mahasiswa untuk tetap menghasilkan uang saat menempuh pendidikan, namun tak jarang, semua risiko harus dihadapi, dari menumpuknya tugas-tugas, tertinggal deadline, sampai-sampai harus mengorbankan waktu tidur.
TANGERANG SELATAN- Kuliah sambil bekerja sering menjadi sebuah pilihan bagi paraWarung Angkringan yang memilik nama menarik seperti angkringan Marisokin, memiliki kesan yang unik bagi setiap pelanggan setianya. Angkringan ini dirintis sejak September 2019 dan pemiliknya berasal dari mahasiswa Universitas Pamulang, prodi Sastra Indonesia, angkringan ini memiliki cita rasa yang tak kalah enak jika dibandingkan dengan angkringan-angkringan yang lain.
Pemilik Angkringan, Niki Hermawan (20) menuturkan, ide membuat angkringan tersebut karena ia ingin mempunyai usaha sendiri, memanfaatkan kondisi di mana kala itu di daerah Kukun Sukatani, Kec Rajeg, Tangerang, Banten, tidak banyak warung angkringan, makanan yang dijual pun beragam, mulai nasi bakar, nasi kucing, dan berbagai jenis sate-satean.
"Jadi, di Jln. Rajeg ini tidak banyak warung angkringan, cuma beberapa." Katanya.
Yang menjadi daya tarik angkringan Marisokin sendiri adalah dengan selalu diadakannya akustikan anak-anak muda, stan up comedy dari teman-temannya yang ikut meramaikan, dan bahkan dari pemilik ankringan itu sendiri, namun semenjak pandemi, acara-acara tersebut jarang dilakukan karena takut mengundang keramaian.
"Mayoritas yang  datang kebanyakan anak-anak muda yang ngabisin waktu buat nongkrong kecil sambil diskusi." Ujarnya.
Lelaki kelahiran 20 september 2001 ini juga menambahkan, awal dirinya terpikir membuka usaha angkringan adalah karena kejenuhannya menjadi seorang karyawan pabrik, yang harus mematuhi segala aturan, mulai dari jam kerja yang sudah ditentukan, berpakaian rapi, dan segala target-target yang harus dikejar.
Kejenuhan inilah yang menjadi pendorong dirinya untuk memulai usahanya ini, berbekal dengan upah dari pekerjaan sebelumnya yang ia tabungnya selama lima bulan, dengan bermodalkan 6 juta rupiah, akhirnya Niki mampu sedikit demi sedikit mengembangkan inovasinya.
Angkringan yang terletak di Jln. Raya Rajeg, Kukun Sukamanah, Kec Rajeg, Tangerang, Banten, ini memiliki 2 Karyawan Muhammad Fubriansyah (20) dan Ardiansyah (23) mereka bekerja dari pukul setengah lima sore sampai jam dua belas malam.
"Sebelum pandemi Covid-19 ini ada, malam minggu kita bisa buka sampai jam 2 pagi, tapi sekarang situasinya berbeda, kami ikut aturan pemerintah." tuturya.
Untuk mempromosikan angkringannya ini, Niki juga memanfaatkan sistem  online, ia mempromosikan dagangannya melalui sosial media Instagram, whatsapp, ia juga dibantu promosi oleh teman-temannya.
Untuk  soal harga Niki juga menuturkan, bahwa ia mengondisikan dompet kalangan anak muda dan mahasiswa, nasinya dari harga Rp. 2000 -- Rp.5000 dan untuk sate dihargai Rp. 3000- Rp 3000.Â
Untuk membagi antara bekerja dan kuliah, Niki Hermawan menuturkan jika dia harus pintar-pintar membagi waktu antara keduanya, dan sudah menjadi hal biasa jika harus mengerjakan tugas-tugas sambil menunggu pelanggan.
"Sebagai wirausaha dan pelajar saya harus bisa menata waktu dengan baik dan terjadwal, baik untuk kuliah atau pun pekerjaan, keduanya saya usahakan seimbang." Tuturnya.
Salah satu karyawan, Muhammad Fubriansyah mengatakan, pemilik angkringan tersebut memiliki jiwa wirausaha yang tinggi yang bisa menginspirasi dan memotivasi teman, bahkan mahasiswa yang lain agar mengikuti jejaknya.
"Sosok pemilik angkringan ini aktif, selalu membuat  baik kepada sesama teman, suka  tertawa, dan yang paling penting di usianya yang masih muda dia sudah bisa memperkerjakan temannya," ujar Fubriansyah.
Oleh karena itu, alangkah baiknya kita sebagai generasi muda dapat belajar dari pengalaman orang lain, yang bisa bermanfaat semuda mungkin, dan menjadi salah satu pemuda yang mampu berpikir maju, kreatif, bekerja keras dan mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H