Mohon tunggu...
Siti Nurfauziah
Siti Nurfauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Garut

You Are What You Think!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontribusi Perempuan dalam Merebut, Mempertahankan, serta Mengisi Pembangunan di Negara Kesatuan Republik Indonesia

29 April 2021   10:30 Diperbarui: 29 April 2021   10:32 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kontribusi Perempuan dalam Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan, serta Mengisi Pembangunan di Negara Tercinta. 

Memang betul, bahwa adanya Kesetaraan Gender itu sangatlah nyata. Kita bisa lihat dari pahlawan - pahlawan yang berperan dalam mempertahan kemerdekaan Indonesia, mereka bukan hanya lelaki tetapi banyak juga dari kaum perempuan yang menjadi salah satu pahlawan kemerdekaan. 

R. A Kartini yang merupakan salah satu pelopor emansipasi wanita pernah berkata bahwa peran kaum perempuan tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia. Kaum perempuan memiliki peran yang terbilang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat pertempuran merebut kemerdekaan, perempuan sama-sama berjuang baik di garis belakang maupun Medan pertempuran. Bukan hanya itu, terdapat juga berbagai laskar laskar badan perjuangan bersenjata kaum perempuan, seperti Barisan Puteri di Jakarta, Laskar Puteri Indonesia (LPI) di Surakarta dan masih banyak lagi. Dalam pertahanan perempuan juga berperan, seperti polisi perempuan, TNI perempuan, DPR perempuan, dan masih banyak lagi. Malah tidak asing lagi kalau perempuan menjadi pemimpin suatu daerah, wilayah maupun negara, karena adanya kesetaraan antara perempuan dan laki laki.

Banyak dari organisasi nasional sebelum kemerdekaan memiliki sayap pergerakan wanita sendiri dalam rangka menyukseskan gerakannya. Gerakan –gerakan ini bahkan masih ada sampai sekarang, gerakan Aisyiyah yang dipelopori Muhammadiyah masih terbilang eksis dan patut diperhitungkan. Budi Utomo juga memiliki sayap perjuangan wanitanya sendiri, yaitu Poetri Mardika. Sejarah juga mencatat adanya organisasi Wanita Katolik yang turut meramaikan pergerakan wanita sebelum kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan, pergerakan wanita tidak lagi berbentuk fisik. Wanita kini bergerak untuk memperjuangkan hak mereka. Salah satunya adalah hak pilih, dimana pada tahun 1955 akhirnya wanita di Indonesia dapat memilih dalam Pemilihan Umum dan bahkan menjadi anggota parlemen. Muncul pula UU No. 80 tahun 1958 mengenai kesamaan gaji antara wanita dan pria untuk pekerjaan yang sama. Namun, di tahun-tahun ini, permasalahan bagi wanita adalah poligami. Mereka ingin Indonesia melarang poligami sepenuhnya.

Sampai pada saat ini, perempuan juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas ekonomi, termasuk industri rumah tangga guna menanggulangi kemiskina. Bukan hanya itu, perempuan juga mampu memperjuangkan kesetaraan gender terutama di negeri kita ini untuk menciptakan kemajuan dan perubahan menjadi lebih baik. Perempuan juga. sangat vital sebagai pilar dan pelopor ketahanan pangan, karena sosio-kultural perempuan hidup di tengah masyarakat dan keluarga. Serta dalam kehidupan politik maupun ketahanan perempuan juga sangat berperan, tidak sedikit perempuan yang terlibat dalam kepemerintahan. Ini membuktikan bahwa perempuan juga sangat berperan dalam proses ketahan dan pembangunan kemerdekaan. 

Untuk kaum perempuan Indonesia sendiri, Puti menuturkan, hari ibu yang jatuh pada hari ini, bukanlah sebuah seremonial biasa atau berlalu begitu saja. Perempuan adalah tiang utama dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Jika bisa mengumpulkan tiga hal ini, baru dapat disebut perempuan sempurna. ''Perempuan Indonesia, bangunlah, bangkitlah, berjuanglah. Berjuanglah, bangkitlah sehebat-hebatnya, tiada orang lain dapat menolong perempuan selain kita sendiri,''. 

Semangat, terus berproses hingga mengahasilkan progress tanpa eses!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun