Mohon tunggu...
Siti Rahma Yeza
Siti Rahma Yeza Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Nature

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf

28 Juni 2024   15:45 Diperbarui: 28 Juni 2024   15:46 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tasawuf dan akhlak merupakan disiplin ilmu dalam Islam yang sangat erat sekali hubungannnya. Akhlak adalah tingkah laku yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya, Sifat yang lahir bisa berupa perbuatan baik yang disebut akhlak terpuji, dan bisa berupa perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela. Sedangkan Tasawuf adalah ilmu untuk yang mengajarkan bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian ketika kita membicarakan akhlak, aspek tasawuf tidak bisa dilepaskan, sebaliknya jika tasawuf dibincangkan maka akhlak menjadi hal utama yang harus dibahas.

Hubungan akhlak dan tasawuf yang dikemuakakakan oleh Al-Kattany yang telah dikemukakan oleh al-Ghazali dalam perkataannya "Tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atasmu dalam budi pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimudalam bertasawuf." Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.

Menurut Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi, Prinsip-prinsip tasawuf ada lima; yaitu taqwa kepada allah, mengikuti sunnah, menahan diri, rela dan bertaubat. Dari kelima prinsip yang dikemukakan syekh Muhammad Imam Kurdiahlahdapat diambil kesimpulan bahwa tasawuf hanya berupa transendel (hubungan hamba dan Allah semata). Sementara akhlak lebih luas lagi yaitu yang mencakup hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dan sesama makhluk.

Hubungan akhlak dengan tasawuf lebih lanjut harus memahami beberapa istilah dalam ilmu tasawuf yaitu Takhalli. Tahalli, dan Tajalli. Ketika seorang sufi melakukan tahapan yang utama yaitu tahapan takhalli (menghilangkan sifat-sifat tercela), maka ia masih dalam tingkat berakhlak. Pada tahapan yang kedua yaitu tahalli seorang sufi dapat dikatakan berakhlak manakala masih menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji (Tahalli), jika dalam tahap bersyari'at, tarekat dan ma'rifat (dalam arti tahalli) maka ia sudah dalam tahapan tasawuf.

Setelah sang sufi sudah bertakhalli dan bertahalli (menghiasi dengan sifat terpujidan bersyari'at, tarekat dan ma'rifat), ia akan menuju tahapan yang ketiga yaitu Tajalli sebuah tahapan yang terakhir dalam tasawuf yang disebut ma'rifah. Selain daripada itu,ulama Tasawuf yang sering juga disebut "Ulama' al-Muhaqqin" membuat tata cara peribadatan untuk mencapai tujuan Tasawuf,

Ketika mempelajari tasawuf terdapat bahwa Al-Qur'an dan Hadist mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.

Bertasawuf pada hakekatnya adalah melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Al-Sunnah yang mementingkan akhlak. Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan akhlak yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal istilah altakhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau juga istilah al-ittishaf bi sifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah.

Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawuf akhlaqi, yang merupakan salah satu ajaran dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawwuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun