Jepang mendarat pertama kali ke Indonesia pada 11 Januari 1942, di Tarakan Kalimantan Timur. Kedatangan jepang tentunya menggeser kekuasaan Belanda yang pada saat itu sudah lebih dahulu menduduki Indonesia.
Dengan mudah jepang di terima oleh warga setempat. Jepang menjanjikan banyak hal. Termasuk kemerdekaan untuk Indonesia. Jepang datang membawa pengakuan bahwa kami saudara mereka. Selain itu jepang juga memiliki semboyan gold,glory,gospel.
Namun, ternyata kami pribumi di bodohi olehnya. Ketika pada masa itu masyarakat terlepas dari kerja rodi, ternyata itu berganti menjadi romusa. Yang sama saja merugikan dan menyiksa masyarakat,bahkan konon katanya lebih dari itu. Tak hanya itu, para perempuan pun dijadikan budak seksual atau sering di sebut Karayukisan. Beberapa mengalami pemerkosaan bahkan penyiksaan.
Tak terlihat janji jepang terhadap Indonesia. Jepang terus mengulur kemerdekaan Indonesia. Walaupun pribumi di perbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan bendera nya,tetap saja pribumi ingin merdeka. Hingga terjadi pengeboman hirosima Nagasaki.
Saat itu pasukan Amerika Serikat meluncurkan serangan bom ke kota Hiroshima, Jepang pada 6 Agustus 1945. Kejadian itu membuat semua pasukan Jepang di belahan dunia melemah. Serangan bom susulan dari pasukan Amerika Serikat kembali terjadi tiga hari berselang, pada 9 Agustus 1945. Kali ini, bom atom tersebut menghancurkan kota Nagasaki. Dua bom besar ini membuat Jepang tunduk pada sekutu.
Hingga kabar inipun terdengar oleh pemuda, mereka berambisi untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia. Yang awalnya jepang menjanjikan kemerdekaan 24 Agustus. Namun, para pemuda terus mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Akan tetapi Soekarno masih tetep menunggu dan mempercayai janji jepang. Hingga, pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di rumah Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta, untuk merumuskan pelaksanaan kemerdekaan yang dipimpin Chaerul Saleh. Rapat tersebut menyatakan bahwa kemerdekaan sepenuhnya berasal dari keputusan rakyat Indonesia dan bukan dari Jepang. Hasil rapat ini disampaikan kepada Soekarno pada malam harinya.
Soekarno menolak rancangan para pemuda ini. Ia ingin proklamasi tetap dilakukan lewat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk Jepang.Â
Para golongan muda merasa kecewa atas jawaban dari Soekarno. Mereka lalu menculik Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 ke Rengasdengklok agar terhindar dari pengaruh Jepang.
Di Rengasdengklok, Soekarno menyatakan dia bersedia menggelar proklamasi setelah dikembalikan ke Jakarta. Dari putusan itu, Ahmad Soebardjo selaku tokoh penengah antara golongan tua dan muda, diutus menjemput Soekarno, Hatta, Ibu Fatmawati, dan Guntur Soekarnoputra dari Rengasdengklok.
Keesokan harinya tepat pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman.
Pada 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan mengesahkan UUD sebagai dasar negara Republik Indonesia yang dikenal UUD 45.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H