Bogor, 18 Maret 2015 - Pasar Grosir Cimanggu yang terletak di Jalan Baru Kemang, mulai dibangun pada tahun 1999. Pada tahun 2000, pasar ini mulai beroperasi dan dikenal masyarakat. Tujuan dibangunnya Pasar Grosir Cimanggu adalah untuk merelokasi Pasar Ramayana yang sekarang telah berubah menjadi Mall BTM. Dahulu Pemda Bogor menawarkan kepada developer untuk membengun Pasar Cimanggu ini. Sehingga, dari awal pembangunan pasar ini dikelola oleh pihak swasta.
"Awalnya pasar ini adalah pasar grosir. Tetapi karena jumlah konsumennya yang semakin menurun, pasar ini beralih fungsi menjadi pasar eceran", ujar Kepala Pasar Grosir Cimanggu Yoyo Sumaryono.
Sekitar satu tahun semenjak diresmikan, pasar ini ramai dikunjungi oleh konsumen yang akan bertransaksi. Bahkan konsumen yang datang berasal dari luar Kota Bogor, seperti dari daerah Rangkas Bitung. Namun tahun berikutnya sampai sekarang, konsumen yang datang semakin berkurang. Begitupun dengan pedagang yang berjualan di pasar ini, jumlahnya terus berkurang dan sekarang yang tersisa hanya tinggal empat sampai lima pedagang saja.
Yoyo Sumaryono mengatakan, "penyebab menurunnya jumlah konsumen maupun pedagang di pasar ini dikarenakan dibangunnya pasar-pasar baru di sekitar Pasar Cimanggu. Seperti Pasar Jambu Dua dan Pasar TU Kemang. Selain kedua pasar tersebut, di daerah Tanggerang juga sudah di bangun Pasar Poris, yang membuat penurunan konsumen semakin signifikan".
Pedagang adalah pihak yang sangat dirugikan akibat menurunnya jumlah konsumen. Salah seorang Pedagang di Pasar Grosir Cimanggu menuturkan, saat ini beliau lebih banyak mengalami kerugian dari pada keuntungan. Jika dihitung, dalam satu tahun beliau bisa merugi sampai puluhan juta. Saat ditanya mengapa tidak pindah tempat berjualan, beliau mengatakan tidak tahu harus pindah kemana, karena tidak memiliki tempat untuk berjulaan lagi.
Di akhir wawancara, Yoyo mengatakan "jika konsumen dan pedagang terus berkurang, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Segala cara sudah dilakukan untuk menarik pedagang seperti menawarkan kios tanpa harus membayar terlebih dahulu, tapi tetap saja pasar ini sepi konsumen dan pedagang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H