Mohon tunggu...
Sifah Nur
Sifah Nur Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa, penulis -

Panggil aku Sifah. 20 tahun. Aku mencari kebebasan berbicara, meski hanya dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penggila Sinetron, Kenal Serena Luna?

2 Mei 2014   03:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat di rumah, ini kebiasaan saya dan keluarga  lakukan. Nonton sinetron. Salah satu stasion televisi swasta andalan keluarga adalah RCTI dengan rumah produksi SinemArt. Dulu, tidak hanya RCTI yang jadi andalan, seperti sinetron Tersayang, Tersanjung dan Cinta Fitri, semua TV swasta yang menayangkan sinetron rating tinggi sempat jadi hiburan luar biasa bagi saya dan keluraga.

Mungkin ini salah satu kebiasaan imajinasi saya yang tumbuh karena hobby nonton sinetron. Cerita-cerita yang mudah dipahami dan sering dijumpai di masyarakat menjadi daya tarik sinetron digemari masyarakat. Tapi apa jadinya jika sinetron ini juga menjadi bahan pergunjingan masyarakat karena ceritanya? Inilah yang sedang diributkan oleh para pecinta drama Korea di Indonesai.

Loh, apa hubungan dengan pecinta Korea?

Seperti yang saya ungkit di awal, RCTI memiliki PH andalan dalam membuat sinetron-sinetron unggulannya. Yang baru-baru ini jadi permasalahan adalah sinetron barunya, Kau yang Berasal dari Bintang. Bintangnya Nikita Willy dan Morgan Oey. Pernah nonton?

Yah, seperti yang kita tahu, sinetron ini diangkat dari drama Korea My Love from the Star atau You Who Came from the Stars. Bukan lagi sebagai adaptasi, tapi re-make. Dari cerita, poster sampai alurnya juga sama. Dengan sedikit perubahan, mengingat cerita ini bersetting di Indonesia bukan Korea, cerita tetap dipertahankan sama dengan aslinya. Entahlah untuk episode selanjutnya. Namun untuk episode perdananya saja sudah membuat banyak orang berteriak WOW, kok sama. Geram juga mendengar bahwa Indonesia hobby sekali pelagiat karya dari luar.

Kalau diingat-ingat, Indonesia sebenarnya sudah sering  mengadaptasi cerita sinetron dari kisah yang sudah ada. Dulu sinetron Indonesia banyak menggunakan cerita dari novel-novel karya penulis Indonesia. Mungin cerita dari novel lebih mengundang penasaran para pembacanya dalam bentuk visual. Maka dari itu dibuatlah sinetron. Saya pernah melihatnya di TV swasta terbatas seperti LBS. Di sana menanyangkan sinetron-sinetron jadul Indonesia yang mengadaptasi dari novel karya Mira W. contohnya Cinta Dara Kembar, Cinta dan masih banyak lain. Tapi sekarang adaptasi novel lebih banyak digunakan diskala besar, misalnya oleh film-film layar lebar.

Nah, untuk sinetron sekarang, kebanyak meniru dari drama luar negeri. Ambil contohnya Korea. Wah, sudah tidak terhitung berapa banyak judul yang di tiru oleh Indonesia. Lantas salah siapa yang harus bertanggung jawab?

Seperti judul di atas, Serena Luna? Kenalkah anda? Untuk yang sering jadi 'korban' langganan sinetron produksi SinemArt di RCTI, sudah akrab dengan nama Serena Luna. Nama-nama kru yang muncul di opening dan ending sinetron kebanyak muncul nama tadi. Selalu di bagian Penulis Skenario.

Lantas, siapakah Serena Luna?

Banyak yang menyebut, kesimpulan saya ambil setelah melakukan pencarian di google, Serena Luna adalah tim penulis skenario dari pihak SinemArt. Bahkan ada yang menyelewerkan dengan kepanjangan dari Sekumpulan Penulis Skenario Spesialis Jiplakan Drama Korea.

Saya juga heran, siapa juga Serena Luna ini. Beberapa sinetron yang ditangani banyak yang mendapat serangan dari para penikmat sinetron. Dari yang positif sampai buruk-buruknya seperti isu plagiat dalam sinetron Kau yang Berasal dari Bintang. Tidak hanya di sinetron ini tim Serena Luna mengambil bagian sebagai penulis sinetron. Ada judul-judul lain seperti Dewa, Baby Doll, Pengantin Remaja, Intan, Cahaya sampai Putri yang Ditukar sukses ditangan tim penulis skenario ini. Yah, entahlah. Siapapun Serena Luna, mereka juga telah mewarnai dunia pesinetronan di Indonesia yang suka dengan judul-judulnya yang aneh-aneh bin lucu.

Sinetron Dulu dan Sekarang

Bagi saya, perkembangan sinetron di Indonesia lebih dipengaruhi oleh tingginya minat masyarakat. Alias kualitas sinetron disampingkan demi rating penayangan yang tinggi. Terserah bagaimana caranya. Plagiat mungkin salah satunya. Lebih awal berita dipublikasi bahwa cerita diangkat sama dengan kisah drama dari luar, masyarakat akan penasaran untuk menontonnya dan berakibat naiknya rating. Ini sekarang.

Dulu, sinetron lebih banyak diangkat dari cerita-cerita novel. Kisahnya lebih indah. Seperti sudah tersusun rapi dan cerita yang selalu fress dibanding cerita yang lain. Episodenya juga tidak terlalu banyak. Inti cerita lebih mendalam. Tidak seperti inti cerita sudah ada, bagi penonton siap tamat namun tidak jadi karena kedatangan tokoh baru yang siap menambah konflik cerita.

Saya paham maksud semua pelaku industri sinetron yang ingin memiliki share penayangan yang tinggi. Tapi saya dan mungkin anda menginginkan sinetron Indonesia masih memiliki jati diri yang baik. Kita ingin sinetron yang Asli, Indah, dan Mendidik kisahnya, bukan Jiplakan, Rusuh dan Merusak ceritanya.

Maaf jika ada pihak yang tersinggung :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun