Mohon tunggu...
Siti Rohmah
Siti Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...............

Jangan pernah berhenti belajar, karena kehidupan tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Kesehatan Mental di Indonesia Masih Terganjal Stigma

12 Desember 2021   14:00 Diperbarui: 12 Desember 2021   14:27 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tingkatan masalahnya pun berbeda-beda mulai dari yang ringan, sedang sampai berat. Banyak sekali masyarakat Indonesia bahkan dunia yang mengalami masalah kesehatan mental akibat pandemi Covid-19 ini. 

Mulai dari stres, kecemasan berlebihan, depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan sebagainya. Tentu hal ini sangatlah mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.

Dengan kondisi tersebut, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap enteng hal tersebut dan bahkan acuh tak acuh. Hal ini salah satunya disebabkan oleh stigma negatif yang beredar di masyarakat tentang kesehatan mental. Tentu sikap seperti itu sangatlah memprihatinkan, karena ini menyangkut kesejahteraan hidup seseorang.

Stigma negatif tentang kesehatan mental yang telah mengakar di kalangan masyarakat akhirnya mengakar juga dalam pikiran masing-masing individu. 

Masih banyak yang beranggapan gangguan kesehatan jiwa muncul karena kurang iman dan kurang beribadah padahal gangguan ini dapat terjadi karena adanya gangguan otak dan dapat dibuktikan secara klinis.

Stigma apa saja sih yang beredar di masyarakat tentang kesehatan mental? 

Kesadaran masyarakat Indonesia mengenai isu kesehatan mental terlihat semakin meningkat. Hal ini terlihat dari beberapa komunitas yang mengadakan kampanye, dan obrolan di sosial media tentang isu kesehatan mental. Meskipun sudah banyak dibicarakan, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang terjebak dalam stigma.

Para penderita masalah kesehatan jiwa masih mengalami berbagai stigma negatif di lingkungannya. Mereka para penderita seakan-akan dianggap manusia yang berbahaya sehingga diberikan perlakuan yang kurang wajar bahkan dinilai tidak manusiawi. 

Banyak ditemui di daerah pelosok Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) di perlakukan tidak manusiawi, dengan cara dipasung dengan rantai. Hal itu dianggap masyarakat sebagai penanganan yang baik. Padahal ODGJ juga manusia yang memiliki hak untuk kesejahteraan. Tentu dengan pemasungan seperti ini bukannya membuat ODGJ merasa lebih baik justru makin memperparah keadaannya.

Dari segi verbal, banyak masyarakat yang menyebut Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan sebutan orang gila. Sebutan tersebut padahal dapat menyakiti perasaan penderitanya, tapi parahnya masyarakat menganggap hal itu adalah hal yang wajar bahkan menjadi tradisi yang terus diturunkan secara turun-temurun. 

Selain itu, masyarakat juga cenderung menganggap orang yang memiliki gangguan kesehatan mental adalah orang yang kurang bersyukur, orang yang kurang beribadah, orang yang lemah, orang yang kurang iman, orang yang mencari perhatian, orang yang mengalami gangguan  jin dan berbagai macam tudingan negatif  lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun