Penelitian yang dilakukan di Universitas Pattimura menunjukkan adanya reduksi kandungan merkuri yang mencemari tanah setelah dilakukan penanaman kacang kalopo selama 50 hari. Sebanyak 91,6338% kandungan merkuri yang ada dalam tanah mengalami penurunan dengan jumlah kandungan merkuri (Hg) dalam tanah tercemar dari  1,4200 mg/kg (kandungan Hg sebelum fitoremediasi) menjadi 0,1188 mg/kg (kandungan Hg setelah fitoremediasi) akibat adanya serapan oleh akar dan daun tanaman kacang kalopo. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa tanaman kacang kalopo dapat menyerap logam Hg hingga sebesar 0,6800 ppm dengan melalui metode Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Melalui metode yang sama, tanaman ini juga menunjukkan potensi lain dalam melakukan penyerapan senyawa toksik lainnya seperti logam Pb dan sianida.
Pemilihan tanaman kalopo sebagai agen fitoremediasi didasari pada beberapa karakteristik unggul yang mendukung perbanyakan tanaman ini sebagai solusi adanya pencemaran logam merkuri. Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai tekstur tanah dan memiliki kemampuan bertahan terhadap kekeringan hingga suhu terpanas mencapai 36C. Disamping itu, tanaman ini tumbuh dengan cara membelit, sehingga dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan serta mampu memperbaiki lahan yang terdegradasi.
Dengan berbagai penelitian yang membuktikan adanya potensi fitoremediasi kacang kalopo menjadi jawaban akan permasalahan pencemaran limbah merkuri yang terjadi akibat aktivitas pertambangan di Indonesia.
Ditulis oleh: Siti Ratu Rahayu Ningrum, Zarfani Gumanti, Prof. Topik Hidayat, M.Si., Ph.D.
Biologi Universitas Pendidikan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H