Mohon tunggu...
Siti Nurhayati
Siti Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sebelumnya, saya ini seorang programmer, namun karena tertolak kuliah di jurusan IT, yaa inilah saya sekarang, menjadi mahasiswi jurusan bahasa dan sastra indonesia di UIN Jakarta. Ternyata, bahasa indonesia itu asik banget lhoo, tidak membosankan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nol Km Bersama Supra, Malam Itu

31 Desember 2022   02:19 Diperbarui: 31 Desember 2022   02:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gak kerasa yaa, tepat satu tahun sudah terlewat

Waktu itu semua terbelenggu; berharap cemas

Sambil memandang layar datar, dan berharap 

Covid musnah ditelan waktu


Malam itu angin lempuyangan sangat menusuk

Ditambah bau hujan dan udara dingin memeluk

Duh, pandemi sialan...

Cintaku hampir sampai, kenapa virus ini tak kunjung pulang


Haduh... 


Pukul sepuluh malam Nol Km Jogja

Kami melangkah tak ingin bergegas pergi

Walau semua prokes dan masker menghalang keriaan

Pandanganku tak ada hentinya menyapu kiri dan kanan 

Sejenak berhenti sekedar mengamati

Langit dan udara terasa lebih sejuk

Malioboro; menyaksikan murungnya mas dan mbak menutup toko

Sepinya perempuan sarkem

Satgas bercanda tawa di angkringan 

Ah, kilasan itu terus saja menggema di kepalaku


Syukurnya sekian purnama didera ke PPKM-an 

Sekarang semua itu mulai membaik

Tak lagi terdengar sirene yang memekakkan

Tak lagi terlihat orang sibuk mencari oksigen 

Mas dan Mbak penjaga toko pun tak lagi muram

Cahaya sarkem kembali berpendar penuh kerlap kerlip 

Seperti kunang-kunang mengedip

Langit dan udara Malioboro kembali ramai


Kini kusadari 

Betapa nafas menjadi harta tak ternilai 

Betapa hidup sangat diperjuangkan

Mungkin ini cara Tuhan menyampaikan kasih-Nya

Agar manusia tak lagi merusak

Agar manusia tak lagi menulikan telinga

Agar manusia tak lagi lupa, siapa ia sebenarnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun