Hallo everyone, Â
Film ini merupakan sesuatu yang sangat sering dibahas oleh orang banyak. Banyak orang yang sering membahas atau menceritakan ulang sebuah film baik secara langsung dengan menuliskannya menjadi sebuah teks, ataupun secara tidak langsung dengan hanya mengucapkannya lewat kata-kata.
Di sini, saya akan mencoba untuk menceritakan kembali sebuah film dalam sebuah tulisan. Namun, cerita dari film ini saya dapatkan dari salah satu teman saya. Dia menceritakan tentang film ini lewat kata-kata kepada saya dan saya akan mencoba untuk menuliskannya kembali menjadi sebuah teks.film yang berjudul " MIRACLE IN CELL NO. 7." Dimana film ini mengusung cerita sedih dan terharu, cerita ini saya ambil dari pengalaman teman saya setelah ia menonton film tersebut.
Film "MIRACLE IN CELL NO. 7" Ini menceritakan tentang pria yang memiliki keterbelakangan mental. Ayahnya bernama Dodo Rozak yang di Perankan oleh ( Vino G. Bastian ) dan anaknya bernama Kartika yang diperankan oleh (Graciella Abigail/Mawar de Jongh).
Menceritakan mengenai kehidupan dodo dengan putri kesayangannya bernama Kartika, ia diketahui memiliki keterbelakangan mental yang seperti Kekanak-kanakan. Tetapi sangat menyayangi Kartika dengan punuh keiklasan dan kasih sayang penuh. Kartika justru yang sering merawat ayahnya dan mencari sesuap nasi dengan berjualan balon. Semua dilakukan tanpa mengeluh dan berharap yang terbaik bagi sang ayah, mereka bahagia sekali pun dalam hidup penuh kesederhanaan. Selalu ada untuk sama lain membuat Dodo dan Kartika merasa bahagia akan kehidupan mereka.Â
Namun, sayangnya kebahagiaan keluarga dodo tidak bertahan lama akibat adanya ujian yang dihadapi dodo. Padahal  sebelumnya, kehidupan dodo dan sang anak berjalan sangat bahagia, meskipun memliki keterbatasan, dodo berusaha menjadi ayah yang baik.Â
Suatu hari sebuah fitnah melanda dodo. Dodo mendadak ditangkap oleh petugas karna dituduh telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan pada anak kecil. Dia pun dijebloskan ke penjara pada sel nomor 7.
Pada saat didalam sel ada sejumlah narapidana dengan kejahatan kejam, dodo agak terguncang pada situasi yang dialaminya. Dodo sangat merindukan Kartika, suatu saat Dodo mendapatkan bantuan untuk menyelundupkan Kartika agar bisa masuk ke dalam sel. Ayah dan anak itu bertemu lagi setelah sekian lama berpisah. Agar tidak diketahui oleh penjaga sel Kartika disembunyikan dengan aman.Â
 Pada suatu hari dodo membuat balon udara ke ingin sang putrinya sejak kecil dodo pun memberikan suprise pada Kartika mereka pun naik dan mereka pun sangat bahagia . Dari ke akraban mereka, narapidana lain merasa tersentuh dan seakan tidak percaya jika Dodo adalah pemerkosa dan pembunuh, memeberikan kebahagiaan pada para narapidana di sel tersebut. Akhirnya bahu membahu untuk menyiapkan pembelaan terhadap dodo pada saat persidangan.Â
Begitulah pengalaman singkat teman saya yang saya paparkan dalam artikel ini. Amanat dalam film ini dari cerita teman saya adalah memperlihatkan besarnya kasih sayang sang ayah pada putrinya, menghargai sesama itu penting, tetaplah berbuat baik, lihatlah masalah dari berbagai sudut pandang.
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diketahui diangkat dari kisah nyata yang terjadi pada 1972 di Korea Selatan. Kisah itu dibawa ke layar lebar karena dinilai sangat merepresentasikan diskriminasi dan ketidakadilan hukum pada seseorang yang berkebutuhan khusus.
Saya menucapkan terima kasih karna para pembaca sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel saya. Semoga adanya artikel ini pambaca bisa merasakan sedih, dan terharu bahkan bisa menangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H