Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2022 telah Kembali melaksanakan KKN Â (Kuliah Kerja Nyata) dengan rentang waktu kurang lebih selama 40 hari, dimulai dari 11 Juli 2022 - 20 Agustus 2022.Â
Peserta KKN UPI 2022 diikuti oleh 7.089 Mahasiswa yang terdiri dari 5.607 Mahasiswa KKN Reguler dan 1.475 Orang KKN Rekognisi. Saya merupakan bagian dari mahasiswa KKN Reguler Kelompok 21. Pada KKN Tematik UPI tahun 2022, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kelompok 21 di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Bapak Alit Rahmat M.Pd.Â
Kelompok ini melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan Tema Besar yaitu  "Produksi dan Konsumsi Desa" dan terdapat 2 Sub Tema yang menjadi fokus kelompok kami, diantaranya "Penanggulangan Sampah di Perkotaan atau Tersedianya Unit Pengolahan Sampah" dan "Mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan terhadap bumi melalui pola produksi dan konsumsi masyarakat".Â
Sejalan dengan hal tersebut, Â kelompok 21 membuat program kerja yang bertujuan untuk mengurangi sampah rumah tangga dan mengolah limbah sampah tersebut menjadi sesuatu hal yang lebih berarti serta minim akan dampak negatifnya ke lingkungan sekitar.
Terdapat 5 (lima) program kerja yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN kelompok 21 di daerah terkait. Saya merupakan salah satu anggota yang memegang tanggung jawab untuk mengolah sampah organik yang berada di RW 07, RT 02, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.Â
Setelah melaksanakan survey pada wilayah tertuju. Maka, tercetuslah ide untuk menyebarluaskan pembekalan teori serta melakukan demonstrasi untuk mengolah banyaknya sampah organik yang bertebaran menjadi pupuk kompos agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai harganya (Kompos).Â
Hal ini dikarenakan sisa sampah organic sangat mengganggu masyarakat sehingga harus diberi perlakuan khusus dalam pengolahannya agar dapat meminimalisir bau tidak sedap, penggangguan secara visual serta turunnya kandungan tertentu pada tanah.Â
Oleh karena itu, masyarakat berkewajiban untuk lebih peduli dalam menjaga kesuburan tanah demi terjaganya supply pangan bagi manusia, salah satunya yaitu dengan cara mengolah sampah organic tersebut menjadi kompos.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan - bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap dan aerobic atau anaerobic.Â
Tujuan dari pembuatan kompos ini adalah untuk menanggulangi sampah rumah tangga atau sampah organic menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan agar lebih asri. Adapun manfaat spesifiknya dari pembuatan kompos yaitu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organic tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam mempertahankan kandungan air di tanah.
Cara mudah untuk mengolah sampah organik tersebut agar tidak kian terus menerus menumpuk bahkan berserakan pada tempat pembuangan akhir maupun halaman rumah. Maka, disini kami mengolahnya dengan menggunakan wadah komposer yang dapat disebut compost bag.Â
Compost bag adalah wadah khusus yang dibuat untuk menampung limbah organik untuk dijadikan kompos yang sangat berguna bagi tanaman. Cukup ditampung dalam compost bag dan difermentasikan hingga menjadi kompos antara 3 - 4 minggu, lalu siap digunakan untuk dijadikan pupuk tanaman.Â
Masyarakat tak perlu terpaku pada wadah apa yang harus digunakan karena wadah bentuk apapun dapat digunakan, asal kalian dapat memahami prinsip kerjanya.Â
Wadah disarankan memiliki tutup, lubang sirkulasi, lubang untuk membuang air, wadah yang tidak terkontaminasi oleh air hujan dan hewan serta terhindar dari paparan sinar matahari.
Berikut merupakan alat dan bahan yang dibutuhkan serta cara mengolah sampah organik menjadi kompos.
Alat dan Bahan
Alat
- Alat pemotong/pencacah misalnya mesin pencacah/gunting/pisau.
- Tempat menampung sampah, dapat menggunakan ember bekas dan wadah bekas lainnya.
- Alat pengaduk.
Bahan
- Sampah organik (sisa sayuran, nasi, sisa buah-buahan, dan seluruh sampah yang berasal dari bahan organik/bahan alami). Namun terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan tidak boleh untuk dimasukan ke dlam wadah diantaranya yaitu sampah non organi, daging, tulang ikan/ayam, kulit udang, susu, keju, yogurt, kotoran anjing/kucing, dan tanaman berpenyakit/gulma.
- Tanah / pupuk kandang
- Aktivator yaitu zat yang akan mengaktifkan kerja organisme pengurai sehingga akan mempercepat proses pembusukan dan penguraian bahan organik. Terdapat banyak jenis aktivator yang beredar di pasaran. Yang umum digunakan salah satunya adalah EM4. (alternatif pengganti larutan ini yaitu air beras/larutan gula)
- Air
Langkah - langkah membuat dalam membuat pupuk kompos organik,
- Pertama, menyiapkan sampah organik yang akan kita pakai dalam pembuatan pupuk kompos. Pilah sampah tersebut dan pisahkan antara sampah anorganik dan organik yang dapat digunakan untuk dijadikan kompos.
- Selanjutnya cacah sampah yang terpilih manjadi bagian - bagian kecil.
- Siapkan wadah yang layak dan pantas untuk pembuatan pupuk kompos ini. Anda bisa menggunakan ember, tong, atau wadah lain yang cukup layak. Usahakan tempat yang anda sediakan mempunyai tutup sehingga nantinya bisa terhindar dari binatang atau kontaminasi air hujan.
- Ambil tanah secukupnya, kemudian letakkan sebagai alas di wadah yang tadi disiapkan. Kemudian siram dengan air/larutan EM4/larutan gula/air beras.
- Masukkan sampah organik/sampah limbah rumah tangga tersebut ke dalam wadah di atas lapisan tanah. Ratakan sampai kira - kira ketebalannya sama dengan ketebalan tanah yang tadi dimasukkan (1:1). Kemudian siram kembali  dengan air/larutan EM4/larutan gula/air beras dan aduk sampah - sampah tersebut secara merata.
- Tutup lapisan daun/sampah rumah tangga tadi menggunakan tanah lagi dan siram kembali dengan air/larutan EM4/larutan gula/air beras.
- Tutup wadah sampah tadi menggunakan tutup yang sudah disediakan. Fungsi penutup ini untuk menghindarkan calon kompos tadi dari hujan dan binatang.
- Letakkan wadah tadi di tempat yang tidak terkena oleh sinar matahari secara langsung. Biarkan wadah tersebut selama kurang lebih 3-4 minggu hingga limbah tersebut berubah menjadi kompos siap pakai/matang. (kematangan ditandai dengan suhu yang serasa lebih hangat, berembun pada tutup, sisa organik hijau yang mulai menghitam.)
- Lamanya proses dekomposisi sampah organik tergantung dari jenis dan ukuran sampah, ada juga sampah yang memerlukan waktu hingga lebih dari 4 minggu untuk proses dekomposisi.
Program kerja dalam mengolah sampah organik menjadi kompos ini diharapkannya dapat membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar serta dapat langsung diterapkan untuk mengurangi sampah organik yang bertebaran guna demi menjaga kesehatan tanah bersama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H