Mohon tunggu...
Siti Sholihatun Malikah
Siti Sholihatun Malikah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

positive psychology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

INSTRUMEN KUALITATIF

22 April 2015   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INSTRUMEN KUALITATIF

Reaksi yang khas ketika memikirkan pengumpulan data kualitatif adalah dengan berfokus pada jenis data aktual dan prosedur pengumpulannya. Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian,serta sifat objek yang diteliti. Dapat disebutkan antara lain : wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap karya (tulisan, film, karya seni lain), analisis dokumen, analisis pribadi, study kasus, study riwayat hidup, dan lain sebagainya. Bila diperhatikan, metode dasar yang umumnya banyak dipakai dan dilibatkan dalam tipe-tipe penelitian kualitatif diatas adalah observasi dan wawancara. Wawancara dan observasi akan menjadi kunci dalam study kasus dan riwayat hidup. Dasar ketrampilan mewawancara dan melakukanobservasi juga berperan besar terhadap keberhasilan dalam penelitian.

Observasi merupakan proses terbuka dalam memperoleh informasi dari pihak utama dari suatu fenomene yang diteliti. Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” atau “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Jenis-jenis Observasi :

a) Observasi Partisipan (Participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.

b) Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation)

Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang perilaku 3 objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang

guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.

c) Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk (tidak sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan jawaban yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran). Kemudian guru menjumlahkan jawaban dari

masing-masing kriteria penilaian.

d) Observasi Tidak Terstruktur

adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan 4 pengamatan peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

e) Observasi Terbuka

merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat kesimpulan.

f) Observasi Terfokus,

dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.

g) Observasi Sistematik,

observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.

Selanjutnya tentang langkah-langkah observasi adalah sebagai berikut :

üPilih objek

üPahami situasi yang terjadi

üGatekeeper à adalah seorang yang resmi yang memiiki kewenangan untuk memberikan akses terhadap data/informasi.

üAmbil peran sebagai observer

üMultiple observation jika diperlukan

üCatat dan arsipan (deskripsi&reflektif)

Selanjutnya instrumen yang kedua ialah wawancara. Wawancara merupakan proses menggali informasi dari informan secara terbuka. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Tipe-tipe dalam wawancara adalah one on one interview, focus group, telephon interview, email interview.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara :

·Identifikasi informan yang akan diwawancara

·Tentukan tipe wawancara

·Siapkan alat recorder yang tepat

·Catatan wawancara

·Upayakan tempat yang tidak ribut

·Buat rencana, tetapi tetap fleksibel

·Klarifikasi dan elaborasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun