Judul : Laut Bercerita
Penulis : Leila S Chudori
Penerbit : KPG
Dari awal PO buku Laut Bercerita HC, udah bulatin tekat bakalan baca dan tematin secepatnya. Tapi ternyata pas bukunya datang cuman di simpan aja, yah karena mungkin sibuk ngurusin kuliah dan lain-lain.
Dan finally akhirnya punya banyak waktu free dan berhasil juga nyelesain buku ini. Buku Laut Bercerita ada dua macam soft dan hard cover.
Novel dengan genre historical fiction ini disajikan dengan bahasa yang indah penulis berhasil menceritakan masa kalam Indonesia, tetapi di saat bersamaan juga menyayat hati para pembaca. Dengan membaca novel Laut Bercerita, akan membuka pikiran dan hati pembaca mengenai betapa kejamnya rezim Soeharto pada masa itu.
Dari awal baca bukunya, sudah bisa di tebak pantas saja dapat Penghargaan, setiap ceritanya dibuat begitu rapih, mudah di pahami dan mampu membawa kami ikut merasakan alur ceritanya.
Buku ini di kemas dalam 2 bagian yakni sudut pandang 1 Biru Laut dan  sudut pandang 2 Asmara Jati (adik Laut).
Laut Bercerita, merupakan kisah yang menceritakan sejumlah anggota aktivis pada masa Orde Baru tahun 1998 dimana organisasi itu bernama Winatra dan Wirasena, Laut Bercerita merupakan perjalanan panjang bagi Laut dan kawan-kawannya dalam mendapatkan keadilan pada rezim yang berkuasa.
Novel ini bercerita tentang kegatan mahasiswa aktivis pada masa orde baru. Para mahasiswa berjuang untuk menegakkan hak-hak masyarakat.
Mereka membentuk sebuah kelompok secara diam-diam untuk menyuarakan pendapatnya yang bertentangan pada masa pemerintah saat itu.
Alih-alih mereka mendapat keadilan, mereka justru ditangkap, dikejar, disiksa dan bahkan dilangkan tanpa kabar sampai saat ini. Saya pribadi membaca bagian pada saat mereka mengalami penyiksaan sungguh merasa kesal dan marah, benarkan aparat atau rezim tertentu sanggup melakukan penyiksaan yang sekeji itu? Sungguh sulit dibayangkan tapi itu benar adanya.
Hilangnya 13 aktivis masa Orde Baru dalam cerita ini hanyalah sepenggal cerita kelam Orde Baru yang terungkap. Inilah kisah mengenai perjuangan, kehilangan, kekejaman, cinta, dan harapan dari mereka yang dihilangkan.
Untuk penulis sendiri terima kasih telah mengangkat kembali cerita ini sehingga kami bisa mengatahui kejadiaan seperti ini pernah terjadi di negara kami.
Terima kasih juga kepada para aktivis yang berusaha mati-matian membangun Indonesia menjadi lebih baik. Turut berduka cita kepda keluarga yang kehilangan semoga kejadian tahun 1998 tidak akan pernah terulang kembali.
Salam ~Kepada mereka yang dihilangkan dan tetap hidup selamanya~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H