Pada tanggal 23 September 2022, seluruh mahasiswa PMM melakukan kegiatan Modul Nusantara pekan ke-4 di salah satu fakultas yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Seluruh Mahasiswa PMM Inbound UPI menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Senin dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia. Event tersebut berjudul EXPDIFF atau Ekspression Different 2.0 yang bertemakan Different Ekspression.
Pada event tersebut mengadakan pameran foto yang dipamerkan disepanjang lorong Auditorium menuju lokasi penayangan Film. Foto-fota yang dipamerkan menyembunyikan makna tersendiri dan saling berkaitan makna foto yang satu dengan yang lainnya. Pameran tersebut juga merupakan salah satu wadah para mahasiswa mencurahkaan ekspresi mereka melalui seni.
Selain pameran foto, pada event tersebut juga menampilan 2 film dokumenter dan film fiksi yang semuanya merupakan karya Mahasiswa UPI Prodi Film dan Televisi. Film dokumenter yang ditayangkan berjudul Awan di atas truk dan Sintas Berlayar. Kedua film tersebut menceritakan perjuangan mereka dalam menghadapi hidup dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda.
Film dokumenter adalah jenis film yang biasanya disajikan dalam bentuk fakta dan data. Dengan kata lain, film dokumenter akan mendokumentasikan suatu kenyataan atau tidak ada cerita fiktif. Untuk itu, film dokumenter digunakan untuk mempresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali sebuah fakta yang ada di kehidupan.
Film dokumenter yang ditampilkan adalah film yang berjudul Awan di atas Truk yang mengisahkan kehidupan Pak Awan sebagai supir truk. Pak Awan menceritakan kisahnya sebagai supir truk dengan segala tantangannya. Untuk menjadi supir truk bukanlah hal yang mudah dan memiliki resiko yang besar saat diperjalanan seperti rem yang bermasalah, pengemudi lain yang tak tahu aturan sehingga membahayakan pengemudi lain, jalan yang curang dan masih banyak lagi.
Dengan resiko yang berat seperti itu tak sebanding dengan upah yang dia peroleh. Upah yang tidak bisa menutupi kebutuhan tapi tidak sebanding dengan tantangan yang ada membuat istri Pak Awan yang tak setuju dengan pekerjaannya. Namun apa boleh buat hanya pekerjaan itu yang bisa dia lakukan selama bertahun dan beliau tetap bersyukur di tengah kekurangan yang mereka alami.
Ujian Pak Awan dan istri bertambah saat anak satu-satunya meninggal dunia karena keseringan makan bakso. Pak Awan dan istri sangat bersedih dengan kepergian anaknya bahkan menimbulkan trauma yang mendalam. Bahkan mereka berdua pernah sampai memikirkan untuk bunuh diri karena ujian-ujian yang mereka dapatkan. Syukurnya beliau tak melakukan hal tersebut. Kisah yang sangat menginspirasi apalagi untuk anak milenial agar lebih semangat dalam menghadapi ujian hidup yang tidak ada habiisnya.
Film dokumenter yang kedua adalah film yang berjudul “Sintas Berlayar”. Film tersebut menjadi juara 1 kategori film dokumenter pendek terbaik pada Program Apresiasi Film Bandung Film Initiative Awards Tahun 2022 yang digelar pada 19 Maret lalu. Di Bandung Creative Hub (BCH). Film yang berlatar belakang pantai dengan pengambilan video yang indah membuat penonton takjub dengan film tersebut.
Pada film tersebut mengisahkan seorang nelayan yang tangguh dan berani yang bernama Pak Uus. Pak Uus merupakan seorang nelayan yang memiliki keterbatasan fisik dimana kakinya yang harus diamputasi karena kecelakaan yang pernah menimpahnya. Walaupun dengan keterbatasan fisiknya beliau tidak pantang menyerah untuk menghidupi keluarganya sebagai nelayan.
Pekerjaan yang sulit untuk dilakukan oleh seorang disabilitas karena membutuhkan keseimbangan kaki sebagai pertahanan dirinya agar perahu yang dikendalikannya tidak terbalik akibat ombak yang menghantam. Disamping itu istri Pak Uus sangat khawatir dengan keadaannya yang harus pergi berhari-hari di tengah laut yang gelap.
Namum hal tersebut harus dilakukan Pak Uus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya yang masih terbilang susah. Walaupun dengan kondisi ekonomi yang kurang, Pak Uus menjalani kehidupannya dengan terus bersyukur dan semangat mencari rezeki untuk keluarganya.
Dari kisah tersebut sangat menginspirasi bagi para penonton agar tidak gampang menyerah walau apapun keadaannya dan terus bersyukur atas segala apa yang terjadi.
Para Mahasiswa PMM sangat mengapresiasi atas karya yang ditampilkan mulai dari Pameran foto hingga Film dokumenter dan film fiksi yang ditampilkan. Semua yang ditampilkan merupakan karya yang sangat keren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H