Di era pendidikan modern, peran guru tidak lagi hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu siswa mencapai tujuan belajar mereka.
Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan memberdayakan, di mana siswa merasa bebas untuk mengekspresikan diri, berkreasi, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Mengapa Komunikasi Memberdayakan itu Penting?
Komunikasi yang memberdayakan sangatlah penting dalam membangun pembelajaran yang efektif. Ketika siswa merasa dihakimi, dinilai, atau dibandingkan, mereka akan enggan untuk terbuka dan terlibat dalam pembelajaran.
Sebaliknya, ketika mereka merasa aman dan dihargai, mereka akan lebih berani untuk bertanya, berdiskusi, dan mengeksplorasi ide-ide mereka.
Bagaimana Menciptakan Komunikasi yang Memberdayakan?
Berikut beberapa cara untuk membangun komunikasi memberdayakan di kelas:
1. Hindari Penghakiman dan Asumsi
Berikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut dihakimi. Hindari membuat asumsi tentang kemampuan atau karakter mereka.
Contoh: Berikan umpan balik yang konstruktif, ketika seorang siswa membuat kesalahan dalam tugas matematika, fokuslah pada bagaimana memperbaikinya daripada mengkritik kesalahannya.
2. Fokus pada Kekuatan dan Potensi
Fokuslah pada kekuatan dan potensi yang dimiliki setiap siswa. Berikan mereka pujian dan dorongan untuk terus berkembang.
Contoh:Fokus pada proses belajar dan usaha siswa, bukan hanya hasil akhirnya. Pujilah anak yang telah berusaha keras mengerjakan tugas meskipun hasilnya belum sempurna.
3. Gunakan Pertanyaan Terbuka
Gunakan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide mereka.
Contoh: Saat siswa membuat karya seni, ajukan pertanyaan yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi kreativitas dan makna dari karya mereka. Apa yang menginspirasi kamu untuk membuat lukisan ini?
4. Dengarkan dengan Penuh Perhatian
Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan oleh siswa. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Contoh:Â Ketika seorang siswa berbagi pengalaman pribadi atau cerita, berikan perhatian penuh dan respon yang empatik.
5. Bangun Rasa Saling Percaya
Ciptakan suasana kelas yang saling percaya dan menghormati.
Contoh: Menciptakan kesepakatan kelas bersama. Ajaklah siswa untuk berdiskusi tentang kesepakatan kelas. Hal ini akan membantu mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kesepakatan tersebut.
6. Berikan Kesempatan untuk Berbagi Pengetahuan
Doronglah siswa untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.Â
Contoh: Cerita Bergilir: Dimulai dari satu siswa, mintalah mereka untuk menceritakan sebuah cerita secara bergiliran, dengan setiap siswa menambahkan satu kalimat atau paragraf.
Prinsip dan Pola Pikir yang Dibutuhkan
Komunikasi yang memberdayakan didasari oleh beberapa prinsip dan pola pikir, yaitu:
1. Percaya pada Kemampuan Peserta Didik
Percayalah bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk belajar dan berkembang.
2. Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Fokuslah pada proses belajar, bukan hanya hasil akhir.
3. Belajar Sebagai Tanggung Jawab Bersama
Ciptakan suasana kelas di mana belajar menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya guru dan murid.
Empat Hal yang Perlu Dilakukan Guru
Agar pembelajaran lebih bermakna, lakukan 4 hal berikut ini:
1. Gunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi untuk melayani kebutuhan belajar yang berbeda-beda (Pembelajaran Berdiferensiasi)
2. Berikan sumber belajar yang beragam dan mudah diakses oleh siswa.
3. Ciptakan suasana kelas yang positif dan menyenangkan.
4. Libatkan orang tua dan komunitas lainnya dalam proses pendidikan.
Tantangan di SDN Kuningan
Di SDN Kuningan, masih sangat perlu untuk menciptakan pembelajaran yang menumbuhkan komunikasi yang memberdayakan ini. Dibutuhkan keterampilan khusus bagi guru untuk menerapkannya. Sering kali, guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pengalaman yang diperoleh dari pelatihan yang diikuti ke dalam kelas. Praktiknya terkadang di luar nalar, meskipun siswa sedikit, mereka tetap sulit dikendalikan. Selain itu, dukungan orang tua untuk keberlangsungan dan kelancaran pembelajaran seringkali kurang, yang menjadi hal krusial dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya kolaborasi yang lebih erat antara guru, orang tua, dan komunitas. Dengan demikian, diharapkan SDN Kuningan dapat terus berkembang dan menjadi contoh dalam menerapkan komunikasi yang memberdayakan dalam pembelajaran.
Jadi, dengan membangun komunikasi yang memberdayakan, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk mencapai tujuan belajar mereka.
Pembelajaran menjadi sebuah forum sederhana di mana semua unsur belajar bersama, bukan hanya guru dan murid, tetapi semua yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk kepala sekolah dan wali murid. Semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
19 Juni 2024
Sumber