" Langkah ini melatih anak untuk berpikir kritis sekaligus merasa dihargai.

  5. Luangkan Waktu Khusus
    Tidak perlu kegiatan mewah. Cukup duduk bersama, membaca buku, atau memasak bersama untuk menciptakan momen berkualitas yang mempererat hubungan emosional.

Tips Khusus untuk Orang Tua di Indonesia


Sebagai orang tua di Indonesia, budaya keluarga yang erat bisa menjadi kekuatan besar. Berikut beberapa tambahan yang relevan:

  • Gunakan Ungkapan Khas Lokal
    Bahasa sehari-hari seperti, "Apa yang bikin kamu senyum hari ini?" dapat mencairkan suasana dan membuka percakapan lebih dalam.

  • Manfaatkan Momen Kebersamaan Tradisional
    Saat makan bersama, coba tanyakan kabar mereka dengan hangat. Kebiasaan ini bisa menjadi rutinitas yang penuh makna.

  • Cerita Sebagai Media Komunikasi
    Gunakan cerita atau dongeng untuk menyampaikan nilai-nilai tanpa terkesan menggurui.

Manfaat Komunikasi Positif untuk Keluarga


Ketika Anda konsisten menerapkan komunikasi positif, hasilnya akan sangat terasa:

  • Anak Merasa Dicintai dan Dihargai
    Mereka tumbuh dengan rasa percaya diri dan mengetahui bahwa mereka penting bagi orang tua.

  • Mengurangi Konflik dalam Keluarga
    Dengan saling mendengarkan, kesalahpahaman dapat diminimalkan.

  • Meningkatkan Kesehatan Emosional Anak
    Kata-kata positif membantu anak mengelola stres dan menghadapi tantangan hidup.

  • Mempererat Ikatan Orang Tua dan Anak
    Hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang terbangun dari komunikasi yang baik.

Kunci Kehangatan Ada di Komunikasi Anda


Komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan hati. Dengan langkah-langkah sederhana seperti memberi perhatian penuh, menggunakan kata-kata positif, dan memvalidasi perasaan anak, Anda dapat menjadi orang tua yang tidak hanya dicintai tetapi juga menjadi tempat aman bagi anak-anak Anda.

Ingat, setiap kata yang Anda ucapkan adalah hadiah berharga bagi mereka. Mulailah dengan pertanyaan sederhana hari ini: "Apa yang bisa Ibu bantu supaya harimu lebih menyenangkan?". 

Semoga Bermanfaat........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun