Mohon tunggu...
Siti Soleha
Siti Soleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya lebih suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Al-Fatih 1453 : Penaklukan kota konstantinopal

11 Januari 2025   15:35 Diperbarui: 11 Januari 2025   15:35 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Muhammad Al Fatih memimpin Sholat Jum'at terbesar sepanjang sejarah umat manusia (sumber : https://yoursay.suara.com/)

Film Al-Fatih 1453, yang disutradarai oleh Faruk Aksoy, mengisahkan sejarah persaingan antara dua kekuatan besar, yaitu Kekaisaran Romawi (Byzantium) dan Kesultanan Utsmaniyah. Pada masa itu, pasukan Kesultanan Utsmaniyah dipimpin langsung oleh Sultan Muhammad Al-Fatih, yang dikenal juga sebagai Sultan Mehmed II. Sultan Mehmed II lahir di Edirne pada 29 Maret 1432. Sejak kecil, ia telah menerima pendidikan mendalam tentang agama dan tumbuh menjadi seorang pemimpin yang tangguh.

Rasulullah saw mengatakan sebuah hadis berikut, Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335).

Tekad Sultan Muhammad Al-Fatih untuk menaklukkan kota Konstantinopel tercermin dari upayanya yang tak kenal lelah dalam mempersiapkan dan menjalankan strategi selama pengepungan kota tersebut. Kemampuannya dalam memainkan politik secara cerdas dan kreatif sebagai seorang pemimpin semakin memperkuat langkahnya menuju kemenangan.

Muhammad Al-Fatih memiliki keahlian dalam merancang dan menerapkan strategi politik yang cepat dan tepat, memberikan dampak positif bagi Kesultanan Utsmaniyah. Jika dibandingkan, kekuatan militer Turki Utsmaniyah sebenarnya masih tertinggal jauh dari total kekuatan militer negara-negara Kristen Eropa. Namun, berkat kecerdasannya dalam menjalankan peran sebagai Sultan dengan strategi politik yang efektif, ia berhasil memenangkan pertempuran besar. Akhirnya, ia mampu merebut kota Konstantinopel dan mengakhiri sejarah panjang Kekaisaran Bizantium.

Strategi Politik Muhammad al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel

Dalam mencapai sebuah tujuan, diperlukan usaha, kerja keras, dan tekad yang kuat. Hal ini juga diterapkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih. dalam upayanya menaklukkan Konstantinopel, al-Fatih merancang strategi yang sangat matang. Langkah ini dilakukannya untuk mewujudkan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan keutamaan pasukan yang akan menaklukkan kota tersebut. Sebagai langkah awal, al-Fatih memberikan misi kepada para bawahannya, menanamkan semangat jihad dalam diri mereka, serta meyakinkan bahwa merekalah pasukan yang dimaksud dalam hadis tersebut.

Dengan bekal yang matang dan pemahaman mendalam tentang medan perang, Al-Fatih berhasil melangkah menuju ambisi besarnya. Perlu diketahui bahwa sebelum Al-Fatih berkuasa, para khalifah dan komandan kaum Muslimin telah berusaha menaklukkan kota tersebut pada berbagai periode. Namun, upaya mereka belum berhasil karena Konstantinopel memiliki pertahanan militer yang sangat kuat.

Al-Fatih tidak ingin mengalami kegagalan seperti para khalifah sebelumnya. Oleh karena itu, ia melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Konstantinopel, mempelajari setiap aspek kota tersebut, termasuk kekuatan dan kelemahannya. Salah satu kelemahan Konstantinopel adalah konflik sengit antara dua gereja Ortodoks, yang semakin memanas ketika Paus berusaha menyatukan kedua gereja tersebut. Upaya ini memicu perlawanan terhadap aliansi antara raja dan Gereja Katolik. Di sisi lain, kekuatan Konstantinopel terletak pada pertahanan militernya yang tangguh dan benteng-benteng yang sangat kokoh. Oleh karena itu,  Al-Fatih mempersiapkan strategi matang untuk menaklukkan Konstantinopel. Ia mengumpulkan informasi penting tentang kota tersebut, menyusun peta-peta sesuai dengan rencana blokade, dan bahkan langsung meninjau kondisi tembok-tembok kota untuk mengukur kekuatan dan ketahanannya. Menurut para peneliti, langkah ini dilakukan untuk memahami situasi dan kondisi secara mendalam, sehingga strategi yang disusun dapat berjalan dengan efektif tanpa adanya kesalahan besar.

Jika Konstantinopel berhasil jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah, dampaknya akan sangat luar biasa. Kota ini memiliki peran yang sangat penting di dunia, bahkan Rasulullah SAW pernah menyebutkan keutamaan kota tersebut dalam sabdanya. Keberhasilan menguasai Konstantinopel akan menjadi sumber kebanggaan sekaligus prestasi besar bagi Kesultanan Utsmaniyah.

Setelah memiliki misi yang jelas dan melakukan evaluasi, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi, yang menjadi hal penting dalam menghadapi medan perang. Al-Fatih memulai persiapannya dengan mengumpulkan persenjataan sebagai langkah awal peperangan. Untuk itu, ia mengundang seorang insinyur bernama Urban, yang sebelumnya bekerja di Konstantinopel namun berhenti karena pihak kota tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Urban kemudian menawarkan kerja sama dengan Al-Fatih untuk merancang dan membuat meriam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun