Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Puncak Apresiasi Lomba Menulis Praktik Baik FKKGP Kabupaten Blitar 2024

19 Januari 2025   15:24 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:45 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saya menyempatkan diri berfoto bersama salah satu pemenang | Foto: Choiri Sabda Guna

Beliau juga berbagi tips berharga: "Cintailah tugas kita terlebih dahulu. Kalau kita sudah mencintai pekerjaan kita, tantangan apapun akan terasa lebih mudah untuk dilalui."

Pengalaman Para Juara

Setelah itu, acara berlanjut dengan berbagi pengalaman dari para juara lomba. Tiap juara memaparkan perjalanan mereka dalam mengimplementasikan praktik baik yang mereka tulis, memberikan wawasan mendalam yang dapat diterapkan oleh guru-guru lainnya.

Juara pertama, Bu Guru Muda Zellya Hajar Arishandy dengan penuh antusias, berbagi tentang pentingnya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap tujuan pendidikan. "Pendidikan itu bukan hanya tentang mengajar, tetapi tentang membentuk karakter dan kehidupan siswa. Untuk itu, kita harus memahami betul apa yang ingin kita capai dalam setiap proses pembelajaran," ujar juara pertama dengan tegas.

Dia menekankan bahwa suksesnya sebuah sekolah tak hanya dilihat dari hasil akademik, tetapi juga dari keberhasilan dalam membangun karakter dan moralitas siswa. Sebagai contoh, di sekolah tempatnya mengajar, ia berfokus pada pengembangan kemampuan sosial dan emosional siswa melalui pendekatan holistik yang melibatkan guru, orang tua, dan masyarakat.

Juara kedua, Bu Ratna Hayu dengan bijaksana, mengungkapkan tentang bagaimana mengubah keadaan lembaga pendidikan. "Seorang pemimpin pendidikan, seperti kepala sekolah, memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran. Untuk itu, kita perlu terus berinovasi dan tidak takut untuk melakukan perubahan.

Kita harus menciptakan ruang yang terbuka untuk ide-ide baru dan memberi kebebasan bagi guru dan siswa untuk berkembang," ujarnya. Juara kedua menekankan pentingnya budaya kerja yang kolaboratif dalam sebuah lembaga pendidikan. Ia berbagi bagaimana ia berhasil mengubah suasana sekolahnya menjadi lebih inklusif dan kreatif dengan mengimplementasikan program-program inovatif, seperti kelas kolaborasi antara mata pelajaran yang berbeda dan peningkatan keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah.

saya menyempatkan diri berfoto bersama salah satu pemenang | Foto: Choiri Sabda Guna
saya menyempatkan diri berfoto bersama salah satu pemenang | Foto: Choiri Sabda Guna

Juara ketiga, Bu Sri Nurhayati dengan penuh semangat, menceritakan keberhasilannya dalam berbagi praktik baik dengan mengangkat potensi lokal dalam projek pembelajaran. "Mengangkat potensi lokal adalah salah satu cara terbaik untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan menyentuh kehidupan siswa," kata juara ketiga.

Ia berbagi pengalaman tentang bagaimana ia mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam proyek P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang melibatkan siswa dalam mendalami potensi alam dan budaya daerah mereka. Siswa dilibatkan langsung dalam proyek-proyek yang berhubungan dengan masyarakat, seperti wawancara dengan para tokoh lokal dan eksplorasi tradisi serta budaya setempat. Hasilnya, tidak hanya keterampilan akademik siswa yang meningkat, tetapi juga rasa kebanggaan dan cinta terhadap budaya mereka sendiri.

Bu Amik, sebagai moderator talk show, memandu sesi ini dengan sangat komunikatif dan antusias. Dengan cara yang sangat interaktif, Bu Amik mampu menarik perhatian peserta dan para undangan yang hadir. Seluruh jalannya talk show berjalan dengan sangat menarik, dan para hadirin dapat mengikuti dan menyimak setiap cerita pengalaman pemenang serta pandangan para juri dengan penuh perhatian.

Tanggapan Juri 

Sebagai salah satu juri, saya (penulis) menyampaikan bahwa menulis itu memang gampang-gampang sulit. Gampang jika sudah terbiasa, tetapi akan menjadi sulit jika belum terbiasa, apalagi tanpa kemauan. Proses penjurian memang membutuhkan ketelitian dan perhatian terhadap detail. Sebagai juri, kami menggunakan kriteria penilaian yang jelas dan objektif, di mana naskah yang masuk harus sesuai dengan tema dan tujuan lomba. Kami juga membuat rubrik penilaian yang memudahkan dalam menemukan artikel terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun