Mohon tunggu...
Sitinurhikmah Hikmawati
Sitinurhikmah Hikmawati Mohon Tunggu... Guru - La tarum 'ilman wa tatruka attaab

D2 PGMI IAIN Jembar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Tokonya

2 Mei 2020   12:58 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Eksistensialisme berasal dari kata dasar exist yang mana ex artinya keluar dan sister yang artinya berdiri. Jadi eksistensialisme adalah aliran dalam dunia filsafat yang menekankan pada eksistensi atau keberadaan. 

Suatu yang ada sudah tidak dipersoalkan, misal kursi adalah kursi dan manusia adalah manusia yang tidak perlu dipersoalkan keberadaannya, akan tetapi yang dipersoalkan adalah bagaimana sesuatu yang ada itu berada. 

Eksistensialisme dalam kaitannya dengan pendidikan ialah mendorong peserta didik untuk menemukan hakekat durinya atau mencari jatidirinya. 

Setiap manusia mempunyai kebebasan dengan cara apa saja untuk mencapai eksistensi nya namun sekiranya tidak bersimpangan siur dengan kebebasan orang lain.dalam pendidikan eksistensialisme memberikan pandangan bahwa ada bukan hanya berada, akan tetapi  mewujudkan bagaimana hal yang ada tersebut berada dalam keadaan yang optimal. 

Contohnya: siswa menentukan sekolah mana yang akan ia jadikan sebagai tempat berproses untuk mencari jati dirinya atau mencari hakekat siapa dirinya yang sekiranya ditempat tersebut dapat memberikan pandangan dan pengaruh yang lebih baik dalam kehidupan mendatang. 

Tokoh filsafat pendidikan eksistensialisme ini yang pertama soren kierrkegard yang merupakan seorang anak bungsu dari tiga bersaudara yang dilahirkan pada 5 mei 1813 . 

Tokoh soren ini awalnya sangat tertarik pada pemikiran tokoh hegal namun pada akhirnya ia   soren sendiri mempunyai anggapan bahwa manusia tidak pernah bisa menganggap dirinya sebagai aku secara umum akan tetapi hanya sebagai aku secara individual yang sagat unik dan sulit untuk dijabarkan dalam berbagai macam penjelasan. 

Yang kedua jean- paul sartre lahir di orancis pada 21 juni 1905 dan wafat pada 15 april 1980 M. Beliau merupakan anak dari seorang 0erwita besar angkatan luat di prancis dan ibunya seorang guru besar di universitas sorbone. Jean- paul sartre sangat terkenal dengan tulisan-tulisan nya baik berupa novel maupin tul8san biasa dalam bidang filsafat. Ia mempunyai pandangan bahwa eksistensi manusia mendahului esensinya. Bagi stsartre manusia atau keadaan kebebasan untuk membentuk dirinya dengan kemampuan bean tindakannya.

Yang ketiga martin buber yang merupakan tokoh filsafat sekaligus editor dalam kiran mingguan dan mepunyai pandangan yang berpusat pada perbedaan  antara akunitu dan aku engkau. 

Yang keempat martin heideggar lahir di jerman pada tahun 1889 yang merupakan seorang murid dari hegal namun haidegger tidak mempunyai pendapat yang sama dengan gurunya heidigger tidak pernah menaruh perhatian dalam dunia matematika. Beliau merupakan anak dari seorang kosfer atau pastur di gereja ST. Martius. 

Menurut heidigger manusia itu terbuka pada dirinya dan sesamanya. Dimana kemampuan manusia untuk eksist dalam hal-hal diluar dirinya karena manusia mempunyai kemampuan kepekaan, pemahaman, dan perkataan sehingga saling memahami. Filsafat heideggar ini juga fenomenal berkaitan dengan konsep hati (mood) dimana menurutnya hati kita sendiri, bukan dalam pendirian pengetahuan yang observasional yang berjarak. 

Yang kelima karl janper yang merupakan tokoh filsafat yang menulis banyak karya. Pokok Filsafat terpenting bagi dirinya ialah sikap bagaimana bisa menangkap suatu kebenaran dari sesuatu yang ada. Menurutnya ada bukanlahbhal yang objektif aka tetapi manusia harus mencarinya dengan berbagai pengorbanan. 

Yang keenam gabriel marcel yang merupakan fiksuf yang menulis banyak karya yang kebih dari selusin buku. Beliau juga seorang filsuf yang memusatkan pemikirannya pada persoalan wujud. 

Yang ketuju paul Thilich seorang filsuf yang terkenal dengan berbagai karyanya yang menganggap bahwa eksistensi merupakan elemen dalam suatu struktur kebaikan yang harus dioptimalkan oleh dirinya sendiri.

Demikian tentang Filsafat progresivisme mudah-mudahan dapat memberikan kemanfaatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun