Imam Syafi'i, salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam, dikenal tidak hanya sebagai seorang ulama dan pendiri mazhab fikih, tetapi juga sebagai penyair yang memiliki kepekaan mendalam terhadap kehidupan dan manusia. Salah satu syairnya yang paling dikenal adalah "Da'il Ayyam" (Biarkan Hari Berlalu). Dalam syair ini, Imam Syafi'i menyampaikan pesan tentang ketenangan jiwa, keimanan kepada takdir, dan kebijaksanaan dalam menghadapi ujian hidup. Syair ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sarat dengan nasihat yang relevan untuk berbagai zaman.
MAKNA DAN PESAN "DA'IL AYYAM"
Syair "Da'il Ayyam" berbunyi:
دَعِ الأَيَّامَ تَفْعَل مَا تَشَاءُ ** وَطِبْ نَفْساً إذَا حَكَمَ الْقَضَاءُ
Da'il ayyāma taf‘alu mā tashā’** Waṭib nafsan idhā ḥakama al-qaḍā’
وَلا تَجْزَعْ لِنَازِلَةِ اللَّيَالِـي ** فَمَا لِـحَوَادِثِ الدُّنْيَا بَقَاءُ
Walā tajza‘ li-nāzilati al-layālī ** Famā liḥawāditsi al-dunyā baqā’
Terjemahan:
Biarkan hari-hari berlalu sebagaimana ia menginginkan, Tenangkanlah dirimu ketika takdir telah ditetapkan. Janganlah gelisah menghadapi peristiwa malam-malam, Karena peristiwa dunia tidaklah abadi.
Melalui bait ini, Imam Syafi'i mengajarkan sikap tawakal kepada Allah, kepercayaan terhadap ketentuan-Nya, dan ketenangan dalam menghadapi ujian. Pesannya sederhana namun mendalam: kehidupan ini adalah perjalanan yang penuh dengan peristiwa baik dan buruk. Tidak ada yang abadi di dunia, dan karena itu, kita harus menerima segala sesuatu dengan ikhlas.
KONTEKS FILOSOFIS DAN SPIRITUALITAS
Dalam Islam, takdir (qadha dan qadar) adalah salah satu pilar keimanan. Syair "Da'il Ayyam" mencerminkan kepercayaan ini dengan sempurna. Imam Syafi'i tidak meminta kita untuk pasif, tetapi untuk menyadari bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali manusia. Ketika kita menghadapi kesulitan atau kegagalan, penting untuk tidak larut dalam kesedihan atau putus asa. Sebaliknya, kita diajak untuk berserah diri kepada Allah sambil terus berusaha sebaik mungkin. Selain itu, syair ini juga berbicara tentang ketenangan jiwa (ithmi'nan). Dalam dunia yang penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, ketenangan jiwa adalah karunia yang sangat berharga. Imam Syafi'i mengingatkan bahwa ketenangan itu bisa dicapai dengan menerima kenyataan dan bersandar pada Allah.
Relevansi dalam dunia modern, yang penuh dengan stres, kecemasan, dan tekanan hidup, menunjukkan bahwa pesan ini tidak hanya berlaku pada zaman Imam Syafi'i, tetapi tetap relevan untuk kehidupan sehari-hari kita. Dunia kini menawarkan berbagai tantangan dari masalah sosial hingga masalah pribadi yang sering kali membuat banyak orang merasa tertekan. Dalam konteks ini, syair ini memberi nasihat untuk menjaga kedamaian batin, menerima segala situasi dengan hati yang lapang, dan menyadari bahwa kesulitan adalah bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan.
RELEVANSI DI ZAMAN MODERN
Meskipun syair ini ditulis berabad-abad yang lalu, pesannya tetap relevan di era modern. Dunia saat ini dipenuhi dengan tekanan hidup, ketidakpastian, dan tantangan yang sering kali membuat manusia merasa cemas. Pesan "Da'il Ayyam" adalah pengingat untuk tidak terlalu terikat pada peristiwa duniawi. Ketika seseorang menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara, mereka dapat melihat kehidupan dengan perspektif yang lebih luas. Dalam konteks kesehatan mental, pesan ini juga penting. Banyak orang saat ini mengalami stres dan kecemasan karena merasa tidak mampu mengendalikan situasi di sekitar mereka. Dengan memahami bahwa tidak semua hal berada dalam kendali manusia, kita dapat belajar untuk menerima kenyataan dengan lebih lapang dada.
Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat juga membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Terlalu fokus pada hal-hal duniawi seperti pencapaian materi, status sosial, atau ambisi pribadi bisa menyebabkan seseorang lupa akan nilai-nilai yang lebih mendalam dalam hidup. Dalam konteks ini, syair Imam Syafi'i mengingatkan kita untuk tidak terjerat dalam hiruk-pikuk kehidupan dunia, tetapi untuk selalu menjaga keseimbangan antara usaha duniawi dan keimanan spiritual yang menghubungkan kita dengan Tuhan.
KARYA SASTRA YANG MENGINSPIRASI
Syair "Da'il Ayyam" juga merupakan contoh indah dari sastra Arab klasik. Penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis menunjukkan keahlian Imam Syafi'i sebagai penyair. Syair ini tidak hanya menginspirasi umat Islam, tetapi juga mereka yang menghargai keindahan kata-kata. Lebih dari itu, syair ini menjadi bukti bahwa seni dan agama dapat berjalan beriringan. Dalam tradisi Islam, seni sering kali digunakan sebagai medium untuk menyampaikan pesan spiritual. "Da'il Ayyam" adalah salah satu contoh bagaimana sastra dapat menjadi alat untuk memperkuat keimanan dan membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Di samping itu, syair ini juga menggambarkan kemampuan Imam Syafi'i untuk merangkai kata-kata yang menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran akan makna hidup. Keindahan bahasa yang digunakan tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga membawa pesan yang dalam dan relevan bagi siapa saja yang membacanya, baik di masa lalu maupun masa kini. Karya sastra seperti ini membuktikan bahwa sastra, selain berfungsi sebagai hiburan, juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan spiritual.
PELAJARAN UNTUK KEHIDUPAN DARI SYAIR "DA'IL AYYAM", KITA DAPAT MENGAMBIL BEBERAPA PELAJARAN PENTING:
Ketabahan dalam Menghadapi Ujian: Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan kita. Ujian adalah bagian dari kehidupan, dan cara kita meresponsnya menunjukkan kekuatan iman kita. Imam Syafi'i mengingatkan bahwa ketabahan dan keikhlasan adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit. Dengan menerima takdir dan tetap bersabar, kita dapat mengatasi segala rintangan yang datang..
Penerimaan terhadap Takdir: Tidak semua hal bisa kita kendalikan, dan itu bukanlah kelemahan. Sebaliknya, menerima takdir adalah tanda kekuatan iman dan kebijaksanaan. Dalam syair ini, Imam Syafi'i mengajarkan kita untuk tidak merasa tertekan oleh peristiwa yang datang, melainkan untuk menerima dan berserah diri kepada Allah dengan penuh ketenangan.
Keseimbangan antara usaha dan tawakkal: Meskipun kita diajarkan untuk berserah diri kepada Allah, itu tidak berarti kita harus berhenti berusaha. Sebaliknya, kita harus terus bekerja keras sambil tetap percaya bahwa hasilnya adalah ketentuan Allah. Imam Syafi'i mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dengan semangat dan usaha, namun tetap rendah hati dan mengandalkan takdir yang telah ditentukan.
KESIMPULAN
Syair "Da'il Ayyam" karya Imam Syafi'i adalah warisan berharga yang mengandung kebijaksanaan abadi. Melalui syair ini, kita diajarkan untuk menerima kehidupan dengan ikhlas, menjaga ketenangan jiwa, dan selalu bersandar pada Allah dalam menghadapi berbagai ujian. Dalam dunia yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, pesan dari syair ini menjadi semakin relevan.
Sebagai umat manusia, kita perlu mengingat bahwa dunia ini hanyalah tempat sementara. Dengan mempraktikkan pelajaran dari "Da'il Ayyam", kita dapat menjalani hidup dengan lebih damai, penuh rasa syukur, dan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya. Dalam setiap baitnya, Imam Syafi'i mengajarkan bahwa ketenangan sejati hanya dapat ditemukan ketika kita menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan penuh kepercayaan dan cinta,
(Siti Soleha, Mahasiswa BSA FAI UAD)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI