Mohon tunggu...
SITI NURNAZMI MARCIA
SITI NURNAZMI MARCIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI kampus Cibiru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Mengembalikan Nilai-nilai Pancasila pada Siswa Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0

22 Desember 2024   19:55 Diperbarui: 23 Desember 2024   05:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UPAYA MENGEMBALIKAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Penulis: 1. Siti Nurnazmi Marcia

                 2. Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd., M.H. 

Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Pancasila

            Nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi warga negara Indonesia, terutama bagi anak-anak karena mereka adalah penerus bangsa. Setiap tindakan dan perilaku mereka harus dibimbing secara bertahap untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sangat penting bagi anak-anak usia dini untuk diajarkan nilai-nilai moral sehingga mereka tidak menyimpang dari prinsip-prinsip Pancasila dalam tindakan dan sikap mereka. Setelah anak-anak belajar tentang moral, mereka akan dapat memahaminya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kata Nany (2009).

            Sangat penting bagi generasi muda untuk menanamkan rasa nasionalisme dan mematuhi Pancasila sejak dini. Karena nilai-nilai yang berasal dari adat, budaya, dan agama yang membentuk identitas bangsa, Pancasila harus menjadi panduan dalam perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia. Sayangnya, banyak generasi muda yang mulai melupakan nilai-nilai ini. Meskipun demikian, dengan memahami dan menerapkan Pancasila, masyarakat dapat menghilangkan dampak negatif dari budaya asing, menumbuhkan rasa cinta dan bangga pada tanah air bagi generasi muda. Selain itu, Pancasila memberikan prinsip-prinsip moral dan etika penting yang membentuk karakter anak sejak kecil, seperti gotong royong dan keadilan sosial, yang menekankan sikap adil terhadap sesama. Siswa akan lebih mengenal dan mencintai identitas nasional mereka dengan mempelajari Pancasila. Ini akan memupuk rasa cinta tanah air dan patriotisme sejak dini.

Mulai Hilangnya Nilai-nilai Pancasila Di Era Revolusi Industri 4.0

            Sangat penting untuk berlandaskan pada Ideologi Pancasila dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi kesulitan di bidang pendidikan. Seperti halnya revolusi industri 2.0 dan 3.0, Pancasila menghadapi tantangan baru di era revolusi industri 4.0. Agar tetap relevan, ideologi Pancasila harus disesuaikan dengan revolusi ini (Fadilah, 2019). Ini disebabkan oleh kebutuhan Pancasila untuk menjadi fleksibel sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai ideologi terbuka yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Pancasila, sebagai ideologi netral, akan tetap relevan dan hidup dalam setiap zaman, seperti yang telah terbukti sejak lama.

            Dengan waktu, prinsip-prinsip Pancasila mulai hilang dari sikap dan tindakan warga negara. Nilai-nilai Pancasila berisiko terpinggirkan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di era globalisasi saat ini. Ketika ideologi dan budaya asing mudah masuk ke Indonesia, nilai-nilai Pancasila menjadi rentan. Akibatnya, kemerosotan nilai-nilai Pancasila dapat mengakibatkan konsekuensi serius, seperti meningkatnya perselisihan hanya karena masalah kecil, intoleransi, penodaan agama, dan bahkan terorisme yang mengatasnamakan agama, sebagai akibat dari kurangnya pelaksanaan sila pertama. Pengabaian etika berbangsa yang seharusnya berakar pada Pancasila termasuk kasus pelecehan seksual, korupsi, dan perilaku mementingkan diri di atas kepentingan umum.

Nasionalisme dan patriotisme Indonesia tampaknya menurun, terutama di kalangan generasi muda, karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat. Menurut Aini (2022), ketika nilai-nilai Pancasila mulai hilang, dapat muncul berbagai masalah yang dapat merusak kesatuan bangsa. Menurutnya, sistem etika Pancasila mengandung gagasan-gagasan yang dapat berfungsi sebagai pedoman logis untuk memecahkan masalah yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, banyak masalah ini berasal dari kurangnya perhatian terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, pengembalian nilai-nilai Pancasila sangat penting, terutama bagi generasi muda karena mereka adalah pilar dan penerus bangsa. Untuk memperkuat pemahaman generasi muda tentang makna dan nilai Pancasila, pendidikan Pancasila harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi (Anggraini).

Penanaman Kembali Nilai-nilai Pancasila

            Pemulihan nilai-nilai Pancasila harus dimulai sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi karena globalisasi tidak dapat dihindari. Untuk memperkuat ekonomi dan mempertahankan identitas nasional Indonesia, setiap warga negara harus ditanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme melalui partisipasi dalam kegiatan nasional dan kecintaan terhadap produk lokal. Oleh karena itu, Pancasila masih relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari meskipun kita hidup di era globalisasi saat ini.

            Sekolah harus mengajarkan Pancasila secara mendalam dan aplikatif, tidak hanya sebagai teori tetapi juga tentang penerapan prinsipnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat penting bagi pendidikan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip Pancasila tetap hidup dan tertanam dalam kehidupan sehari-hari orang. Pendidik dan guru memerlukan pelatihan khusus untuk menyampaikan materi ini dengan cara yang menarik dan relevan bagi siswa.

Penanaman nilai-nilai Pancasila pada siswa dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana dan mudah diterima, seperti menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari agar siswa merasa nyaman dan tidak terbebani ketika mendengarkan materi. Metode ini memudahkan siswa untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan mereka. Menurut Rahmawan (2019), nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan sejak pendidikan dasar karena memiliki kaitan erat dengan pendidikan perilaku.
Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada siswa sekolah dasar bertujuan untuk membentuk karakter mereka menjadi warga negara yang baik. Pada usia ini, anak-anak lebih mudah dibimbing dan cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Untuk memastikan bahwa siswa dapat tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang mencerminkan sifat dan ciri khas bangsa Indonesia, sangat penting untuk ditanamkan sejak dini.

            Pendidikan Pancasila di sekolah dasar sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Tujuan pendidikan Pancasila di tingkat dasar adalah untuk menanamkan prinsip-prinsip luhur Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sejak dini. Sangat penting untuk menerapkan strategi dan teknik pengajaran yang inovatif dan berhasil untuk mencapai tujuan ini.

            Hal-hal yang sederhana dan dapat dilakukan secara teratur dapat digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila kepada siswa sekolah dasar, seperti:

  • Pemilihan ketua kelas: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan arahan dan bimbingan guru setiap kelas, proses pemilihan ketua kelas biasanya dilakukan secara voting melalui musyawarah mufakat.
  • Jumat Bersih, kegiatan ini dapat dilakukan pada hari Jumat pagi sebelum kegiatan belajar mengajar. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar semua anggota masyarakat sekolah bekerja sama untuk membersihkan lingkungan sekolah. Tujuannya adalah untuk membuat lingkungan sekolah nyaman dan menarik. Sebuah lingkungan sekolah yang bersih menarik orang untuk melihatnya (Ali, 2015:189). Menurut pendapat ini, semua anggota komunitas sekolah akan merasa termotivasi oleh lingkungan tersebut.
  • Upacara Bendera, kegiatan mingguan yang biasa dilakukan pada hari senin pagi mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak secara tidak langsung. Nilai-nilai ini akan ditanamkan jika upacara bendera dilakukan dengan di hayati dan para siswa dapat memahaminya.

Jika penerapan nilai-nilai Pancasila hanya menjadi rutinitas sehari-hari tanpa makna dan penghayatan, atau jika hanya dianggap sebagai formalitas tanpa wujud konkret yang berguna untuk melaksanakannya secara menyeluruh, maka penguatan nilai-nilai tersebut akan dianggap gagal.

            Sila-sila Pancasila memiliki karakter yang mudah diterapkan pada kompetensi dasar di setiap kelas. Selain itu, dengan memanfaatkan perspektif Pancasila saat memeriksa masalah kontemporer, termasuk masalah dari luar masyarakat, nilai-nilai karakter juga dapat diperkaya. Akibatnya, siswa dan mahasiswa akan menjadi terbiasa dengan respons dan tindakan yang sesuai dengan peran yang diemban mereka dalam Pancasila. Metode ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila sambil mengikuti perkembangan zaman.

            Selain itu, metode pembelajaran harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa atau mahasiswa dan menyediakan materi yang relevan dengan kemajuan zaman, terutama di era teknologi dan informasi saat ini, yang mempengaruhi semua aspek kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa saat ini sering kali lebih mampu mengakses informasi dan mencari bahan pelajaran daripada guru. Penggunaan perangkat elektronik dalam pembelajaran mencerminkan kemajuan teknologi di bidang pendidikan dan merupakan tindakan yang tepat, mengingat perangkat elektronik sekarang menjadi teman setia generasi muda yang dapat dibawa ke mana pun dan kapan pun. Agar siswa lebih tertarik untuk belajar, materi pelajaran harus dikemas dengan cara yang menarik. Misalnya, konten dapat disajikan dalam video yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan jenjang pendidikan mereka.

            Penanaman nilai-nilai Pancasila harus diajarkan tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah. Karena orang tua adalah guru pertama anak-anak mereka, nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan pada mereka di rumah agar sesuai dengan apa yang mereka pelajari di sekolah. Ayah dan ibu memiliki peran penting dalam keluarga: ayah mencari nafkah dan memimpin keluarga, dan ibu menjaga rumah tangga, mendidik anak, dan berpartisipasi dalam komunitas. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola rumah tangga mereka, tetapi mereka juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Pancasila sejak dini.

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua, jadi orang tua harus berhati-hati karena anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Orang tua harus mengajarkan anak-anak nilai-nilai Pancasila, terutama dalam perilaku sosial, seperti menghargai dan menghormati orang lain. Anak-anak harus belajar menghargai teman sebaya, menyayangi yang lebih muda, dan menghormati orang tua. Orang tua dapat membantu anak memahami dan menerapkan prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan contoh dan penjelasan yang konsisten.

SIMPULAN

            Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa menghadapi tantangan besar karena pengaruh teknologi dan budaya asing yang mengancam karakter generasi muda. Pendidikan di sekolah dasar memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan kewarganegaraan (PPKn). Selain guru, orang tua juga harus berpartisipasi secara aktif dalam menanamkan prinsip-prinsip ini di rumah mereka agar siswa dapat memahami dan menerapkannya. Jika keluarga dan sekolah bekerja sama dengan baik, nilai-nilai Pancasila akan tetap relevan dan kokoh dalam membentuk generasi yang bermoral dan bernasionalisme tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun