Kelas: 05SIDP003
Disusun Oleh :
Affifa Widya Zahra (211010700269)
Kholiffia Dina Ayu P (211010700067)
Nurlaeli Khomsiyah (211010700069)
Salsa Qirana Alzahra (211010700271)
Muhammad cholilurrahman (211010700070)
PENDAHULUAN
Menurut (Kresna, 2012:21) Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional
kebudayaan Jawa sering diartikan sebagai "bayangan" atau abiguitas yang dapat bergerak
sesuai dengan penafsiran dalang terhadap lakonnya. Berdasarkan alur cerita, bayangan juga
dapat dipandang sebagai gambaran watak manusia dan watak sebagai gambaran kehidupan.
Dalam seni pertunjukan dapat menghibur penonton dan pecinta dengan membuat seni
pertunjukan yang menampilkan hidangan. Dibutuhkan kerja sama, persiapan, kerja keras dan
disiplin. Orang yang terlibat dibalik seni wayang adalah dalang. Dalang mampu
menghipnotis penonton dan penonton yang mengulurkan tangan kepada dalang. Peran dalang
seperti dalam konser, dalang adalah aktor kreatif, koreografer, artis, sutradara dan lain-lain.
Wayang juga merupakan salah satu seni pertunjukan orang-orang yang masih hidup
banyak penggemarnya sejauh ini. Teater wayang yang diperankan oleh dalang dengan
menggerakkan tokoh-tokoh wayang yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawa. Dalam
setiap pertunjukannya, dalang dibantu oleh sindhen dan para penabuh sebagai musisi sinden
dan gamelan atau niyaga, sehingga pementasan wayang melibatkan banyak orang (Gunarjo,
2011-9).
Dalang bisa disebut juga sebagai tuhan dipementasan wayang, karena dalang
merupakan manusia yang sebagai pencipta jalannya suatu cerita, artinya manusia merupakan
makhluk yang kreatif, ada 3 tingkatan kehidupan manusia, (1) estetis, (2) etis, dan (3)
Religius. Dalam kehidupan estetik seorang mausia dapat menangkap dunia lingkungan yang
bagus.Kemudian dia menuangkan rasa kagum tersebut didalam sesuatu yang berbentuk seni.
Pada tingkat etis,orang akan mencoba meningkatkan kehidupan estisya dalam bentuk tindakan-tindakan manusiawi, yaitu bertindak secara bebas dan mengambil sebuah keputusan
yang dapat di pertanggung jawabkan. Pada tahap akhir,manusiaakhirnya lebih sadar akan
hidupnya yang harus memiliki tujuan. Segala sebuah tindakan kan di pertanggung jawabkan
kepada yang lebih tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Esa (Endraswara,217:5.
PEMBAHASAN
Dengan menciptakan seni pertunjukan yang menyajikan hidangan yang mampu
menyenangkan penonton dan pecinta kuliner. Dibutuhkan kerjasama, persiapan, kerja keras
dan disiplin. Orang yang menampilkan seni pertunjukan wayang adalah dalang. Dalang
berusaha menghipnotis penonton dan penontonnya, salah satu yang turut andil dalam hal ini
adalah dalang. Peran dalang ibarat konser, dalang adalah aktor, koreografer, artis, sutradara,
dan sebagainya.
Dalang adalah seorang pemimpin atau pemain utama dalam pertunjukan Wayang,
sebuah tradisi teater boneka Indonesia. Dalang memiliki beberapa fungsi dan peran penting
dalam pertunjukan wayang, antara lain: Dalang merupakan seorang pencipta yang jenius
dalam seni wayang, namun sayangnya banyak orang yang belum mengetahui siapa
sebenarnya dalang tersebut. Terlebih lagi, dalang seringkali dilupakan oleh para pecinta seni.
Jika masyarakat dan penikmat wayang golek, maka kreatifitas dan kerja keras dalang tidak
bisa dipisahkan. Bagaimana dalang bisa terus-menerus menyajikan cerita baru dan mampu
tampil, berdialog, dan memerankan banyak karakter.
Pertunjukan wayang kulit Gatot Kaca Wisuda yang berlangsung di Museum Wayang,
Kota Tua, merupakan momen yang berkesan bagi para penonton, termasuk sejumlah
mahasiswa Universitas Pamulang prodi Sastra Indonesia. Mereka dapat menikmati keindahan
seni wayang kulit dan merasakan kekayaan cerita dalam lakon Gatot Kaca Wisuda yang
dipentaskan oleh Ki Kasmin Guno Prayitno. Melalui partisipasi dalam acara seni tradisional
seperti ini, diharapkan generasi muda dapat tetap mencintai dan melestarikan seni dan budaya
Indonesia.
Wayang kulit Gatot Kaca Wisuda mengisahkan tentang asal usul Gatot Kaca hingga
menjadi raja. Gatot Kaca adalah seorang tokoh pewayangan yang kuat dan berani, merupakan
salah satu karakter penting dalam epik Mahabharata, sebuah kisah epik India kuno. Ia adalah
sekutu para Pandawa, yang berperang melawan Korawa. Gatot Kaca adalah putra Bima, salah
satu tokoh pewayangan terkemuka yang juga dikenal dengan sebutan "Bima Suci." Ia memiliki kekuatan fisik dan ketangguhan dalam pertempuran yang luar biasa, sehingga
membuatnya menjadi pahlawan yang dihormati. Cerita wayang kulit Gatot Kaca Wisuda juga
mencerminkan ajaran moral, mitos penciptaan, dan cerita epik yang merujuk pada epik
Mahabharata.
Peran Dalang Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Lakon Ghatut Kaca Wisuda Oleh KI.
Jasmin Guno Prayinto
Disinilah peran dalang dalam seni pertunjukan wayang kulit Ghatut Kaca Wisuda
Oleh Ki. Jasmin Guno Prayinto, harus diketahui oleh semua kalangan. Karena naluri kreatif
yang tumbuh pada sebagian seniman seperti dalang, masih terus berkembang mengikuti
jaman dengan menyajikan karangan yang modern.
Peran Dalang Dalam Pementas Wayang
1. Narator: Dalang berperan sebagai narator yang menyampaikan cerita dan dialog antar
tokoh wayang.
2. Pemeran Utama: Dalang juga sering berperan sebagai tokoh utama dalam pertunjukan
wayang.
3. Musikalisasi: Dalang memimpin alunan musik dan melakukan berbagai efek suara
untuk menunjang atmosfer pertunjukan.
4. Pencipta Cerita: Dalang sering memiliki peran sebagai pencipta cerita dan penulis
naskah pertunjukan.
5. Penentu Alur Cerita: Dalang memiliki hak untuk memutuskan alur cerita dan
memodifikasi naskah sesuai dengan kebutuhan.
6. Pemimpin Pertunjukan: Dalang adalah pemimpin pertunjukan dan memimpin semua
elemen pertunjukan, seperti tari, musik, dan para pemain wayang.
Dengan memiliki peran dan fungsi yang beragam, Dalang memainkan peran penting dalam
membawa hidup dan mempertahankan tradisi Wayang sebagai bentuk seni budaya Indonesia.
Keahlian Yang Harus di Miliki Dalang Dalam Pementasan Wayang
Menurut Raden Ngabehi Ranggawarsito, ada 12 bidang keahlian yang harus dimiliki
oleh seorang dalang. Tanpa memiliki keahlian-keahlian tersebut, seorang dalang akan
mengalami kesulitan dalam menyampaikan cerita atau pesan kepada penonton. Inilah bidang-
bidang yang dimaksud.
1. Antarwacana adalah kemampuan untuk membedakan suara masing-masing tokoh
wayang dalam sebuah dialog.
2. Ranggep adalah kemampuan untuk membuat pertunjukan wayang menjadi lebih
menarik dan tidak membosankan.
3. Enges adalah kemampuan untuk membedakan dialog antara tokoh wayang yang
sudah memiliki keluarga dan yang belum.
4. Tutug adalah kemampuan untuk selalu mempergunakan dialog tokoh dalam cerita
secara utuh dan tidak pernah memperpendeknya.
5. Sabetan adalah kemampuan untuk memainkan atau menggerakkan tokoh wayang.
6. Keahlian melawak: Untuk membuat acara pewayangan menjadi tidak membosankan,
dalang harus memiliki keahlian dalam bercanda.
7. Ahli bermain musik atau syair. Para dalang juga juga harus pandai bermain berbagai
jenis musik sebagai pengiring pertunjukan wayang.
8. Tata bahasa yang baik. Dalang juga harus memahami bagaimana menggunakan tata
bahasa yang tepat untuk setiap tokoh wayang, seperti para dewa, pendeta, raksasa,
ksatria, dan lain-lain. Dalam pewayangan, ada beberapa jenis tokoh dengan tata
bahasa yang berbeda.
9. Memahami kawi radya. Dalang juga harus memahami kawi radya, yaitu kemampuan
untuk menggambarkan suasana kerajaan dari tiap kerajaan.
10. Mahir berbahasa kawi. Dalang juga harus ahli dan memahami bahasa Kawi yang
digunakan untuk menjelaskan nama lain dari para tokoh.
11. Seorang dalang juga harus memahami mengenai parama sastra, yaitu pakem dalam
pagelaran yang berhubungan dengan suasana emosi seperti suluk, greget, tegang,
terkejut, atau marah.
12. Dalang juga harus mengerti awi carita, yaitu persiapan jenis wayang yang akan
digunakan dalam acara pewayangan.
Jenis -Jenis Dalang Dalam Pertunjukan Wayang
1. Dalang Guna, memainkan cerita yang disenangi oleh penonton. Cerita yang
dibawakan kosong, tidak wejengan dan sekedar ramai saja. Lakon yang dimainkan
lakon perang dan sedikit gending.
2. Dalang purba, dalang yang bisa merasakan halus kasarnya manusia. Cerita wayang
yang dimainkan sering dijadikan panutan hidup manusia sehari-hari. Cara memberi petunjuk dilontarkan dengan bahasa yang halus, agar wejangan dapat masuk ke dalam
hati penonton.
3. Dalang populer, memiliki hubungan kekeluargaan dengan salah seorang dalang
tersohor. Seperti dalang Ki Panut Dharmoko, Ki Anom Suroto, Ki Enthus Susmono,
Ki manteb Sudarsono, dan Ki Maryono. Begitu banyak dalang yang mahir dalam
bidangnya, namun tidak terlalu terkenal karena tidak memiliki kharisma. Faktor
keturunan jadi salah satu unsur pendukung penting bagi identitas seorang dalang.
4. Dalang sejati, yaitu seorang yang memainkan tiap lakon wayang, berisi pendidikan
yang baik dan panutan bagi para penonton. Seperti ilmu kebatinan, wejangan, sampai
kesejatian.
5. Dalang wesasa, adalah dalang yang mahir memainkan wayang dengan
mempermainkan kata-kata. Dalang ini sangat pandai dalam bermain kata-kata,
sehingga mampu membawa penonton larut dalam cerita.
6. Sedangakn dalang wikalpa, adalah dalang yang memainkan wayang berdasarkan
pakemnya. Cerita disampaikan seperti ajaran saat belajar menjadi dalang. Jadi, lebih
pada menirukan apa yang telah di pelajari dari dalang-dalang yang sebelumnya.
Sarana Dan Prasarana Dalam Pementasan Wayang
1. Kelir, erat kaitannya dengan seni pagelaran wayang kulit, alat ini berwarna putih
yang biasanya digunakan dalang untuk memainkan boneka wayang atau yang sering
disebut boneka (wayang) bayangan.
2. Panggung, ruangan untuk pertunjukan teater yang biasa digunakan oleh dalang untuk
menyampaikan cerita wayang kepada penonton.
3. Blencong, dalam dunia pedalangan alat ini digunakan sebagai alat penerangan saat
pertunjukan wayang, bahan bakar yang digunakan adalah minyak kelapa.
4. Cempala Keprak, alat yang digunakan oleh dalang untuk memukul kotak wayang
(dog..dog..) seperti itu bunyinya. Kotak wayang ini biasa digunakan untuk
menyimpan wayang. Sedangkan fungsi cempala adalah untuk memberi isyarat kepada
penabuh gamelan dan pesindhen serta membangun suasana dalam pertunjukan.
5. Gedebong atau pohon pisang dalam pertunjukan Wayang Kulit berfungsi untuk
tempat menjejerkan wayang-wayang yang mengambil posisi di kelir. Pada saat tokoh
wayang yang dimainkan berada pada posisi berdiri, menunduk, maupun duduk,
tangkai wayang ditancapkan pada gadebong. Gadebong juga berfungsi untuk
menancapkan kayu perentang pada pinggir kelir (kanan dan kiri) dengan posisi
vertikal (jelujuh), agar kelir menjadi kencang dan tidak tertekuk-tekuk.
DAFRTAR PUSTAKA
Gunarjo, Nursodik. 2011. Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam
Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik
Indonesia.
Kresna, Ardian. 2012. Mengenal Wayang. Yogyakarta: Laksana.
Jazuli, M. (2011). Model pewarisan kompetensi dalang. Harmonia: Journal of Arts Research
and Education, 11(1).
Prayoga, D. S. (2018, November). Peran Dalang dalam Seni Pertunjukan Wayang Kulit. In
SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain dan Aplikasi Bisnis Teknologi)
(Vol. 1, pp. 210-217).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI