Laporan ini bertujuan untuk memenuhi projek akhir dan UAS mata kuliah Asessmen AUD
Dosen Pengampu :
Setiyo Utoyo, M. Pd
Disusun Oleh :
Â
                        Reva Aprilia                22022106
                        Rahma Dini Safitri         22022038
                        Siti Safira                  22022116
                        Shafira Novianty R         22022171
                        Usnaul Marisa             22022175
Latar Belakang
Asesmen Anak Usia Dini (AUD) merupakan komponen krusial dalam pendidikan anak usia dini. Asesmen yang efektif memberikan wawasan mendalam mengenai perkem bangan  fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak, yang pada gilirannya memungkinkan pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang tepat guna dan efektif. Dengan memahami sejauh mana perkembangan anak dalam berbagai aspek, pendidik dapat memastikan bahwa setiap anak menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.
Pentingnya asesmen dalam AUD didasari oleh karakteristik unik perkembangan anak usia dini. Pada periode ini, anak-anak mengalami perkembangan yang sangat pesat dan fundamental yang akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka di masa depan. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif dan akurat mengenai perkembangan anak sangat penting. Asesmen yang baik tidak hanya membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak, tetapi juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan mereka, serta mengidentifikasi kebutuhan khusus yang mungkin memerlukan intervensi lebih lanjut.
Salah satu metode utama dalam melakukan asesmen AUD adalah observasi. Observasi memberikan kesempatan kepada pendidik untuk melihat dan mencatat perilaku anak dalam situasi yang alami dan sehari-hari. Ini berbeda dengan metode tes formal yang sering kali tidak dapat menangkap nuansa perilaku anak yang sebenarnya. Melalui observasi, pendidik dapat mengumpulkan data yang kaya dan kontekstual, yang sangat berharga dalam memahami perkembangan anak secara holistik.
Namun, observasi itu sendiri terdiri dari berbagai teknik yang masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Lima teknik utama yang sering digunakan dalam observasi AUD adalah Daftar Periksa (Checklist), Skala Penilaian (Rating Scales), Rubrik (Rubrics), Running Scale, dan Catatan Anekdot (Anecdotal Record).
Pembahasan Daftar Periksa ( Ceklis )
Daftar periksa merupakan daftar yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan atau bakat. Umumnya, daftar periksa bukan cara yang cukup canggih untuk menangkap kekayaan pembelajaran anak. Pendidik hanya tinggal mengecek pada daftar target pengamatan yang diamati pada anak, misalnya mampu atau tidaknya anak melakukan suatu indikator kegiatan (Setiawan, dkk., 2024).
Daftar periksa dibuat dari kumpulan tujuan pembelajaran atau indikator perkembangan. Daftar item disusun untuk memberikan gambaran umum kepada pengguna tentang urutannya dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Daftar-daftar tersebut kemudian diorganisasikan ke dalam format daftar periksa sehingga guru dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan dalam program instruksional. Karena daftar periksa mewakili kurikulum untuk tingkat kelas, daftar periksa menjadi kerangka kerja untuk penilaian dan evaluasi, perencanaan instruksional, pencatatan, dan berkomunikasi dengan orang tua tentang apa yang sedang diajarkan dan bagaimana kemajuan anak mereka (Wortham, 2012).
Pengertian checklist dalam Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (2018) checklist adalah teknik penilaian dengan cara menandai ketercapaian beberapa indikator tertentu dengan tanda khusus.  Format  yang  berupa checklist terpadu  kadang  kala digunakan untuk observasi  terfokus untuk  tujuan  tertentu, seperti perilaku tampak dalam program yang menyasar  perilaku  tertentuyang  ditujukan oleh   anak. Dimana kriteria dari teknik ceklist tersebut yaitu menggunakan BB (belum berkembang), MB (mulai berkembang), BSH (berkembang sesuai harapan), BSB (berkembang sangat baik) (Adinda & Wahyuni, 2020).
Daftar ceklis biasanya menawarkan format ya/tidak sehubungan dengan unjuk kerja/kinerja/penampilan dari siswa tentang kriteria tertentu. Ini mirip dengan saklar lampu; lampu menyala atau mati. Mereka dapat digunakan untuk mencatat pengamatan individu, kelompok atau seluruh kelas secara klasikal. Daftar Ceklis adalah alat rekam observasi memuat sebuah daftar pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/ kelompok).
Manfaat Daftar Ceklis untuk kepentingan pemahaman diri siswa di antaranya adalah (a) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secara sistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalam waktu singkat, (c) mencatat kemunculan perilaku di dalam dan/ atau di luar sekolah, serta (d) mencatat kemunculan perilaku individu dan kelompok sekaligus.Â
Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Daftar Ceklis : Keunggulan Ceklis mudah digunakan. Karena ceklis membutuhkan sedikit intruksi atau sedikit latihan, maka guru dapat dengan cepat belajar menggunakannya. Tidak seperti tes standar, ceklis dapat digunakan kapan saja asesmen diperlukan. Perilaku dapat dicatat sewaktu-waktu, ceklis selalu ditangan, kapan saja guru memiliki informasi baru, ia dapat memperbaharui catatan. Kelemahan Ceklis membutuhkan waktu untuk menggunakannya. Terutama bila guru-guru baru saja menggunakan ceklis, mereka melaporkan bahwa ketika mereka sedang menyimpan catatan tentang ceklis akan menggurangi waktu mereka dengan siswa.
Â
Kaitan Aspek Emosional Pada Asessmen
       Aspek pengembangan emosional pada anak usia dini merupakan elemen krusial dalam proses pendidikan, dan penerapan media Pohon Perasaan dalam penilaian menggunakan checklist dapat memberikan wawasan mendalam mengenai perkembangan ini. Pohon perasaan adalah media yang membantu anak-anak mengenali dan mengekspresikan berbagai emosi mereka. Dengan mengamati bagaimana anak-anak berinteraksi dengan pohon perasaan, kita dapat menilai kemampuan mereka dalam mengenali, mengidentifikasi, dan mengelola emosi. Dalam konteks penilaian, teknik checklist berfungsi sebagai instrumen yang sistematis untuk mencatat kemajuan anak dalam aspek sosial dan emosional. Checklist ini dirancang sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang mencakup berbagai indikator perkembangan yang relevan.
      Melalui observasi yang dilakukan selama kegiatan project pengembangan emosional anak usia dini melalui pohon perasaan, kita dapat mengumpulkan data tentang bagaimana anak merespons situasi emosional tertentu. Misalnya, ketika seorang anak menunjukkan gambar wajah bahagia atau sedih pada daun yang digambar di pohon perasaan, kita dapat mencatat respons tersebut dalam checklist. Hal ini tidak hanya membantu dalam menilai pemahaman anak tentang emosi dasar seperti senang, sedih, atau marah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pendidik untuk melakukan intervensi yang tepat jika diperlukan. Dengan demikian, teknik checklist berfungsi untuk mendokumentasikan perkembangan emosional secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik kepada orang tua mengenai kemajuan anak mereka.
      Lebih jauh lagi, pengembangan emosional yang efektif di usia dini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan berfungsi dengan baik dalam lingkungan sosial. Anak-anak yang terampil dalam mengenali dan mengelola emosi mereka cenderung lebih baik dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan guru, serta memiliki kemampuan untuk berempati terhadap orang lain. Oleh karena itu, penggunaan pohon perasaan dalam kombinasi dengan teknik checklist tidak hanya mendukung penilaian perkembangan sosial emosional secara holistik tetapi juga membantu membentuk fondasi yang kuat bagi keterampilan sosial anak di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran emosional anak tetapi juga memperkuat hubungan antara pendidik dan anak melalui komunikasi yang lebih terbuka tentang perasaan.
Pengembangan Emosional pada Anak Usia Dini
      Pengembangan emosional pada anak usia dini adalah proses yang krusial dalam pembentukan karakter anak. Menurut Santrock (2011), pengembangan emosional mencakup kemampuan anak untuk mengenali, memahami, dan mengelola perasaan mereka. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang identitas emosional mereka dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dalam konteks emosional. Proses ini sangat penting karena membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional yang akan mempengaruhi hubungan sosial mereka di masa depan.
Pengenalan Emosi pada Anak Usia Dini
      Pengenalan emosi merupakan salah satu aspek dasar dalam pengembangan emosional anak. Berkaitan dengan hal ini, Goleman (1995) mengemukakan bahwa mengenali perasaan diri sendiri adalah langkah pertama dalam mengelola emosi. Pada usia dini, anak mulai belajar mengenali emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut. Hal ini dapat difasilitasi melalui interaksi dengan orang dewasa dan aktivitas yang melibatkan pengenalan ekspresi wajah serta situasi yang memicu emosi tertentu.
Ekspresi Emosi dalam Perkembangan Anak
      Ekspresi emosi pada anak usia dini adalah langkah lanjutan setelah mengenali emosi. Menurut Izard (2009), kemampuan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang tepat merupakan komponen penting dalam pengembangan sosial-emosional mereka. Pada tahap ini, anak belajar untuk mengekspresikan emosi mereka melalui verbal dan non-verbal, seperti menangis saat merasa cemas atau tersenyum saat merasa bahagia. Keterampilan ini berperan dalam membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sosial mereka, baik di rumah maupun di sekolah.
Pengelolaan Emosi dan Penilaian dalam Proyek Perasaan
      Pengelolaan emosi adalah keterampilan lanjutan yang melibatkan kemampuan anak untuk mengatur dan mengendalikan perasaan mereka. Hal ini penting dalam konteks pendidikan anak usia dini, karena anak yang mampu mengelola emosinya lebih cenderung berperilaku positif dalam berbagai situasi. Menurut Denham (2006), pengelolaan emosi dapat dipelajari melalui latihan yang melibatkan pembimbingan orang dewasa, seperti guru atau orang tua. Penilaian terhadap perkembangan emosional anak dapat dilakukan melalui observasi dan asesmen yang memantau kemampuan anak dalam mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka dalam situasi sosial.
Instrumen Daftar Periksa ( Ceklis)
ANAK KE- 1
Nama : Bian
Usia : 8 Tahun
Tanggal  : 14/12/24
ANAK KE- 2
Nama : Alif
Usia : 8 Tahun
Tanggal  : 14/12/24
ANAK KE- 3
Nama : Risma
Usia : 8 Tahun
Tanggal  : 14/12/24
ANAK KE- 4
Nama : Arzi
Usia : 7 Tahun
Tanggal  : 14/12/24
Keterangan :
BB ; Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat BaikÂ
Link DokumentasiÂ
https://drive.google.com/drive/folders/1-zTEkAP7lMy8wwarLIWqr_Y8pi3MTaFoÂ
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, W. N., & Wahyuni, S. (2020). Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Kreativitas Anak Usia Dini di Annur I Sleman Yogyakarta. Jurnal Raudhah, 8(1), 92--104
Berk, L. E. (2013). Child development (9th ed.). Pearson Education.
Denham, S. A. (2006). Social-emotional development in early childhood. Early Education and Development, 17(1), 15-41
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2018. Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ. Bantam Books.
Izard, C. E. (2009). Emotion theory and research: Highlights, unanswered questions, and emerging issues. Annual Review of Psychology, 60, 1-25.
Santrock, J. W. (2011). Child development (12th ed.). McGraw-Hill.
Setiawan, I., Wiyanti, N. T., Kristiani, F. L. S., & Rannu, D. (2024). Asesmen Kebutuhan Anak Usia Dini. CV Jejak (Jejak Publisher).
Wortham, S. C. (2012). Assessment in Early Childhood Education 6th Edition.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H