Mohon tunggu...
Siti Salsabila
Siti Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Singaperbangsa Karawang

Mahasiswa Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang dengan kemampuan dasar di bidang Jurnalistik. Memiliki ketertarikan dalam isu Politik, Perempuan dan Hak Asasi Manusia baik dalam lanskap nasional, regional, maupun internasional. Menguasai pengetahuan dasar mobile journalism, fotografi, dan etika jurnalistik. Pernah aktif sebagai Staff Department Research and Advocacy Amnesty Unsika sehingga mampu mengumpulkan fakta lapangan dan membuat produk jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari Karyawan Unilever Malah Jadi Peternak Ayam! Belajar Kewirausahaan dari Bob Sadino

26 Agustus 2024   04:20 Diperbarui: 26 Agustus 2024   04:20 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Warta Ekonomi.co.id

Siapa yang tidak mengenal Bob Sadino? Salah satu contoh seorang wirausahawan sukses. Wirausahawan nyentrik ini begitu menginspirasi dengan pengalaman hidupnya mulai dari bekerja sebagai karyawan Unilever sampai membangun Kem Chicks yang menjadi motivasi kita dalam dunia kewirausahaan. Beliau memulai perjalanan wirausahanya dari nol dengan cara berpikir kreatif sehingga berhasil menjadi panutan bagi pengusaha muda.

Namun, berpikir kreatif saja tidak cukup, ada beberapa karakteristik kewirausahaan yang harus kita kita ketahui. Menurut Bygrave (1994), wirausahawan yang sukses bukanlah orang-orang biasa, mereka pasti memiliki karakter khas. Dan berikut adalah 10 karakteristik yang biasa dikenal dengan 10 Ds, berikut rangkumannya!

Dream, wirausahawan harus mempunyai mimpi masa depan dan kemampuan untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Decisiveness, wirausahawan memerlukan perencanaan yang matang agar segala sesuatunya berjalan sesuai proses yang diinginkan.

Doers, jika seorang pengusaha mempunyai rencana tindakan, ia akan segera melaksanakannya.

Determination, wirausahawan yang gigih berkomitmen terhadap segala kendala yang dihadapi perusahaan, memberikan perhatian serius dalam mengelola perusahaan secara bertanggung jawab, dan pantang menyerah.

Dedication, wirausahawan memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaannya dengan tetap loyal terhadap perusahaan yang dijalankannya.

Devotion, wirausahawan tidak pernah bosan karena mereka bekerja dengan senang hati dan mencintai karya, produk, dan jasa yang diciptakannya.

Details, secara khusus wirausahawan bisa memperhatikan hal-hal kecil yang dapat menyebabkan pasar kehilangan kepercayaan terhadap perusahaannya, yang dapat berujung pada kebangkrutan perusahaan.

Destiny, wirausahawan bertanggung jawab atas tujuan bisnisnya dan bebas serta tidak bergantung pada orang lain.

Dollars, yang dimaksud di sini adalah uang karena tujuan pengusaha adalah keuntungan, maka dari itu uang menjadi tolak ukur keberhasilan usaha.

Distribute, wirausahawan memperhatikan seluruh karakteristik orang-orang disekitarnya, yang pada akhirnya mengarahkan perusahaan untuk mendistribusikan kepemilikian bisnis kepada orang-orang yang dipercayanya.

Karakteristik ibarat filter alami bagi wirausahawan, namun tidak akan cukup bila tidak diiringi dengan sikap dan kepribadian wirausaha. Kita harus tahu bagaimana bersikap dan jangan lupa bahwa kepribadian yang kuat juga akan menunjang pengelolaan usaha. Di bawah ini adalah sembilan sikap dan kepribadian wirausaha menurut Totok S. WiryaSaputra, ada yang kalian punya?

  • Positive atau berpikir positif;
  • Percaya diri;
  • Genuine;
  • Fokus pada tujuan;
  • Parsistent;
  • Bersedia mengambil risiko;
  • Creative;
  • Healthy competitor;
  • Democratic leader.

Jangan lupa dengan passion yang menjadi bahan bakar dalam berwirausaha, menurut Kamus Britannica, passion adalah perasaan antusias atau gembira ketika melakukan sesuatu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa memiliki passion dapat menjadi kekuatan lain dalam berwirausaha. Menurut saya, dengan memiliki passion dalam berwirausaha akan memberikan semangat, kekuatan, atau dorongan yang kuat untuk membantu wirausahawan menemukan tujuannya dan cepat mencapai tujuan tertentu.

Serupa anak panah, inovasi dan kreativitas tidak dapat dipisahkan dalam berwirausaha. Keduanya membantu perusahaan terus fokus membidik apa kebutuhan pasar untuk meraih keuntungan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks dalam perekonomian global, kreativitas tidak hanya menciptakan keunggulan kompetitif tetapi juga penting bagi keberlanjutan perusahaan. Dan menurut saya, kecenderungan merasa cepat puas dengan pencapaian dapat menyebabkan jatuhnya sebuah perusahaan. Oleh karena itu, inovasi adalah jawaban dari kewirausahaan yang sukses. Seperti Bob Sadino yang penuh kreativitas dan inovasi, setelah penjualan telur ayam yang meningkat, lantas bisnisnya merambah ke sayuran. Dengan kemampuan melihat peluang yang ada, dia mengembangkan buah-buahan dan sayur-mayur luar negeri yang belum ada di Indonesia.

Untuk mendorong kesuksesan, kenali tiga faktor yang dapat mengantarkan kita pada keberhasilan kewirausahaan, yaitu:

1) Kemampuan dan kemauan. Bukan saja kemauan yang kuat untuk sukses, wirausahawan yang ingin sukses dalam berbisnis juga harus memiliki skill yang baik dan sesuai dengan bisnis yang digelutinya.

2) Tekad dan kerja keras. Bob Sadino yang bertekad dan konsistensi, membuat penjualan telur ayam yang dilakukannya meningkat dalam sehari menjadi puluhan kilo.

3) Kesempatan dan Peluang. Sebagai seorang wirausaha sebaiknya jangan sampai melewatkan peluang usaha. Misalnya, Bob Sadino yang memiliki rekan bernama Sri Mulyono Herlambang seorang pensiunan Jenderal Angkatan Udara yang merupakan pendiri dan pimpinan Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) berkat merintis usaha ayam ras, menyarankan Bob Sadino untuk memelihara ayam. Bob Sadino melihat hal tersebut menjadi peluang bisnis dan menghasilkan temuan baru yaitu mampu membedakan ukuran telur ayam lokal yang mana ukurannya lebih kecil dibanding ukuran telur ayam yang ada di luar negeri.

Dalam berwirausaha jangan hanya memikirkan soal keuntungan, perhatikan faktor-faktor berikut yang dapat menghambat wirausaha:

1) Tidak berkompeten dalam urusan manajerial. Wirausahawan yang tidak kompeten baik dari segi pengetahuan profesional maupun keterampilan mengolah usaha menjadi penyebab utama mengapa suatu usaha tidak berjalan lancar.

2) Tidak berpengalaman. Keterampilan mengorganisasi, manajemen sumber daya manusia, sampai mengintegrasikan proses bisnis. Pentingnya pengalaman profesional, seperti komunikasi, sangat mempengaruhi karena memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain dan mendapatkan lebih banyak informasi. Contohnya, kemampuan Bob Sadino untuk mempelajari jenis telur dan kemampuan Bahasa dari pengalaman hidupnya di Eropa, dia menjual telur ayamnya dari pintu ke pintu ke tetangga-tetangganya yang kebanyakan ekspatriat di daerah Kemang, Jakarta.

3) Kurangnya pengelolaan keuangan. Jika kita tidak bisa menjaga arus kas maka akan mempengaruhi manajemen perusahaan, sehingga perlu memeriksa dengan cermat aspek keuangan, seperti menjaga arus kas dan mengelola pengeluaran serta keuntungan secara detail.

4) Gagal dalam langkah awal yaitu perencanaan. Dapat dikatakan bahwa langkah awal yang baik dan sempurna menentukan tujuan akhir dari usaha tersebut, jika rencana tersebut gagal maka kita akan menemui kesulitan yang akan menjadi penghambat kesuksesan.

5) Lokasi yang tidak sesuai. Ada banyak faktor yang dapat mempersulit pengambilan keputusan lokasi, seperti tidak memiliki lahan yang cocok untuk menjalankan bisnis akan menentukan apakah perusahaan dapat beroperasi secara efisien atau tidak.

6) Kurangnya pemantauan perangkat. Dalam dunia usaha, pengawasan memegang peranan penting dalam menjaga kualitas produk dan jasa yang dikelola.

7) Kurangnya integritas bisnis. Tanpa sikap serius, wirausahawan akan mudah gagal jika menemui hambatan dalam menjalankan usahanya sehingga berujung pada kegagalan usaha.

 

Dalam berwirausaha pasti ada untung-rugi, Lambing dan Kuehl (2000: 19-20) mengemukakan beberapa keuntungan dan kerugian kewirausahaan. Adapun keuntungan kewirausahaan sebagai berikut:

1. Otonomi, dimana pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. Seperti yang dikatakan Bob Sadino, "setinggi apapun pangkat yang kamu miliki, kamu tetaplah karyawan. Tapi sekecil apapun usahamu, kamu tetaplah bosnya."

