Mohon tunggu...
Siti Sofiah
Siti Sofiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Outside: Mahasiswi Inside: WayZenNi

Seeing the happiness of other is also happiness.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

8 Kolaborasi Reinkarnasi Era Mati: Lakon '1974' oleh Teater Petrikor

3 Juli 2023   20:44 Diperbarui: 3 Juli 2023   20:49 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: lakon 1974

Kehidupan warga Bojongsari yang awalnya adem-ayem, mulai terusik ketika kepala desa baru yakni Yandi sudah terpilih dan dilantik dan membuat warga Bojongsari mulai terpecah menjadi dua kubu yakni kubu yang berada di bawah pihak pemerintah yang kapitalis, dengan kubu masyarakat bawah yang menentang pihak kapitalisme tersebut sebagai bentuk aksi mempertahankan lahan mereka di Bojongsari dan perlawanan modernisasi yang diusung oleh Kades baru. 

Pementasan ini berpusat pada tokoh Gatra seakan memimpin untuk menentang kapitalisme yang diusung oleh kepala desa baru. Dalam pementasan tersebut juga disuguhkan adegan perkelahian antara warga kampung Bojongsari. Namun, yang saya soroti pada adegan tersebut adalah tokoh Gatra yang menunjukkan silatnya untuk melawan para ajudan dari Laura Direktur Perusahaan yang memang sudah bersekutu dengan kepala desa baru. 

Dokumentasi Pribadi: Lakon 1974
Dokumentasi Pribadi: Lakon 1974

Pergelutan itu berakhir oleh kekalahan Gatra yang berhasil dilumpuhkan sekaligus ditangkap oleh para ajudan. Pada adegan tersebut Gatra diikat di sebuah kursi, wajahnya sempat ditutupi oleh karung. Adegan epiknya terjadi ketika Gatra menyuarakan kegelisahannya dalam bentuk pembacaan puisi yang isinya sepenuhnya tidak saya ingat. 

Lalu adegan ditutup dengan kehadiran para aktor-aktris lainnya di atas panggung menemani Gatra yang masih duduk terikat di kursi. Para aktor-aktris lakon tersebut serentak menyairkan potongan lirik lagu 'Darah Juang'. 

Dokumentasi Pribadi: lakon 1974
Dokumentasi Pribadi: lakon 1974

Untuk keseluruhan lakon 1974 dipentaskan dengan ciamik. Walau mungkin ada bagian di mana akting aktor dari lakon tersebut masih cenderung terlihat kaku. Namun, untuk hitungan pementasan pertama kali, teater Petrikor sudah berhasil karena berani untuk tampil didepan ratusan mata yang menonton. 

Apresiasi besar untuk Muhammad Ibnu Shina sebagai sutradara, dengan ditemani Ahmad Fahmi Saputra sebagai pimpinan produksi sekaligus penulis naskah, beserta para jajaran tim yang terlibat dalam pementasan tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun