Mohon tunggu...
Siti Rohkayati
Siti Rohkayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Senang dalam berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Cara "Gratifikasi Tertunda", Bisa Membantu Kesukesan Anak

4 Desember 2020   22:01 Diperbarui: 4 Desember 2020   22:08 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gratifikasi tertunda atau yang disebut juga delaying gratification adalah konsep menunda kesenangan. Misalnya, anak-anak yang menunda waktu main untuk menyelesaikan tugas-tugas KBM online terlebih dahulu, agar bisa punya lebih banyak waktu untuk bermain. 

Banyak penelitian menunjukkan bahwa gratifikasi tertunda ini punya banyak manfaat bagi perkembangan anak. Anak-anak yang mempunyai kemampuan gratifikasi tertunda yang tinggi, akan memiliki peluang sukses yang lebih tinggi juga. Bila demikian, tentu orang tua berkewajiban mendidik anak untuk memiliki kemampuan gratifikasi yang tinggi. Bagaimana caranya?

Gratifikasi tertunda sebenarnya adalah sebuah konsep yang cukup sederhana. Konsep ini berarti membuat pilihan yang membatasi kemampuan mendapatkan sesuatu sekarang, untuk bisa memiliki sesuatu kesenangan yang lebih besar atau lebih baik nantinya. Misalnya, anak-anak SD kelas 6 yang lebih memilih menghabiskan banyak waktunya untuk mengerjakan latihan soal ujian sekolah SD atau fokus pada KBM online daripada bermain, akan memiliki kesempatan untuk lebih sukses diterima di SMP Negeri favorit.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa gratifikasi tertunda ini bisa membantu kesuksesan anak. Misalnya, pada tahun 1970, psikolog Walter Mischel melakukan uji coba yang sangat terkenal dengan menempatkan sebuah kue di depan sekelompok anak-anak disebuah ruangan tertutup dan memberi mereka pilihan: mereka bisa langsung memakan kue itu, atau mereka bisa menunggu sampai dia (Mischel) kembali ke ruangan tersebut dan kemudian anak-anak akan diberi hadiah. Jika mereka tidak menunggu, mereka hanya mendapatkan kue yang ada di depannya. Tidak mengherankan, begitu dia meninggalkan ruangan, banyak anak langsung makan kue itu. 

Beberapa (jumlah yang sangat sedikit) anak menolak makan kue yang ada di depannya karena ingin menerima hadiah yang ditawarkan (meskipun belum tahu hadiahnya apa). Mischel menyebut anak-anak ini memiliki kemampuan delaying gratification (penundaan kebahagiaan/kepuasan) yang tinggi.

Namun studi tersebut belum selesai. Periset terus mempelajari perkembangan anak menjadi remaja. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang mampu menunda kepuasan disesuaikan secara psikologis, orang-orang yang lebih dapat diandalkan, lebih memiliki motivasi sendiri, dan sebagai siswa sekolah menengah atas, mendapat nilai lebih baik dengan nilai lebih tinggi. 

Sebaliknya, anak-anak yang memiliki masalah paling banyak tentang menunda kepuasan memiliki tingkat penahanan yang lebih tinggi saat menjadi dewasa dan lebih cenderung berjuang melawan kecanduan narkoba dan alkohol. Dengan studi terbaru yang dilakukan pada peserta yang sama pada tahun 2011, penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik tersebut tetap ada pada individu seumur hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk menunda kepuasan - yaitu, kontrol impuls - mungkin merupakan salah satu keterampilan yang paling penting dalam pembelajaran, sehingga kepuasan dan kesuksesan hidup dapat tercapai.

Berikut lima cara gratifikasi tertunda yang bisa membantu kesuksesan anak.

1. Kenalkan Nilai Makna Pada Anak

Cara pertama dari gratifikasi tertunda ini adalah kenalkan nilai hal mana yang bermakna dan penting pada anak. Saat anak tahu apa yang penting baginya, anak dapat membuat pilihan yang membawanya pada kebahagiaan dan kesuksesan.

2. Tahu Apa yang Ingin Dicapai

Bimbing anak untuk memiliki tujuan yang jelas. Apa yang ingin dicapai dengan tepat? Memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dicapai dalam jangka panjang dapat membantu anak membuat pilihan dalam menunda kepuasan untuk membantunya mencapai tujuan akhir.

3. Buat Rencana

Bila anak telah memahami nilai-nilai  dan mengetahui apa yang ingin  dicapai, ajak ia membuat sebuah rencana untuk membantunya sampai di tujuan akhirnya. Rencana ini akan mengingatkan anak pada pilihan yang  diperlukan sepanjang perjalanan dan memperkuat proses menunda kepuasan.

4. Skala Prioritas

Mampu memprioritaskan apa yang penting bagi anak dan apa yang ingin dicapainya akan membantu anak membuat pilihan untuk menunda kepuasan. Misalnya anak memilih mengerjakan contoh latihan soal sebagai prioritas utama ketimbang berselancar di dunia maya.

5. Berikan Reward

Menunda gratifikasi bisa menjadi kerja keras. Bergantung pada apa yang ingin dicapai, mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan dan kadang juga bertahun-tahun. Apresiasi apa yang dilakukan oleh anak. Berikan reward atas kesuksesan anak dalam menunda gratifikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun