Mohon tunggu...
Siti Nuronniah
Siti Nuronniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tips Solutif dalam Memilah Takjil Berbuka Puasa

23 April 2021   16:00 Diperbarui: 23 April 2021   20:20 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan bak jamuan istimewa yang diperuntukkan Allah Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Para pecinta kebaikan menyambut jamuan Ramadhan dengan berlomba meraih kecintaan Allah Ta’ala. Bagi mereka yang gagal atas kemuliaan dari jamuan tersebut, sungguh tak ada kalimat yang bisa menggambarkan betapa meruginya mereka. Karena memang, tidak semua dari kedua golongan tersebut sukses meraih kemuliaan Ramadhan.

Pada dasarnya kemampuan menyelesaikan masalah dimiliki oleh semua orang. Ada yang kemampuannya tinggi dan ada pula yang rendah. Kemampuan menyelsaikan masalah adalah soft skill yang dibutuhkan di berbagai bidang. Karenanya, kita mesti belajar bagaimana cara menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah yang menghadang alias solutif.

Maka dalam hitungan jam ini, banyak masyarakat yang mencari takjil saat mendekati waktu berbuka puasa (ngabuburit). Kegiatan itu tentu menyenangkan sembari menikmati suasa sore sambil menanti waktu berbuka puasa tiba. Apalagi takjil sudah menjadi makanan favorit hampir semua orang saat berbuka puasa. Akan tetapi, sehat dan amannya takjil untuk dikonsumsi juga menjadi penting untuk diperhatikan. Karena itu masyarakat harus lebih cermat dan selektif sebelum membeli takjil. Sebab selama masa pandemi Covid-19, banyak virus yang berpotensi menginfeksi siapa saja.

Seorang pakar gizi, telah berkata bahwa tidak makan atau minum selama 14 jam menyebabkan kadar gula menurun dan berpotensi dehidrasi juga. Ketika berpuas maka kadar gula darah sudah rendah dan orangnya lemas sehingga harus segera dinaikkan. Takjil berbuka puasa biasanya didominasi oleh beragam makanan manis. Makanan ini memang bisa mengembalikan energi dengan cepat karena tubuh mendapatkan asupan gula. Namun, Anda tetap perlu memerhatikan kandungan gizinya juga. Beberapa jenis takjil tinggi akan gula dan karbohidrat, tapi mengandung sedikit protein, vitamin, atau mineral. Makanan yang terlalu banyak mengandung gula juga tidak baik karena dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan.

Perlu ditambahkan bahwa manis pun harus sehat. Bukan dengan kolak, bukan dengan cendol, bukan dengan kelapa pakai sirup, atau teh manis. Lebih disarankan untuk meminum jus atau sari buah sebagai takjil. Selain itu, Anda juga bisa memakan kurma jika tidak ingin meminum jus buah. Akan tetapi, pilihlah kurma yang masih segar dan berkulit keras. Mengapa harus kurma berkulit keras?karena kurma yang kulitnya keras kadar seratnya masih tinggi. Jadi, bukan glukosanya yang tinggi. Kalau kurmanya sudah lembek dan berair, itu kadar glukosanya yang butuh insulin untuk masuk ke dalam sel.

Setelah berbuka dengan yang manis dan sehat, Anda bisa melanjutkan berbuka dengan makanan yang lebih berat. Untuk menunya sendiri,berbuka harus sama komplitnya dengan sahur, yaitu mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan serat. Agar tubuh kembali berenergi dan tetap sehat, berikut beberapa pilihan menu takjil yang bisa Anda santap pada waktu buka puasa.

Salah satu cara mengasah kemampuan dalam menyelesaikan masalah alias tips jadi orang solutif untuk memilah takjil berbuka puasa:

1. Berani Ambil Keputusan

Cara paling sederhana untuk jadi orang yang solutif adalah berani ambil keputusan. Solusi bisa muncul dari keputusan yang diambil secara tepat. Seperti halnya dalam memilah takjil,kita hanya perlu berfikir bahwa lebih baik membuat dari pada membeli. Jadi disarankan untuk takjil membuat dirumah yang tahu kualitas kehigenisan suatu makanan yang dibuat.

2. Fleksibel atau Tidak Kaku

Orang solutif pastinya tak kaku dan fleksibel di segala macam kondisi dan situasi. Ketika sesuatu tak berjalan sesuai dengan rencana, kita harus bisa menempatkan sesuatu. Contohnya ketika kita dihadapkan bahwa tidak bisa membuat takjil,kita bisa membeli takjil dluar dengan beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan. Seperti tempat dan dilihat dari cara memasak takjil tersebut.

3. Ikut Beraksi

Untuk jadi orang yang solutif diperlukan aksi yang nyata juga. Orang yang solutif tak akan membuang-buang waktu untuk duduk diam atau bicara terus-menerus. Mereka juga langsung ambil bagian dari aksi yang dilakukan. Dengan berbagai cara dilakukan seperti membeli sayur dan buah sendiri kemudian dimasak sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun