Mohon tunggu...
Sitis Hasibuan
Sitis Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Technical Assisstan Health and Education

Membaca, menulis lalu membagikannya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Mengatasi Writer Block

26 Agustus 2020   18:35 Diperbarui: 27 Agustus 2020   06:54 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mengalami writer's block? Inilah yang saya alami saat ini. Bingung menguraikan apa yang ingin ditulis, rasanya ribuan kosakata yang dibaca tidak terserap sama sekali. Mentok, bolak balik draft tulisan, memandangi secara "dalam" sambil bergumam di dalam hati "apa lagi ya kata-katanya ?", "mau nulis apa ya?" sembari memeriksa gawai". Satu per satu artikel di baca, namun tetap saja, namanya juga mentok.

Menyelaraskan antara kegiatan membaca dan menulis bukan hal yang mudah. Menurut saya pribadi Jika fokus membaca, terbengkalai menulis, jika fokus menulis lupa membaca, sebab sudah keasikan mengungkapkan keserabutan di kepala. Beriringan itu memang sulit. Sama seperti hubungan aku sama kamu, eh.

Kabar baiknya masalah writer's block ini sering terjadi di penulis-penulis berpengalaman. Baik itu penulis profesional ataupun penulis baru seperti saya ini. Tiba-tiba kehabisan kata dan terhenti, bingung, pusing. Masalah ini sebagai tanda bahwa otak dalam keadaan penat dan lelah, sebaiknya tidak memaksakannya, ambil waktu untuk memulainya kembali. Jadi, tidak perlu berlebihan menyikapi writer block ini. Yang terpenting tetap menulis, hehe.

Merriam Webster mengungkapkan bahwa writer's block merupakan kecemasan psikologis yang meredam penulis melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Jadi sebenarnya writer's block itu ketakutan yang luar biasa sebelum menulis, takut tidak sesuai dengan tema, takut tidak diterima penerbit atau takut mengikuti lomba. 

Jika selevel  J.K Rowling  saja pernah mengalami writer's block apalagi saya yang baru mulai menulis bulan lalu hehe. Istilah writer's block diperkenalkan oleh psikoanalisis Edmund Bergler sebagai "a neurotic inhibition of productivity in creative writers. Kecemasan sebelum menulis, dan penuntutan agar tulisan tersebut sempurna.

Wajar-wajar saja sih jika menginginkan kesempurnaan, namun bagaimana jika sudah disibukan dengan penyempurnaan ini lalu lupa memulai. Saya sendiri adalah orang-orang tersebut . bertipe melankolis menginginkan segalanya sempurna. Seiringnya waktu saya memaknai kesempurnaan hanya milik Tuhan, mulai saja dulu baru deh nanti kita pelajari apa yang kurang.

Untuk memahami Writer Block ini ada baiknya kita mengetahui penyebabnya dan beberapa tips yang bisa kita lakukan jika mengalaminya.

Penyebab Writer Block

1. Minimnya Informasi  

Minimnya informasi yang dimiliki terkait tema yang akan ditulis, menambah kebuntuan dan kekakuan penyampaian. Coba bayangkan jika kita sedang membicarakan yang kita sukai tentu dengan panjang lebar kita bisa memaparkannya dengan baik. Dan sebaliknya, jika kita tidak menyukainya informasi terkait juga sekedarnya saja.

Informasi kurang kita kuasai tidak bisa leluasa saat penyampaian dibandingkan dengan topik yang kita kuasai. kondisi ini juga kerap membingungkan. Kita akan berpikir keras menggunakan kata-kata yang tepat. Kurangnya penguasaan ini cendrung membatasi informasi pada penerima pesan. Sebab, Kita juga masih bingung dengan apa yang kita sampaikan.

Memang jika diingat-ingat kembali agustus ini saya belum membaca satu buku pun, hanya beberapa artikel dan beberapa menonton webinar. Yang saya rasakan pemicu writer block ini karena belum membaca buku. Keserabutan di kepala tidak seberat saat saya membaca 29 buku dalam satu bulan, saat saya bisa menyelesaikan target tersebut, berbagai ide yang seliweran hampir tak tertampung rasanya, ada saja ide yang tak sabar ingin di tulis. 

2. Pengelolaan Waktu yang Kurang Baik

Beberapa penyebab yang lain adalah pengelolaan waktu yang kurang baik. Beberapa pelanggaran dari daftar-daftar pekerjaan membuat berantakan semua rencana dan target-target yang ingin dicapai. Perencanaan yang amburadul tentu mempengaruhi dengan target pekerjaan lain.

Ternyata Pengelolaan waktu yang kurang baik mengacaukan segalanya. tidak hanya perencanaan yang amburadul tingkat kesehatan juga berdampak hingga menurunkan efektifitas. Memang ada sebagian orang malah mengeluarkan "power"nya saat di kondisi tertekan. Kalau saya malah bertambah-tambah kebuntuan, hehe.

Kesibukan-kesibukan yang tidak pernah ada habisnya juga menambah penyebab writer block ini. Beberapa pekerjaan baru menyita waktu untuk menyesuaikan. Setiap pagi rasanya sudah seperti zombi saja, mata bengkak kekurangan tidur, ditambah ngambang dan inginnya nge-gas saja, hehe.

Tips Mengatasi Writer Block Sebelum Menulis

1. Banyak Membaca

Saat menulis kita membutuhkan perbendaharaan kosakata yang cukup banyak. Selain untuk menyampaikan keserabutan yang ada di otak, perbendaharaan kosakata juga untuk mengolah data informasi dengan tepat guna. Tidak bertele-tele dan tidak menggunakan bahasa yang sulit. Sehingga pesan yang kita maksudkan tersampaikan dan diterima dengan baik.

Menambah perbendaharaan kosakata tentu kita dapatkan dari bacaan yang kita konsumsi setiap hari. Misalnya begini, jika selama ini kita hanya mengetahui kata makan itu hanya makan, dengan beberapa sumber bacaan yang kita baca ternyata ada kata lain dari makan. Bisa saja mangan, eating, mandre atau yang lainnya.

"Tapi kak aku ga suka baca gimana dong ?" Ya sudah kamu akan sulit menulis. Karna perbendaharaan kosakata tidak pernah ditambah, dan pasti membosankan. Sebab, muter-muter aja di situ hehe. Yang perlu diingat dalam menulis ini, tanamkan rasa kebutuhan membaca, jika sudah merasa membaca adalah suatu kebutuhan, jalan apapun akan kita tempuh, ce ile, udah kayak motivator aja.

Saat membaca kita akan berkesempatan berimajinasi lebih luas. Selain itu kemampuan berpikir kita akan lebih terasah. Saat membaca kita akan melakukan proses kognitif yang lebih panjang. Membaca berpikir kita juga lebih tinggi dibandingkan dengan proses lainnya seperti mendengar atau melihat video. 

2. Suka Berdiskusi 

Berdiskusi yang dilakukan juga akan menambah perbendaharaan kosa kata yang kita miliki. Saat berdiskusi kita akan melakukan pertukaran informasi. Bisa saja informasi yang lawan bicara kita sampaikan merupakan informasi baru bagi kita. Saat berdiskusi berbagai ide-ide akan disajikan. penyaji ide tentu dengan latar belakang berbeda-beda. 

Dengan demikian informasi yang disampaikan tentu akan mewakili latar belakang yang mereka miliki. Kekayaan informasi yang tersaji ini lah bisa kita serap untuk menambah perbendaharaan kosakata. 

Menariknya diskusi menyajikan kekayaan-kekayaan ide. Beragamnya perspektif banyak informasi berharga yang akan kita temukan. Yang terpenting kita tidak merasa lebih mengetahui sehingga kita tidak bisa menghargai sudut pandang orang lain. Sudut pandang dari orang-orang yang baru kita kenal tentu memperkaya perbendaharaan kosakata yang kita miliki.

3. Melakukan Perbandingan

Perbandingan-perbandingan yang kita lakukan tentu akan menambah informasi-informasi yang kita miliki. Perbandingan ini sering saya lakukan ketika mengikuti Blog Competition. Perbandingan yang kerap kali saya lakukan ternyata menambah dan memperluas informasi yang saya miliki. dengan begitu bertambah lagi perbendaharaan kosakata yang saya miliki.

Pernah lomba blog yang saya ikuti membahas tentang peran perempuan. Nah saya cukup antusias dengan tema tersebut dan menceritakan bagaimana kesusahan multi peran sebagai perempuan. Setelah pengumuman saya penasaran bagaimana kriteria para pemenang. 

Setelah saya cari-cari saya langsung membandingkan tulisan pemenang lomba blog tersebut dan seketika saya langsung mengiyakan pantesan dia menang. Banyak informasi yang baru saya dapatkan, pengulasan topik sangat luas dan jelas, mudah dicerna dan informatif. Dengan demikian kosakata saya pun bertambah lagi. 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Sehat selalu, ya. Salam.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun