Anatomi hewan adalah salah satu pilar dasar ilmu biologi. Mempelajari anatomi hewan dapat memberikan wawasan mengenai struktur dan fungsi tubuh hewan, menjelaskan bagaimana hewan berkembang, beradaptasi dengan lingkungannya, dan bertahan hidup. Pengetahuan tentang anatomi hewan juga diperlukan dalam berbagai disiplin ilmu lainnya, seperti zoologi, kedokteran hewan, biologi konservasi, dan biologi evolusi (Romer & Persons, 2019).
Tradisi mempelajari anatomi hewan bertumpu pada metode membedah hewan mati. Meskipun efektif dalam memberikan gambaran detail struktur anatomi, pendekatan ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti penggunaan hewan untuk pembelajaran yang mengangkat masalah etika dan kesejahteraan hewan.Â
Mendapatkan hewan yang cocok untuk pembedahan dibatasi oleh biaya, peraturan, dan ketersediaan. Prosedur pembedahan memerlukan waktu yang cukup lama dan ruangan yang cukup, sehingga membatasi jumlah siswa yang dapat belajar dalam waktu yang bersamaan. Pendekatan bedah tradisional cenderung pasif, membatasi interaksi siswa dan eksplorasi materi pelajaran.
Metaverse, ruang virtual 3D imersif yang diakses melalui headset Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR), telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, belajar dan bermain. Bagi para ahli zoologi, metaverse membuka peluang baru untuk mempelajari anatomi hewan dengan cara yang lebih komprehensif dan interaktif (Hidayati & Rahmi, 2023). Perkembangan teknologi Virtual reality (VR) dan Augmented reality (AR) telah membawa perubahan besar dalam pembelajaran anatomi hewan (Drake et al., 2020).
Lingkungan virtual memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman anatomi interaktif seperti siswa dapat berinteraksi dengan model anatomi 3D yang sangat detail dan realistis, membedah lapisannya, dan melihat struktur internal dari berbagai sudut pandang. Lingkungan virtual dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran individu dan memungkinkan siswa untuk fokus pada area anatomi spesifik yang mereka perlukan (Hildebrand & Goslow, 2018).Â
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas lingkungan virtual dalam meningkatkan pemahaman dan retensi pengetahuan tentang anatomi hewan dibandingkan dengan metode tradisional.
Pendidik memerlukan keterampilan dan pengetahuan secara efektif untuk mengintegrasikan teknologi virtual ke dalam pengajaran anatomi hewan, standar dan pedoman perlu dikembangkan untuk memastikan kualitas dan efektivitas lingkungan virtual yang digunakan dalam pembelajaran anatomi hewan. Dengan metaverse, hewan virtual dapat direpresentasikan dengan tingkat detail yang luar biasa. Model 3D yang realistis dapat menunjukkan struktur anatomi hewan dengan presisi yang tinggi, memungkinkan pengguna untuk mengamati dan mempelajari struktur internal dan eksternal hewan dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Frontiers in Virtual Reality pada tahun 2022, menunjukkan bahwa metaverse dapat digunakan untuk mempelajari anatomi ikan. Studi tersebut melibatkan 20 peserta yang mempelajari anatomi ikan di metaverse. Hasil studi menunjukkan bahwa peserta yang belajar anatomi ikan di metaverse memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai anatomi ikan daripada peserta yang belajar anatomi ikan secara tradisional. Studi-penelitian tersebut menunjukkan bahwa metaverse memiliki potensi untuk menjadi alat yang berharga untuk pembelajaran anatomi hewan. Metaverse dapat membuat pembelajaran anatomi hewan menjadi lebih interaktif dan imersif, yang dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat peserta.
Seorang profesor di Virginia Tech's College of Science dan seorang peneliti di Institut Kreativitas, Seni dan Teknologi bernama Thomas Tucker, telah mengembangkan proyek Virtual Reality (VR) imersif untuk mempelajari anatomi hewan (Virginia Tech, 2023). Proyek ini disebut juga dengan Anatomy VR, yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi anatomi hewan secara detail dari berbagai sudut. Anatomy VR mencakup berbagai hewan, termasuk kucing, anjing, dan burung. Pengguna dapat memilih hewan yang ingin mereka pelajari dan kemudian dapat menjelajahi anatomi hewan tersebut menggunakan headset VR.Â
Anatomy VR menawarkan berbagai fitur yang membuat pengalaman belajar menjadi lebih imersif dan interaktif. Pengguna dapat memperbesar atau memperkecil bagian tertentu dari hewan, dan mereka juga dapat melihat hewan dari berbagai sudut. Anatomy VR telah terbukti menjadi alat yang efektif untuk pembelajaran anatomi hewan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tahun 2023 menemukan bahwa peserta yang belajar anatomi anjing menggunakan Anatomy VR memiliki pemahaman yang lebih baik tentang anatomi anjing daripada peserta yang belajar anatomi anjing secara tradisional.
Tucker percaya bahwa Anatomy VR memiliki potensi untuk merevolusi cara kita belajar anatomi hewan. Dia mengatakan bahwa VR dapat membuat pembelajaran anatomi hewan menjadi lebih menarik, interaktif, dan efektif. "VR dapat membantu siswa memahami anatomi hewan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh metode pembelajaran tradisional," kata Tucker. "VR memungkinkan siswa untuk melihat anatomi hewan dari berbagai sudut dan untuk berinteraksi dengan hewan tersebut secara langsung. "Tucker berencana untuk terus mengembangkan Anatomy VR dan menjadikannya lebih interaktif dan imersif. Dia juga berencana untuk menambahkan lebih banyak hewan ke dalam proyek tersebut. Anatomy VR adalah contoh bagaimana teknologi VR dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. VR memiliki potensi untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan efektif, dan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang mereka pelajari. Anatomy VR yang dibuat oleh Thomas Tucker dapat menampilkan organ-organ dalam sistem kerangka seekor anjing berukuran sedang. Dengan menggerakkan dan mengklik tombol, pengguna dapat melihat lapisan jaringan, memperbesar organ tertentu, dan menelusuri berbagai bagian anatomi anjing secara virtual.
Manfaat mempelajari anatomi hewan di lingkungan virtual:
- Aksesibilitas, anatomi hewan yang disajikan secara virtual tersedia bagi siapa saja yang memiliki komputer dan koneksi internet, hal ini memungkinkan gaya belajar yang lebih luas dan populer (Parry, 2022).
- Interaktivitas, pengguna dapat berinteraksi dengan model hewan virtual, memutarnya, membedahnya, dan mengamati struktur internalnya secara detail.
- Visualisasi, hewan virtual dapat digunakan untuk membuat visualisasi yang menarik dan informatif, dapat digunakan untuk menjelaskan anatomi hewan secara lebih sederhana (Li et al., 2022).
- Kolaborasi, ahli zoologi dari seluruh dunia dapat berkolaborasi dalam upaya penelitian dengan memanfaatkan model hewan virtual di metaverse (Wang et al., 2021).
Contoh penerapan studi anatomi hewan dengan metaverse:
- Pendidikan, model hewan virtual dapat digunakan untuk mengajar materi anatomi hewan di sekolah dan universitas. Siswa dapat mempelajari struktur anatomi hewan secara interaktif dan mendalam, dan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang subjek (Parry, 2022).
- Penelitian, ahli zoologi dapat menggunakan model hewan virtual untuk mempelajari struktur anatomi hewan yang langka atau sulit dipelajari di dunia nyata. Misalnya, para peneliti dapat menggunakan model hewan virtual untuk mempelajari anatomi paus biru, yang sulit dipelajari di alam liar karena ukurannya yang besar (Yi et al., 2023).
Tantangan studi anatomi hewan dengan metaverse:
- Akurasi, model anatomi hewan virtual yang disajikan harus akurat secara ilmiah untuk dapat digunakan dalam penelitian dan pendidikan (Parry, 2022).
- Aksesibilitas, teknologi metaverse masih belum dapat diakses oleh semua orang karena biayanya yang tinggi (Yi et al., 2023).
- Keterampilan, diperlukan keterampilan baru untuk membuat dan menggunakan model anatomi hewan virtual (Li et al., 2022).
Studi anatomi hewan di masa depan dengan metaverse:
Meskipun ada beberapa kendala yang perlu diatasi, metaverse berpotensi merevolusi penyelidikan anatomi hewan. Dengan anatomi hewan yang digambarkan dengan sangat detail dan memiliki tingkat interaksi yang tinggi, metaverse dapat memfasilitasi pendekatan baru untuk mempelajari dan memahami hewan dengan cara yang lebih mendalam.
---------
Studi anatomi hewan di lingkungan virtual, seperti metaverse, menawarkan potensi untuk revolusi dalam pembelajaran struktur anatomi hewan. Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) memungkinkan interaksi yang komprehensif dan realistis dengan model anatomi hewan secara virtual, meskipun masih terdapat tantangan terkait akurasi model dan aksesibilitas teknologi. Dengan potensi ini, metaverse memiliki kemampuan untuk mengubah cara belajar anatomi hewan di masa depan.
Daftar Pustaka:
Drake, R., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. M. (2020). Gray's anatomy for students. Philadelphia: Churchill Livingstone.
Hidayati., & Rahmi, A. (2023). Meta-Analysis: The Effect of Using a Virtual Laboratory to Improve Students' Understanding of Physics Concepts. Journal of Innovative Physics Teaching, 1(2), 113-120.
Hildebrand, M., & Goslow, G. E. (2018). Vertebrate anatomy, comparative structure and function. New York: McGraw-Hill.
Li, Y., Yi, L., & Wang, X. (2022). Penggunaan model hewan virtual untuk meningkatkan kesadaran tentang konservasi hewan. Jurnal Konservasi Hewan, 35(3), 251-258.
Parry, R. (2022). Metaverse: Masa depan pembelajaran anatomi hewan. Jurnal Pendidikan Zoologi, 12(2), 1-5.
Romer, A. S., & Parsons, T. S. (2019). The vertebrate body. Philadelphia: Saunders College Publishing.
Virginia Tech. (2023). Center for Human-Computer Interaction. Diakses dari: https://hci.icat.vt.edu/news/thomas-tucker-presents-his-immersive-vr-project.html. Pada tanggal 27 Desember 2023, pukul 22.30 WIB.
Wang, X., Li, Y., & Yi, L. (2021). Kolaborasi penelitian zoologi di metaverse. Jurnal Zoologi Kolaboratif, 1(1), 1-8.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H