2. Tantangan awal dan perasaan bermotivasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.

3. Kontrol finansial, dimana bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

Disamping beberapa keuntungan di atas, kita juga bisa rugi! Perhatikan beberapa hal di bawah ini agar kita tahu risiko jadi wirausahawan:

1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, bahkan hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

2. Beban tanggung jawab. Dimana wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.

3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri maka margin laba yang diperoleh akan relative kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

"Banyak orang tanya, 'bisnis apa yang bagus?' jawabannya, 'bisnis yang bagus adalah yang DIBUKA, bukan yang ditanya terus," ucap Bob Sadino untuk kamu yang baru mau memulai berwirausaha. Setelah membaca sederet informasi dasar kewirausahaan, berikut tips dalam memulai usaha baru dari Buku Kewirausahaan terbitan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan:

1. Pilih bidang bisnis yang Kita minati, sukai, dan ketahui dengan baik.

Perusahaan didirikan ketika seseorang mempunyai keberanian untuk mengembangkan perusahaan baru atau melakukan inovasi. Proses kewirausahaan mencakup seluruh fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berkaitan dengan meraih peluang dan membangun organisasi bisnis. Hal ini memang tidak mudah, apalagi bagi mereka yang sudah lama berada di zona aman dan sudah terbiasa yang seringkali merusak naluri untuk menekuni minat dan hobi yang kreatif dan bisa menghasilkan uang. Namun, kita bisa mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan melalui magang dan kolaborasi dengan berbagai orang sukses dari segmen wirausaha, seperti Bob Sadino yang belajar dari rekannya Sri Mulyono Herlambang.

2. Kembangkan dan perluas jaringan bisnis dan pertemanan Kita.

Ingat ucapan Bob Sadino ini, "Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu."

Jadi, dalam menjalankan kegiatan usaha sebagai wirausaha, kerjasama usaha dengan para pemangku kepentingan sangatlah penting, dan tentunya penting untuk memilih mitra yang lebih menguntungkan dari kemampuan sendiri, serta bekerjasama dengan koperasi dan perbankan untuk mencapai keunggulan. Beberapa ahli menyarankan jika individu merasa takut untuk memulai usaha sendiri, maka memulai usaha secara berkelompok adalah salah satu alternatifnya. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas interaksi sosial memungkinkan individu membentuk kelompok wirausaha yang akan memberikan cara untuk membangun dan dukungan pengembangan bisnis yang sering kali diberikan oleh rekan kerja.

3. Tentukan keunikan dan nilai luar biasa dari produk/jasa kita.

Perusahaan Bob Sadino berekspansi ke bidang agribisnis, tepatnya hortikultura dengan mengelola kebun sayur untuk dikonsumsi ekspatriat di Indonesia. Pada saat itu, belum ada yang menerapkan sistem bertani yang diperkenalkan oleh Bob Sadino sehingga membuatnya terlihat unik. Berdasarkan konsep bisnis tersebut, Bob Sadino memutuskan untuk memulai bisnis bernama Kem Farm yang bekerja sama dengan petani local yang sangat bernlai luar biasa sampai Bob Sadino membuka usaha supermarket bernama Kem Chicks. Jadi, menurut saya, dimana pun perusahaan berada, orang-orang mencari keterampilan “langka” tertentu atau melihat sesuatu yang unik menjadi branding perusahaan.

4. Menjaga kredibilitas dan citra merek.

Saat memulai bisnis, menjaga kualitas dan citra merek sangatlah penting, banyak orang mengabaikan atau melupakan nama baik, merek, dan pendapat orang tentang produk dan layanan kita.

5. Menghemat biaya operasional sesuai rencana dan mengamankan investasi tambahan pada modal kerja dan peralatan/jasa produksi.

Alifuddin, M., & Razak, M. (2015). Kewirausahaan Strategi Membangun Kerajaan Bisnis. Jakarta Timur: MAGNAScript Publishing.

Dyah Mardiningsih, S. M. (2003). Buku Ajar Kewirausahaan. Semarang: http://eprints.undip.ac.id/.

Ekonomi, W. (jakarta). Nusuk Sampai ke Jantung! Petuah Bob Sadino Nyelekit tapi Menggigit. 2019: Investing.com.

Idris, M. (2022). Apa Itu Passion dan Bedanya dengan Hobi. Kompas.com.

Jonnius. (2013). Menumbuhkembangkan Budaya Kewirausahaan dalam Masyarakat. https://ejournal.uin-suska.ac.id, 50.

Syariati, A. (2022). Kewirausahaan (Cara Mudah Memulai Usaha). Sulawesi Selatan: Pustaka Almaida.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun