Faktor Pendukung:
a. Nilai Keberagaman: Masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang menghargai keberagaman akan lebih menerima pendidikan multikultural. Ketika keberagaman dianggap sebagai suatu kekayaan, masyarakat akan mendukung upaya untuk mempromosikan pemahaman dan toleransi antar budaya.
b. Kebijakan Pemerintah: Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan multikultural dapat menjadi pendorong utama dalam melaksanakannya. Pemerintah dapat menyusun program-program khusus, memberikan sumber daya, dan mengintegrasikan kurikulum multikultural dalam sistem pendidikan yang ada.
C. Guru yang Terlatih: Guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pendidikan multikultural sangat penting. Guru yang terlatih akan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, menyediakan materi yang relevan, dan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk mengatasi perbedaan budaya dalam kelas.
D. Sumber Daya yang Tersedia: Ketersediaan sumber daya yang mendukung pendidikan multikultural, seperti buku teks, materi pembelajaran, teknologi, dan bahan ajar lainnya, akan mempermudah implementasi pendekatan ini dalam lingkungan pendidikan.
E. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Dukungan dan partisipasi orang tua serta peran aktif masyarakat dalam mendukung pendidikan multikultural sangatlah penting. Orang tua yang mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan multikulturalisme akan membantu menciptakan lingkungan yang inklusif di rumah dan di masyarakat.
Faktor Penghambat:
a. Prasangka dan Diskriminasi: Prasangka dan diskriminasi merupakan hambatan utama dalam pendidikan multikultural. Ketidakmampuan untuk mengatasi prasangka dan diskriminasi dapat menghambat upaya membangun pemahaman dan toleransi antar budaya.
b. Ketidaknyamanan dengan Perubahan: Beberapa individu mungkin merasa tidak nyaman atau enggan untuk beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh pendidikan multikultural. Ketidaknyamanan ini dapat menyebabkan resistensi dan menghambat upaya mempromosikan inklusivitas.
c. Kurangnya Sumber Daya: Ketika sumber daya yang diperlukan, seperti buku teks multikultural dan pelatihan guru yang cukup, tidak tersedia, implementasi pendidikan multikultural menjadi terhambat. Kurangnya dukungan finansial dan infrastruktur juga dapat menjadi hambatan dalam menyediakan lingkungan yang mendukung pendidikan multikultural.
d. Perspektif Tunggal: Jika kurikulum dan metode pengajaran hanya didasarkan pada perspektif atau budaya tertentu, maka pendidikan multikultural tidak dapat terealisasi sepenuhnya. Penting untuk menerapkan pendekatan yang inklusif, yang mencakup perspektif dari berbagai budaya dan kelompok etnis.