Mohon tunggu...
siti nurmaidah
siti nurmaidah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN MLG

Positiv thinking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anggapan Pendapat John Piaget tentang Kognitif

17 Maret 2021   22:54 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:15 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

John Piaget adalah seorang ahli psikologi yang lahir di Neuchatel, sebuah kota kecil di swiss dan ia telah mengembangkan teori perkembangan kognitif. Penelitian ini ia lakukan oleh piaget sebab, ia terlalu larut dalam penelitian proses berpikir, akhirnya ia tertarik untuk meneliti apa pikiran itu, terlebih khusus pada tahapan perkembangan. Pada tahun 1920 piaget memutuskan untuk meneliti tentang anak. Teori ini di kembangkan melalui penelitian sangat panjang (longitudinal) yang di lakukan piaget terhadap anak sendiri, teori perkembangan kognitif piaget telah banyak mempengaruhi cara guru memandang ke mampuan kognitif siswa, sehingga dapat membantu guru untuk mengevaluasi serta menyesuaikan kurikulum pembelajaran dengan kemampuan siswa.

Dalam teori nya ia menjelaskan bahwa anak usia dini itu telah mempunyai kemampuan tersendiri dalam menghadapi fenomena-fenomena yang dapat di jangkau oleh anak, yaitu dengan kemampuan sensori dan motorik anak untuk memahami dunianya secara aktif. Yang mana hal ini anak-anak akan menggunakan skema, asimilasi, akomodasi serta ekulibrasi. Dengan ini anak dapat mengeksplorasi lingkungan menjadi dasar pengetahuan tentang dunianya yang akan di peroleh di kemudian hari. Piaget menyebut kemampuan-kemampuan anak yaitu sebagai skema. Berikut adalah 4 konsep dasar yang di maksud piaget yaitu: 

1. Pengertian Skema 

Skema disini adalah pengadaptasian seorang individu terhadap lingkungannya, yang mana ia akan lebih dominan mengorganisasikan pikiran dan tingkahlakunya yang menyebabkan beberapa struktur spikologis berbeda pada setiap fase perkembangan tingkah laku dan aktifitas berpikir manusia. Yang dimaksud disini adalah seiring dengan bertambahnya pengalaman pada masa anak-anak, kemudian ketika dewasa secara bertahap dan tidak langsung skema ini bertambah banyak dan beraneka ragam. Jadi di sini semakin banyak skema yang dimiliki seseorang maka semakin mampu seseorang untuk membedakan satu stimulus ke stimulus yang lain. 

2. Pengertian Asimilasi  

Asimilasi piaget adalah sebuah pengasimilasian objek baru kepada skema yang lain, contohnya: anak akan mengetahui bagaimana cara anak memahami hewan kucing itu kecil, kemudia anak dengan mudah membawa skema ini dengan beranggapan bahwa semua hewan ukurannnya adalah kecil. Lalu ketika anak bertemu lagi dengan hewan lain seperti kelinci, maka anak akan mudah membawa skemanya lagi "bahwa semua hewan itu kecil". Maka hal ini lah yang di sebut dengan asimilasi piaget.

3. Pengertian akomodasi 

Akomodasi adalah pengakomodasian skema lama terhadap objek baru. Seperti: Ketika anak tadi bertemu lagi dengan hewan lain, misalnya seekor sapi apakah anak akan tetap dengan skema awal "bahwa semua hewan itu kecil". Tentu saja skema ini tidak akan tetap pada skema awal,  karena hewan sapi sudah jauh berbeda dengan kucing dan kelinci. Oleh karena itu, skema patut sebanding dengan objek yang baru. Maka hal ini lah yang disebut dengan akomodasi. 

4. Pengertian Ekulibrasi (keseimbangan)

Kedua adaptasi asimilasi dan akomodasi adalah dua istilah Piaget yang disebut dengan pembelajaran. Kedua adapasi ini adalah yang bertugas sebagai penyeimbangan struktur pikiran dengan lingungannnya (sensori motorik), apabila kedua adaptasi dapat seimbang maka hal ini dapat di sebut dengan ekulibrasi.

Teori Perkembangan piaget menyatakan, bahwa kematangan anak-anak itu melalui empat tahapan perkembangan kemampuan kognitif, yang mana anak tidak akan mampu berpikir logis secara abstrak hingga mencapai usia 11 tahun, berikut tahapanya (santrock, 1988, dalam mar'at 2005) :

Fase Pertama sensori motorik (0-24 bulan) pada fase ini perkembangan skema lebih berpusat pada sensorik motoriknya, yaitu hanya terbatas kepada objek permanen atau lebih kepada hal-hal uang tampak dalam sebatas pengamatan anak. Yang mana bayi akan membangun sebuah pemahamannya melalui pengkoordinasian pengalaman sensorik denga tindakan fisik seperti bayi suka melihat hal-hal yang berwarna warni.

Fase kedua preoperational (2-7 tahun) pada fase ini anak akan mulai merepresentasikan Dunia melakui kata-kata atau gambar, yang mana hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran yang simbolis dan melampaui kaitan informasi sensori dan tindakan fisik.

Fase ketiga operasional konkrit (7-11 tahun) pada fase yang ketiga ini anak sudah dapat bepikir logis mengenai peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda0benda kedalam bentuk yang berbeda, akan tetapi fase ini anak masih sulit untuk berpikir secara abstrak.

Fase keempat operasional formal (lebih dari 11 tahun) dan pada fase yang terakhir ini anak sudah dapat berpikir secara abstrak serta logis, yang mana pemikirannya lebih pada idealistik. Seperti: anak sudah dapat memecah kan suatu permasalahan atau menjawab pertanyaan secara komples dan lain sebagainya.

Maka dari itu anak perlu di beri pelajaran dengan menggunakan objek-objek dan contoh-contoh yang kongkrit. Misalnya pendidik mengajarkan prinsip aritmatika dengan menggunakan alat peraga seperti lidi atau kelereng. 

Teori Piaget diaplikasikan secara luas dalam beberapa permasalahan dalam pendidikan, diantaranya yaitu dalam permasalahan kesulitan belajar anak yang digambarkan bahwa anak mengalami masalah kesulitan berkonsentrasi dalam berhitung. Ketidak mampuan siswa ditunjukkan dari kemampuan membaca, menggabungkan pengetahuan dan pengalaman, berimajinasi, terkait dengan pemahaman soal-soal cerita hal yang seperti ini di sebut dengan permasalahan diskalkulia. Yang mana pada hal ini anak sulit memahami kejadian yang abstrak, sampai-sampai guru harus menggambarkan atau menyampaikan pelajaran secara nyata. 

Referensi

Mu'min, Sitti Aisyah. (2013). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-Ta'dib, 6 (1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun