Jauh sebelum kehidupan umat manusia ada, Allah SWT. telah menciptakan alam semesta sebagai ruangan agar Adam dan Hawa bisa melanjutkan kehidupannya setelah mereka dikeluarkan oleh Allah SWT. sebab melanggar perintah-Nya untuk menjauhi atau bahkan memakan buah kuldi. Adam dan Hawa terbujuk oleh rayuan setan agar mau memakan buah kuldi agar abadi tinggal di surga. Allah SWT memberikan pelajaran dengan menurunkannya mereka di daerah yang berbeda beda. Alam semesta inilah yang telah menemukan mereka dan cinta mereka bersatu kembali.
 Istilah Cinta menurut hemat saya adalah sebuah dua hati yang bersatu, saling terhubung antar kedua sinyal dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Cinta dalam Islam adalah fitrah yang dimiliki oleh semua orang baik berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Sebab dalam QS. Al hujurat ayat 13 Allah SWT telah berfirman yang artinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti."
 Di balik firman itu, Allah SWT telah menyelipkan pesan yang mengandung makna dalam bahwa Penciptaan Adam dan Hawa juga diciptakan agar Adam dan Hawa saling mengenal dan menjadikan nya berpasangan dan bersuku-suku agar terus menjaga kelangsungan hidupnya.Â
 Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dalam Islam adalah dengan cara menikah dari kaum laki-laki dan kaum perempuan. Dari pernikahan yang sah itulah kemudian menjadi beranak Pinak untuk menjadi pelengkap dalam sebuah pasangan dalam mengarungi lautan rumah tangga. Tentunya untuk menyebrangi lautan yang amat luas tempatnya, membutuhkan sebuah awak kapal,nahkoda,dan penumpan. Ketiganya harus saling bersinergi agar sampai ke pulau dengan selamat.Â
 Awak kapal adalah pernikahan. Nahkoda adalah seorang suami sebagai kepala keluarga, sedangkan penumpang adalah istri dan seorang anak. Kemana kapal ini akan berlabuh mengarungi lautan kehidupan adalah bagaimana ketiga item dalam kapal ini mampu bekerjasama dengan baik. Sehingga sampailah pada pulau yang indah.  Tujuan akhir kehidupan adalah Ridho Allah SWT.Â
 Berbicara mengenai sebuah keluarga. Ada sebuah pranata keluarga yang juga terdiri atas Ayah,Ibu,dan Anak. Pranata ini juga akan terbentuk dengan baik apabila sistem dalam rumah tangga ini dijalankan dengan bersama.Â
 Dalam sebuah keluarga Ayah sebagai pencari nafkah,ibu dan anak sebagai penerima nafkah. Dalam proses pencarian nafkah bukan hanya ayah saja yang berperan akan tetapi ibu dan anak ini juga memegang peranan penting dalam proses pencarian nafkah. Doa Ibu dan anak sebagai kunci mujarab untuk keberhasilan seorang ayah dalam mencari nafkah. Agar dalam proses ayah mencari nafkah lancar,dijauhkan dari perkara yang mungkar ini diperlukan doa ibu dan anak.Â
 Bukan hanya itu, keluarga tidak melulu hanya soal nafkah akan tetapi juga mengenai Education for long life atau pendidikan Seumur hidup. Keluarga harus berperan penting dan sebagai pranata pertama dalam lingkungan pranata sosial. Keluarga sebagai tempat terbentuknya sebuah karakter anggota di dalamnya. Ayah merupakan sumber terbentuknya sebuah keturunan yang baik sedangkan ibu adalah sebagai rumah terbaik untuk terbentuknya sebuah keturunan yang baik pula. Sehingga betul jika seorang ibu disebut sebagai Al madrasatul Ula bagi anak, karena ibu merupakan partner pertama yang dimiliki anak dan menjadi pendidikan anak sejak ia belum terlahir ke dunia saat ia masih dalam kandungan.Â
  Teringat dalam mata pelajaran Biologi kelas 11 SMA bahwa terjadinya pembuahan sel Ovarium adalah ketika bertemunya sel sperma dan sel telur. Dan terjadilah sebuah kehamilan. Dalam proses kehamilan, ayah inilah pembentuk tujuan utama kemana seorang anak ini akan dibawa. Sesuai apa yang dijelaskan oleh Bunda Elly Risma sebagai seorang psikolog yang berfokus pada parenting anak dalam sebuah penjelasannya mengatakan ayah inilah faktor penentu sebuah anak. Sebab ayah yang membuat, jadi ayah yang mampu menentukan goal terbentuknya anak. Sedangkan ibu sebagai tempat tinggal anak selama 9 bulan lamanya dalam rahim seorang ibu. Anak dan ibu ini saling memahami cinta dan kasihnya sejak mereka hidup bersama dan kemanapun ibu pergi dari dalam kandungan anak selalu bersama. Sehingga hati seorang anak juga akan selalu bersama ibu. Saat anak sedih ataupun senang, ibulah yang merasakan dan ibulah yang tahu perasaan anak.Â
 Selama 9 bulan lamanya seorang ibu mengandung, ayahlah yang berkewajiban menentukan perkembangan anak sebab ayah yang memberikan kebahagiaan sebagai sumber nutrisi dan hormon oksitosin sebagai sumber cinta dan sumber kebahagiaan seorang ibu dalam menikmati masa kehamilannya. Hormon oksitosin yang selalu di tanamkan seorang ayah kepada ibu akan menciptakan seorang anak yang pintar dan bahagia. Menurut Bidan Yessi seorang praktisi Gentle Birth Indonesia mengatakan bahwa hormon oksitosin ini adalah hormon cinta yang merupakan sumber kemudahan bagi seorang ibu ketika akan melahirkan anak.