Gibb merupakan seorang tokoh orientalis Inggris. Nama lengkapnya adalah Hamilton Alexander Rossken Gibb yang lahir di iskandariah, Mesir pada 2 Januari 1895 dan meninggal pada 22 Oktober 1971 di oxford. Gibb lahir dari pasangan Alexander Crawford Gibb dan Jane Ann Gardner.
Ia sebagai guru besar bahasa Arab di Fakultas Saint John di Oxford. Setelah itu ia juga diberi mandate sebagai Professor of Arabic di Universitas Harvard, USA yang bertugas menjadi Direktur Pusat Pengkajian Timur Tengah seputar sejarah, sastra dan pemikiran Islam. Namun pada tahun 1964 ia terjangkit penyakit stroke yang membuat kesehatannya tidak stabil yang kemudian ia tutup usia di tahun 1971.
Pemikiran Gibb tentang al-Qur'an
Pemikiran Gibb tentang al-Qur'an sedikit memiliki kemajuan dibandingkan dengan pemikiran orientalis yang lain. Menurut Gibb, al-Qur'an adalah kitab khutbah yang disampaikan oleh Muhammad secara lisan dalam kurun waktu kira-kira 20 tahun menjelang akhir hayatnya, Gibb juga berpendapat bahwa al-Qur'an bukan berasal dari kumpulan kita Bible ataupun yang lain. Namun begitu Gibb sendiri setuju dengan pendapat Ducan Black MacDonald yang menyatakan bahwa "bangsa Arab sangat erat sekali hubungannya dengan pemikiran bangsa semit yang suka menghubung-hubungkan keadaannya dengan hal-hal ghaib, yang mereka caci sendiri dan lalu mereka pertahankan hubungan dengan hal-hal ghaib tersebut".
Ada juga yang mengatakan dalam pendapat Gibb mengenai al-Qur'an, ia berpendapat bahwa al-Qur'an hanyalah buku yang memuat pidato-pidato Muhammad yang tidak berasal dari Bible atau yang lainnya. Kumpulan pidato tersebut ditulis oleh para pengikutnya yang ia dapat dari berita-berita yang disampaikan Muhammad selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.
Respon sarjana lain terhadap pemikiran Gibb
pemaknaan al-Qur'an Gibb memang sudah menunjukkan kemajuan berpikir dan kritis. Namun Gibb sendiri masih menafikan peran Allah yang harus lebih diutamakan dalam proses pembentukan wahyu dalam al-Qur'an. Al-Qur'an bukan sekedar khutbah Nabi Muhammad yang diterima Nabi Muhammad dari Allah, namun al-Qur'an maknanya lebih dari itu. Al-Qur'an merupakan pernyataan diri Tuhan kepada manusia dengan perantara Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Jadi al-Qur'an bukan hanya sebagai kitab hukum saja, atau sekedar kitab sejarah para nabi-nabi Allah, akan tetapi al-Qur'an lebih kepada pembuktian diri Allah kepada manusia.
Maka kita sebagai seorang sarjana muslim kita perlu mengkritisi terhadap gagasan para orientalis dan tidak boleh terlalu percaya karena banyak juga orientalis yang bermaksud menghancurkan agama Islam. Tetapi kita juga perlu menghargai terhadap para orientalis yang berjasa karena telah melakukan penelitian dan menemukan ilmu-ilmu yang selama ini masih tersimpan tetapi berkat mereka maka terbukalah ilmu-ilmu yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H