Mohon tunggu...
Siti Nuraisyah
Siti Nuraisyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang ingin mengembangkan diri dan mencari pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKNT Unnes Kelurahan Rowosari Ajak Anak-anak Membuat Batik Ecoprint untuk Tas Jinjing

29 Mei 2023   12:27 Diperbarui: 29 Mei 2023   13:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Kelurahan Rowosari

Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang (17/05/2023) - Meski masih kecil, anak-anak perlu diberi pembekalan sejak dini. Begitu pula tentang masalah cinta lingkungan. Salah satunya adalah dengan membekali keterampilan membuat batik Ecoprint.

Namanya saja Ecoprint, tentunya bahan yang digunakan untuk membuatnya menggunakan bahan alami, seperti dedaunan dan bunga-bungaan. Namun, tidak sembarangan daun maupun bunga bisa digunakan untuk membuat batik Ecoprint. Tumbuh-tumbuhan yang bisa digunakan untuk membuat batik Ecoprint haruslah memiliki kandungan Tanin, contohnya seperti daun dan bunga keningkir, jati, pepaya, singkong, kates jepang, daun ubi jalar, dan sebagainya.

Dikarenakan kawasan Rowotengah Kelurahan Rowosari masih asri, mahasiswa KKN Tematik UNNES mengajak anak-anak untuk membuat batik Ecoprint untuk tas jinjing. Agenda tersebut dilaksanakan pada Rabu, 17 Mei 2023 di Balai RW 04 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini, maka peserta kegiatan ini adalah anak-anak usia SD.

Mula-mula, peserta kegiatan dikenakan terlebih dahulu tentang batik ecoprint dan daun-daunan yang bisa digunakan untuk membuatnya. Setelah itu, dengan didampingi mahasiswa, anak-anak mencari daun-daun yang ada di sekitar lokasi kegiatan untuk dibuat pola batik. Peserta kegiatan memakai teknik pounding atau memukulkan palu di atas daun yang ditutup dengan plastik. "Menurut pengalaman saya, palu yang paling efektif digunakan untuk teknik pounding adalah menggunakan palu kayu," ujar Ayu Rahmawati selaku penanggungjawab program.

Ayu menambahkan bahwa palu kayu tidak seberat palu besi yang bisa merusak bentuk daun, dan tidak seelastis palu karet yang mana palu ini tidak bisa mencetak pola daun secara menyeluruh ke kain. Selain itu, fungsi plastik di atas daun adalah supaya warna daun yang menempel di palu tidak menyebar kemana-mana.

Setelah proses pounding daun selesai dan pola sudah terbentuk, daun diangkat dari kain kemudian kain direndam dalam larutan air tawas selama 15-30 menit. Merendam kain dengan air tawas memiliki tujuan untuk mengikat warna daun agar tidak luntur. Jika sudah cukup, jemur kain di tempat yang teduh hingga kering.

Setelah melaksanakan kegiatan ini, respon anak-anak cukup baik. Antusiasme sangat terlihat karena hal ini masih baru untuk mereka.

sumber: Kelurahan Rowosari
sumber: Kelurahan Rowosari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun