"Mengetahui kondisi tersebut saya merasa kasihan. Lalu saya kembali ke rumah, mengisi nampan dengan berbagai makanan untuk saya antarkan kepada muslimah dan anak-anaknya tadi"
Maka jelas sudah bahwa hal inilah yang membuat Bahram disalami oleh Rasulullah SAW dan diridhoi oleh Allah SWT. Saat itu juga Abdullah bin Mubarak menjelaskan kepada Bahram perihal mimpinya bertemu dengan Rasulullah SAW. Dan seketika itu juga Bahram mengucap syahadat lalu kemudian meninggal dunia.Â
Dari kisah ini kita dapat mengambil beberapa pelajaran, yaitu:
1. Sedekah dapat menjauhkan kita dari api neraka. Kepedulian sosial dapat menjauhkan dari hal yang sial.
Hal ini merupakan perkara sepele namun dapat membantu banyak orang. Terlebih ketika sedekah yang kita keluarkan tidak diketahui orang banyak, atau bisa dikatakan ikhlas. Â Kepedulian sosial yang dilakukan Bahram telah menolong satu keluarga dari kelaparan. Dan Allah SWT melihat hal tersebut. Maka dari itu Allah SWT telah ridho kepada Bahram.
2. Seseorang yang jelas-jelas telah menduakan Allah SWT atau musyrik tidak bisa kita katakan kafir jika ia wafat dalam keadaan muslim. Seperti layaknya Bahram, ia memang telah musyrik dan melakukan hal-hal yang diharamkan dalam Agama Islam. Namun karena satu keihklasan nya ia malah mendapat ridho dari Allah SWT. Kita tidak pernah tahu amal mana yang membawa kita ke surga. Dan kita tidak pernah tau, amal mana yang membawa kita ke neraka. Belum tentu kita yang sedari lahir telah memeluk Islam akan merasakan nikmatnya surga. Maka beramallah sebanyak dan sebaik mungkin agar Allah SWT ridho kepada amal kita.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H