Mohon tunggu...
Siti Nurma
Siti Nurma Mohon Tunggu... Freelancer - Student

Hello everyone. Let's be friendđź‘‹

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aksi Bullying? Kenali Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

20 Oktober 2019   13:44 Diperbarui: 20 Oktober 2019   13:48 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas Bullying bukan lagi hal asing di kalangan masyarakat, tidak kenal usia tidak pula kenal kalangan. Tetapi, pada kenyataannya masih banyak pihak yang kurang mengerti bahkan acuh terhadap isu bullying.

Apalagi setelah munculnya kata "baper" atau "bawa perasaan", aktivitas bullying seringkali dianggap biasa di kalangan masyarakat. Seseorang yang menjadi pelaku bullying menganggap bahwa tindakan nya hanyalah sebatas lelucon dan seseorang yang menjadi sasaran nya tidak perlu merasa baper. Para pelaku bullying tidak menyadari bahwa aktivitas yang mereka anggap lucu tersebut bisa menyebabkan korban nya mengalami gangguan kesehatan mental atau Mental illness.

Bullying dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Seperti yang terjadi baru-baru ini, kita dikejutkan oleh kematian salah satu public figure asal Korea Selatan, Choi Jin-ri atau lebih dikenal dengan nama panggungnya yaitu Sulli yang diduga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Dia mengalami depresi yang sangat berat akibat nyinyiran netizen, a.k.a bullying verbal yang dia dapatkan di media sosial. Ya, inilah salah satu fakta bahwa bullying bisa mengakibatkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya.

Namun, dari banyaknya kasus yang terjadi, bullying memang paling sering terjadi pada anak-anak. Menurut data KPAI pada tahun 2018, kasus bullying dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang mendominasi dalam dunia pendidikan.

Lalu, apa yang menyebabkan kasus Bullying itu terjadi?

Sebagaimana kita ketahui, bullying terjadi diantara dua pihak. Yang satu merasa lebih kuat sehingga melakukan bully (pelaku) dan yang satu merasa lemah sehingga di bully (korban). Jadi, penyebab bullying bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pelaku dan sisi korban.

Sisi Pelaku. Terkadang pelaku melakukan aksi nya hanya untuk melampiaskan masalah pribadinya. Tidak sedikit dari mereka yang lahir dalam keluarga yang disfungsional. Artinya, dia tidak mendapatkan hak yang semestinya sebagai seorang anak seperti hak cinta dan kasih sayang yang utuh sehingga dia mencari perhatian. Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang sebenarnya pernah menjadi korban bully. Mereka melakukan aksi nya untuk ajang balas dendam. Alasan lain, para pelaku melakukan aksi nya karena menganggap itu keren dan membanggakan. Sehingga, mereka melakukan itu untuk kepuasan hati mereka tanpa ada sedikitpun keraguan dan rasa bersalah.

Sisi Korban. Seseorang bisa menjadi korban bully disebabkan banyak hal. Biasanya dia dijadikan target karena dia pendiam dan tidak mudah bergaul. Ada juga yang dibully karena dia menunjukkan kelemahan yang dia miliki. Selain itu, penampilan fisik yang berbeda dari yang lain juga menjadi sasaran empuk bagi para pelaku bullying untuk melakukan aksinya.

Bagaimana dampak nya?

Seseorang yang menjadi korban bullying biasanya akan mengalami perubahan. Seperti ketakutan, sering merasa cemas dan panik, memikirkan hal secara berlebihan, depresi, bahkan sampai berujung pada bunuh diri.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun