Mohon tunggu...
siti safira
siti safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

y

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Hasil Penilaian Daftar Periksa Pada Asessmen AUD Dalam Project Pengembangan Emosional AUD Menggunakan Media Pohon Perasaan

20 Desember 2024   13:19 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel instrumen anak ke-1 (Bian)

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi projek akhir dan UAS mata kuliah Asessmen AUD

Dosen Pengampu :

Setiyo Utoyo, M. Pd

Disusun Oleh :

 

                                                Reva Aprilia                              22022106

                                                Rahma Dini Safitri                 22022038

                                                Siti Safira                                   22022116

                                                Shafira Novianty R                 22022171

                                                Usnaul Marisa                         22022175

Latar Belakang

Asesmen Anak Usia Dini (AUD) merupakan komponen krusial dalam pendidikan anak usia dini. Asesmen yang efektif memberikan wawasan mendalam mengenai perkem bangan  fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak, yang pada gilirannya memungkinkan pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang tepat guna dan efektif. Dengan memahami sejauh mana perkembangan anak dalam berbagai aspek, pendidik dapat memastikan bahwa setiap anak menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.

Pentingnya asesmen dalam AUD didasari oleh karakteristik unik perkembangan anak usia dini. Pada periode ini, anak-anak mengalami perkembangan yang sangat pesat dan fundamental yang akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka di masa depan. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif dan akurat mengenai perkembangan anak sangat penting. Asesmen yang baik tidak hanya membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak, tetapi juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan mereka, serta mengidentifikasi kebutuhan khusus yang mungkin memerlukan intervensi lebih lanjut.

Salah satu metode utama dalam melakukan asesmen AUD adalah observasi. Observasi memberikan kesempatan kepada pendidik untuk melihat dan mencatat perilaku anak dalam situasi yang alami dan sehari-hari. Ini berbeda dengan metode tes formal yang sering kali tidak dapat menangkap nuansa perilaku anak yang sebenarnya. Melalui observasi, pendidik dapat mengumpulkan data yang kaya dan kontekstual, yang sangat berharga dalam memahami perkembangan anak secara holistik.

Namun, observasi itu sendiri terdiri dari berbagai teknik yang masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Lima teknik utama yang sering digunakan dalam observasi AUD adalah Daftar Periksa (Checklist), Skala Penilaian (Rating Scales), Rubrik (Rubrics), Running Scale, dan Catatan Anekdot (Anecdotal Record).

Pembahasan Daftar Periksa ( Ceklis )

Daftar periksa merupakan daftar yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan atau bakat. Umumnya, daftar periksa bukan cara yang cukup canggih untuk menangkap kekayaan pembelajaran anak. Pendidik hanya tinggal mengecek pada daftar target pengamatan yang diamati pada anak, misalnya mampu atau tidaknya anak melakukan suatu indikator kegiatan (Setiawan, dkk., 2024).

Daftar periksa dibuat dari kumpulan tujuan pembelajaran atau indikator perkembangan. Daftar item disusun untuk memberikan gambaran umum kepada pengguna tentang urutannya dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Daftar-daftar tersebut kemudian diorganisasikan ke dalam format daftar periksa sehingga guru dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan dalam program instruksional. Karena daftar periksa mewakili kurikulum untuk tingkat kelas, daftar periksa menjadi kerangka kerja untuk penilaian dan evaluasi, perencanaan instruksional, pencatatan, dan berkomunikasi dengan orang tua tentang apa yang sedang diajarkan dan bagaimana kemajuan anak mereka (Wortham, 2012).

Pengertian checklist dalam Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (2018) checklist adalah teknik penilaian dengan cara menandai ketercapaian beberapa indikator tertentu dengan tanda khusus.  Format   yang   berupa checklist terpadu  kadang  kala digunakan untuk observasi   terfokus untuk   tujuan   tertentu, seperti perilaku tampak dalam program yang menyasar  perilaku  tertentuyang  ditujukan oleh    anak. Dimana kriteria dari teknik ceklist tersebut yaitu menggunakan BB (belum berkembang), MB (mulai berkembang), BSH (berkembang sesuai harapan), BSB (berkembang sangat baik) (Adinda & Wahyuni, 2020).

Daftar ceklis biasanya menawarkan format ya/tidak sehubungan dengan unjuk kerja/kinerja/penampilan dari siswa tentang kriteria tertentu. Ini mirip dengan saklar lampu; lampu menyala atau mati. Mereka dapat digunakan untuk mencatat pengamatan individu, kelompok atau seluruh kelas secara klasikal. Daftar Ceklis adalah alat rekam observasi memuat sebuah daftar pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/ kelompok).

Manfaat Daftar Ceklis untuk kepentingan pemahaman diri siswa di antaranya adalah (a) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secara sistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalam waktu singkat, (c) mencatat kemunculan perilaku di dalam dan/ atau di luar sekolah, serta (d) mencatat kemunculan perilaku individu dan kelompok sekaligus. 

Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Daftar Ceklis : Keunggulan Ceklis mudah digunakan. Karena ceklis membutuhkan sedikit intruksi atau sedikit latihan, maka guru dapat dengan cepat belajar menggunakannya. Tidak seperti tes standar, ceklis dapat digunakan kapan saja asesmen diperlukan. Perilaku dapat dicatat sewaktu-waktu, ceklis selalu ditangan, kapan saja guru memiliki informasi baru, ia dapat memperbaharui catatan. Kelemahan Ceklis membutuhkan waktu untuk menggunakannya. Terutama bila guru-guru baru saja menggunakan ceklis, mereka melaporkan bahwa ketika mereka sedang menyimpan catatan tentang ceklis akan menggurangi waktu mereka dengan siswa.

 

Kaitan Aspek Emosional Pada Asessmen

             Aspek pengembangan emosional pada anak usia dini merupakan elemen krusial dalam proses pendidikan, dan penerapan media Pohon Perasaan dalam penilaian menggunakan checklist dapat memberikan wawasan mendalam mengenai perkembangan ini. Pohon perasaan adalah media yang membantu anak-anak mengenali dan mengekspresikan berbagai emosi mereka. Dengan mengamati bagaimana anak-anak berinteraksi dengan pohon perasaan, kita dapat menilai kemampuan mereka dalam mengenali, mengidentifikasi, dan mengelola emosi. Dalam konteks penilaian, teknik checklist berfungsi sebagai instrumen yang sistematis untuk mencatat kemajuan anak dalam aspek sosial dan emosional. Checklist ini dirancang sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang mencakup berbagai indikator perkembangan yang relevan.

            Melalui observasi yang dilakukan selama kegiatan project pengembangan emosional anak usia dini melalui pohon perasaan, kita dapat mengumpulkan data tentang bagaimana anak merespons situasi emosional tertentu. Misalnya, ketika seorang anak menunjukkan gambar wajah bahagia atau sedih pada daun yang digambar di pohon perasaan, kita dapat mencatat respons tersebut dalam checklist. Hal ini tidak hanya membantu dalam menilai pemahaman anak tentang emosi dasar seperti senang, sedih, atau marah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pendidik untuk melakukan intervensi yang tepat jika diperlukan. Dengan demikian, teknik checklist berfungsi untuk mendokumentasikan perkembangan emosional secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik kepada orang tua mengenai kemajuan anak mereka.

            Lebih jauh lagi, pengembangan emosional yang efektif di usia dini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan berfungsi dengan baik dalam lingkungan sosial. Anak-anak yang terampil dalam mengenali dan mengelola emosi mereka cenderung lebih baik dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan guru, serta memiliki kemampuan untuk berempati terhadap orang lain. Oleh karena itu, penggunaan pohon perasaan dalam kombinasi dengan teknik checklist tidak hanya mendukung penilaian perkembangan sosial emosional secara holistik tetapi juga membantu membentuk fondasi yang kuat bagi keterampilan sosial anak di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran emosional anak tetapi juga memperkuat hubungan antara pendidik dan anak melalui komunikasi yang lebih terbuka tentang perasaan.

Pengembangan Emosional pada Anak Usia Dini

            Pengembangan emosional pada anak usia dini adalah proses yang krusial dalam pembentukan karakter anak. Menurut Santrock (2011), pengembangan emosional mencakup kemampuan anak untuk mengenali, memahami, dan mengelola perasaan mereka. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang identitas emosional mereka dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dalam konteks emosional. Proses ini sangat penting karena membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional yang akan mempengaruhi hubungan sosial mereka di masa depan.

Pengenalan Emosi pada Anak Usia Dini

            Pengenalan emosi merupakan salah satu aspek dasar dalam pengembangan emosional anak. Berkaitan dengan hal ini, Goleman (1995) mengemukakan bahwa mengenali perasaan diri sendiri adalah langkah pertama dalam mengelola emosi. Pada usia dini, anak mulai belajar mengenali emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut. Hal ini dapat difasilitasi melalui interaksi dengan orang dewasa dan aktivitas yang melibatkan pengenalan ekspresi wajah serta situasi yang memicu emosi tertentu.

Ekspresi Emosi dalam Perkembangan Anak

            Ekspresi emosi pada anak usia dini adalah langkah lanjutan setelah mengenali emosi. Menurut Izard (2009), kemampuan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang tepat merupakan komponen penting dalam pengembangan sosial-emosional mereka. Pada tahap ini, anak belajar untuk mengekspresikan emosi mereka melalui verbal dan non-verbal, seperti menangis saat merasa cemas atau tersenyum saat merasa bahagia. Keterampilan ini berperan dalam membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sosial mereka, baik di rumah maupun di sekolah.


Pengelolaan Emosi dan Penilaian dalam Proyek Perasaan

            Pengelolaan emosi adalah keterampilan lanjutan yang melibatkan kemampuan anak untuk mengatur dan mengendalikan perasaan mereka. Hal ini penting dalam konteks pendidikan anak usia dini, karena anak yang mampu mengelola emosinya lebih cenderung berperilaku positif dalam berbagai situasi. Menurut Denham (2006), pengelolaan emosi dapat dipelajari melalui latihan yang melibatkan pembimbingan orang dewasa, seperti guru atau orang tua. Penilaian terhadap perkembangan emosional anak dapat dilakukan melalui observasi dan asesmen yang memantau kemampuan anak dalam mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka dalam situasi sosial.

Instrumen Daftar Periksa ( Ceklis)

ANAK KE- 1

Nama : Bian

Usia : 8 Tahun

Tanggal  : 14/12/24

ANAK KE- 2

Nama : Alif

Usia : 8 Tahun

Tanggal  : 14/12/24

Tabel instrumen anak ke-2 (Alif)
Tabel instrumen anak ke-2 (Alif)

ANAK KE- 3

Nama : Risma

Usia : 8 Tahun

Tanggal  : 14/12/24

Tabel instrumen anak ke-3 (Risma)
Tabel instrumen anak ke-3 (Risma)

ANAK KE- 4

Nama : Arzi

Usia : 7 Tahun

Tanggal  : 14/12/24

Tabel instrumen anak ke-4 (Arzi)
Tabel instrumen anak ke-4 (Arzi)

Keterangan :

BB ; Belum Berkembang

MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

BSB : Berkembang Sangat Baik 

Link Dokumentasi 

https://drive.google.com/drive/folders/1-zTEkAP7lMy8wwarLIWqr_Y8pi3MTaFo 

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, W. N., & Wahyuni, S. (2020). Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Kreativitas Anak Usia Dini di Annur I Sleman Yogyakarta. Jurnal Raudhah, 8(1), 92--104

Berk, L. E. (2013). Child development (9th ed.). Pearson Education.

Denham, S. A. (2006). Social-emotional development in early childhood. Early Education and Development, 17(1), 15-41

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2018. Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.

Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ. Bantam Books.

Izard, C. E. (2009). Emotion theory and research: Highlights, unanswered questions, and emerging issues. Annual Review of Psychology, 60, 1-25.

Santrock, J. W. (2011). Child development (12th ed.). McGraw-Hill.

Setiawan, I., Wiyanti, N. T., Kristiani, F. L. S., & Rannu, D. (2024). Asesmen Kebutuhan Anak Usia Dini. CV Jejak (Jejak Publisher).

Wortham, S. C. (2012). Assessment in Early Childhood Education 6th Edition.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun