Mohon tunggu...
Siti Sindi Hoirunisa
Siti Sindi Hoirunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa - Fakultas Ilmu Komunikasi - Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Menikmati Keindahan Alam Wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi, Tempat Wisata Cianjur yang Mengedukasi

26 Juli 2024   12:40 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Masuk Kampung Budaya Padi Pandanwangi

                                                                                     Sabtu, 13 Juli 2024 | 11:36 WIB 

 Salah satu tempat wisata Cianjur yang masih baru dan keindahan alamnya terjamin yaitu Kampung Budaya Padi Pandanwangi.

Di sini memiliki tempat edukasi seperti museum tani, museum yang menyimpan barang-barang koleksi berupa alat pertanian, khususnya berkaitan dengan padi pandanwangi.

Setelah berkeliling menikmati suasananya, jangan lupa untuk mengabadikan diri di spot - spot foto instagramable.

Di antaranya jembatan kayu dan bambu yang membentang panjang, kemudian di ujungnya membentuk sebuah lingkaran besar.

Kampung Budaya Padi Pandanwangi
Kampung Budaya Padi Pandanwangi

Menelusuri sawah yanag terbentang luas
Menelusuri sawah yanag terbentang luas

TUMBUH dengan subur dan elok, Pandanwangi turut serta menjadi warisan kebanggaan masyarakat Cianjur. Keindahan yang tersimpan dalam hamparan sawah yang luas menjadikan Pandanwangi sebagai budaya yang patut dilestarikan. Aromanya yang khas memberikan keistimewaan Pandanwangi sebagai beras yang  terkenal dengan kualitasnya yang bagus. Kampung Warungkondang, Cianjur menjadi salah satu daerah penghasil padi Pandanwangi.

Petugas Kampung Budaya Padi Pandanwangi menyatakan bahwa tujuan utama didirikannya wisata kampung budaya Padi Pandanwangi ini adalah guna melestarikan beras Pandanwangi yang kini sudah jarang dilakukan masyarakat sekitar.

Perkembangan teknologi nyatanya telah mengubah segalanya. Pandanwangi yang dulu dibanggakan dan dilestarikan kini perlahan mulai surut. Pandanwangi kini hadir dengan beragam kebijakan guna memperbaiki dan mengembalikan pelestarian penanaman padi Pandanwangi. Pemerintah Kabupaten Cianjur mencoba merubah keadaan Pandanwangi dengan upaya pembebasan lahan.

Pandanwangi menjadi salah satu beras lokal dengan varietas unggul, selain teksturnya yang pulen dan rasanya yang enak, Pandanwangi juga terkenal akan aromanya yang wangi. Berbeda dengan beras lokal lainnya, Pandanwangi tumbuh dengan padi yang menjulang tinggi dengan ukuran yang relatif besar.

Selain itu, proses panen padi Pandanwangi bisa terbilang cepat. Dengan waktu enam bulan saja sudah dapat dipanen, jadi sampai satu tahun bisa 2 kali panen.

Upaya melestarikan penanaman Padi Pandanwangi, Pemerintah Kabupaten Cianjur melakukan pembebasan lahan. Berdasarkan keterangan, adanya pembebasan lahan di wilayah Warungkondang seluas Sepuluh hektar. Kemudian dibagi menjadi dua bagian, tujuh hektar sawah sebagai pertanian dan tiga hektar dimanfaatkan untuk objek wisata.

Pembangunan wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi dibangun pada tahun 2017. Lalu pada tahun 2019 wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat sekitar.

Lokasi wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi terletak di Jalan Jambudipa, Mekarwangi, Kecamatan Warungkondong Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43261.

Akses menuju wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi ini cukup mudah dijangkau, sekitar setengah jam dari bunderan Lampu Gentur Cianjur sudah sampai tanpa berjalan jauh lagi. Untuk berkunjung ke wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi dikenakan biaya tiket sebesar Rp7.000/orang.

Selain penanaman padi Pandanwangi sebagai upaya pelestarian penanaman padi Pandanwangi, wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi juga menampilkan objek wisata dengan hamparan sawah yang luas. Terdapat juga beberapa objek wisata lain yang di antaranya, bangunan rumah adat yang dulu digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat sekitar.

Pendopo yang bisa digunakan sebagai tempat berkumpul dan istirahat para wisatawan, patung petani dan hewan munding hitam yang menjadi simbol bahwa dahulu para petani menggunakan munding hitam sebagai alat untuk membajak sawah.

Siti Sindi Hoirunisa (05220000021)

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Indonesia Maju

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun