Mohon tunggu...
Siti Rofiah f
Siti Rofiah f Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Positivisme dan Fenomenologi

7 Desember 2024   17:30 Diperbarui: 7 Desember 2024   18:21 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

*Positivisme dan Fenomenologi
Positivisme dan fenomenologi adalah dua aliran pemikiran dalam filsafat yang memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami pengetahuan dan realitas.
*Positivisme
Positivisme merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman empiris dan metode ilmiah. Aliran ini dipelopori oleh Auguste Comte pada abad ke-19, yang berargumen bahwa pengetahuan yang sahih hanya dapat berasal dari data yang dapat diobservasi dan diuji secara empiris. Beberapa ciri khas dari positivisme antara lain:
Fokus pada fakta empiris: Positivisme mengutamakan data yang dapat diukur dan diuji, serta menolak spekulasi metafisik.
Metode ilmiah: Penganut positivisme menggunakan metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan, yang meliputi pengamatan, eksperimen, dan analisis logis.
Penolakan terhadap metafisika: Positivisme tidak mengakui keberadaan entitas atau konsep yang tidak dapat diamati secara langsung, sehingga segala hal yang bersifat metafisik dianggap tidak relevan dalam ilmu pengetahuan.
*Fenomenologi
Fenomenologi, di sisi lain, adalah pendekatan filosofis yang berfokus pada pengalaman subjektif individu. Dikenal sebagai salah satu aliran utama dalam filsafat modern, fenomenologi dipelopori oleh Edmund Husserl. Beberapa prinsip dasar fenomenologi meliputi:
Kembali ke fenomena: Fenomenologi menekankan pentingnya memahami fenomena sebagaimana adanya, tanpa interpretasi atau abstraksi dari asumsi sebelumnya. Ini dilakukan melalui proses bracketing, yaitu mengesampingkan asumsi dan keyakinan untuk melihat fenomena secara murni.
Pengalaman subjektif: Fenomenologi berfokus pada bagaimana individu mengalami dan memberi makna pada fenomena dalam kesadaran mereka. Dengan demikian, penelitian fenomenologis sering kali melibatkan wawancara mendalam untuk menggali pengalaman pribadi.
Deskripsi mendalam: Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman manusia secara detail, sehingga esensi dari pengalaman tersebut dapat dipahami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun