Mohon tunggu...
siti nurmaidah
siti nurmaidah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN MLG

Positiv thinking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anggapan Pendapat John Piaget tentang Kognitif

17 Maret 2021   22:54 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:15 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pontodidatica.com.br/

Fase Pertama sensori motorik (0-24 bulan) pada fase ini perkembangan skema lebih berpusat pada sensorik motoriknya, yaitu hanya terbatas kepada objek permanen atau lebih kepada hal-hal uang tampak dalam sebatas pengamatan anak. Yang mana bayi akan membangun sebuah pemahamannya melalui pengkoordinasian pengalaman sensorik denga tindakan fisik seperti bayi suka melihat hal-hal yang berwarna warni.

Fase kedua preoperational (2-7 tahun) pada fase ini anak akan mulai merepresentasikan Dunia melakui kata-kata atau gambar, yang mana hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran yang simbolis dan melampaui kaitan informasi sensori dan tindakan fisik.

Fase ketiga operasional konkrit (7-11 tahun) pada fase yang ketiga ini anak sudah dapat bepikir logis mengenai peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda0benda kedalam bentuk yang berbeda, akan tetapi fase ini anak masih sulit untuk berpikir secara abstrak.

Fase keempat operasional formal (lebih dari 11 tahun) dan pada fase yang terakhir ini anak sudah dapat berpikir secara abstrak serta logis, yang mana pemikirannya lebih pada idealistik. Seperti: anak sudah dapat memecah kan suatu permasalahan atau menjawab pertanyaan secara komples dan lain sebagainya.

Maka dari itu anak perlu di beri pelajaran dengan menggunakan objek-objek dan contoh-contoh yang kongkrit. Misalnya pendidik mengajarkan prinsip aritmatika dengan menggunakan alat peraga seperti lidi atau kelereng. 

Teori Piaget diaplikasikan secara luas dalam beberapa permasalahan dalam pendidikan, diantaranya yaitu dalam permasalahan kesulitan belajar anak yang digambarkan bahwa anak mengalami masalah kesulitan berkonsentrasi dalam berhitung. Ketidak mampuan siswa ditunjukkan dari kemampuan membaca, menggabungkan pengetahuan dan pengalaman, berimajinasi, terkait dengan pemahaman soal-soal cerita hal yang seperti ini di sebut dengan permasalahan diskalkulia. Yang mana pada hal ini anak sulit memahami kejadian yang abstrak, sampai-sampai guru harus menggambarkan atau menyampaikan pelajaran secara nyata. 

Referensi

Mu'min, Sitti Aisyah. (2013). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-Ta'dib, 6 (1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun