Mohon tunggu...
Siti Nurjanah
Siti Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Karakteristik Kurikulum Merdeka untuk Inovasi Pendidikan Lebih Baik

19 Desember 2023   19:06 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum Merdeka (sumber gambar laman Kemendikbud)

Kurikulum merdeka resmi di luncurkan pada tahun ajaran 2022/2023 ini. Dalam pelaksanaannya, kurikulum merdeka dilakukan secara bertahap di beberapa sekolah yang sudah siap menerapkannya. Kurikulum Merdeka akan resmi menjadi kurikulum nasional pada 2024 mendatang. 

System penerapan kurikulum Merdeka sendiri bergantung kepada sekolah mana yang siap menerapkannya. Bisa di bilang saat ini adalah masa percobaan penerapan kurikulum merdeka untuk dilihat kesesuaiannya dengan kebutuhan suatu satuan pendidikan. Menurut data dari media kemendikbud tahun ini tercatat sudah 300 ribu lebih lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum merdeka, kenaikan pesat ini seakan menjadi hal yang positif pada penerimaan kurikulum merdeka. 

"Bahkan sebelum kurikulum merdeka ini di tetapkan sebagai kurikulum nasional, data sudah menunjukkan bahwa kurikulum merdeka ini diterima dengan baik oleh satuan pendidikan." ucap Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, pada Jumat (15/7/2022), di Jakarta. 

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka belajar sendiri memiliki karakteristik yang lumayan berbeda dibanding kurikulum terdahulu, diantaranya pengembangan softskill dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila, lebih leluasanya guru untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan. 

Karakteristik yang pertama yaitu pengembangan softskill dan karakter. Kurikulum merdeka mencetus ide baru, yaitu Projek penguatan profil pelajar Pancasila atau yang disebut dengan P5, merupakan suatu program yang bertujuan memberi peserta didik kebebasan untuk mengamati dan memikirkan solusi tentang permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Hal ini dijadikan sebagai cara untuk mendorong peserta didik lebih kompeten, berkarakter, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai Pancasila. 

P5 memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan menguatkan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta didik diharapkan mampu melakukan aksi nyata untuk merespon isu-isu mengenai gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, teknologi, budaya, dan lainnya, sesuai dengan perkembangan dan tahap belajar mereka. 

Sementara karakter yang hendak di wujudkan melalui pembelajaran P5 ini antara lain beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. 

Karakteristik berikutnya adalah berfokus pada materi esensial. Perbedaan kemampuan kognitif anak menjadikan perbedaan setiap peserta didik dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan, sehingga harus ada inovasi dalam mengatasi permasalahan yang sangat umum terjadi ini. 

Kurikulum merdeka memiliki inovasi untuk memberikan kebebasan pada guru dan siswa untuk menciptakan sendiri pembelajaran yang efektif dalam kompetensi literasi dan numerasi. Materi esensial adalah materi berkelanjutan yang ada pada semua jenjang atau fase pendidikan. peran guru dalam menentukan materi esensial dalam pemilihan pembelajaran yang penting untuk kompetensi dasar. 

Karakteristik ini fokus pada kualitas pembelajaran yang berkesinambungan dan didesain agar siswa memahami konsep pembelajaran dengan mendalam hingga pengimplementasiannya di kehidupan nyata. 

Karakteristik yang ketiga yaitu pembelajaran yang fleksibel. Nadim Makarim menyampaikan dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima belas bahwa, "Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam merdeka belajar adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasaan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik." (11/2/22)

Hal ini menjadikan kurikulum merdeka memberikan tiga tipe kegiatan pembelajaran, yaitu intrakurikuler, kokurikuler atau P5, dan ekstrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler menekankan pada pendalaman konsep dan kompetensi serta memberikan keleluasaan bagi guru memilih perangkat ajar. Pembelajaran kokurikuler berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi siswa, yang mana dilakukan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan pembelajaran ekstrakurikuler seperti pada umumnya, yaitu pembelajaran disesuaikan dengan minat dan fasilitas yang ada pada satuan pendidikan. 

Tujuan umum kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan menyesuaikan kondisi lingkungan satuan pembelajaran agar tercipta lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan. 

Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menjadi terobosan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, adaptif, dan berkualitas untuk generasi masa depan dan berkembangnya mutu pendidikan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena dengan pendidikan yang baik, maka akan tercipta sumber daya manusia yang baik pula untuk mempersiapkan bangsa dalam tuntutan perkembangan jaman yang semakin pesat. 

Peran guru, peserta didik, dan juga masyarakat dalam tercapainya pendidikan yang berkualitas melalui inovasi Kurikulum Merdeka ini juga turut serta untuk keberhasilannya. Dengan begitu kita sebagai generasi muda patut bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk perkembangan dunia yang semakin pesat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun