Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dan remaja, terutama yang melebihi 3 jam sehari, dapat menyebabkan mereka rentan terhadap kecanduan.Â
WHO mengklasifikasikan kecanduan gim pada gadget sebagai gangguan kesehatan jiwa, sementara fenomena ini mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sumber
Tingginya penetrasi internet di Indonesia telah berkontribusi pada peningkatan kasus kecanduan gadget pada anak, yang sering kali melibatkan media sosial dan game daring.
Dampaknya sangat serius, seperti akses ke pornografi, yang membutuhkan perawatan trauma seumur hidup. Beberapa kasus anak kecanduan gadget bahkan memerlukan perawatan khusus dari psikolog, psikiater, dan tempat rehabilitasi.
Orangtua perlu aktif mengawasi dan memberikan pemahaman tentang penggunaan gadget yang bertanggung jawab.Â
Regulasi ketat dari pemerintah dan peran sekolah serta masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan risiko ketergantungan gadget juga penting untuk melindungi anak-anak dari paparan konten negatif.Â
Kolaborasi antara semua pihak menjadi solusi efektif dalam mengatasi tantangan ini.
6. Tidak Punya Cita-cita
Anak-anak mungkin tidak punya cita-cita karena mereka tidak mendapat dukungan dari keluarga atau sekolah, ada masalah di rumah, atau mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan.Â
Orangtua dan guru harus membantu mereka menemukan minat dan tujuan hidup mereka.
Pola asuh yang otoriter memperparah keadaan, bisa menghalangi anak-anak mencapai cita-cita karena mereka kurang bisa mengekspresikan diri dan terlalu dipaksa patuh. Akibatnya, mereka kesulitan menemukan tujuan hidup dan merasa terbatas.Â
Oleh karena itu, orangtua harus memberi dukungan dan kebebasan agar anak-anak bisa mengejar impian mereka.