Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Elaborasi Pemahaman Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

24 Oktober 2023   04:26 Diperbarui: 24 Oktober 2023   05:00 3109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendidik Anak-Anak untuk Menjadi Lebih dari Sekadar Cerdas: Peran Etika dalam Proses Pembelajaran

Pendidikan adalah tonggak penting dalam pembentukan masa depan. Namun, ketika kita membicarakan pendidikan, sebagian besar fokus cenderung tertuju pada pemberian pengetahuan dan keterampilan teknis kepada generasi mendatang. Tapi, apakah itu sudah cukup? 

Kutipan dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel, "Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis," mengingatkan kita bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya tentang menghitung angka, menghafal fakta, atau menguasai keterampilan tertentu. Lebih dari itu, pendidikan seharusnya membantu anak-anak mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai, moralitas, dan etika.

Dalam era di mana teknologi dan informasi dengan cepat mengubah dunia, kita seringkali melupakan bahwa aspek-aspek yang tidak terukur, seperti integritas, empati, dan etika, memiliki dampak yang kuat dalam kehidupan sehari-hari kita. Maka, pertanyaan yang perlu kita pikirkan adalah: Bagaimana kita bisa memastikan bahwa pendidikan tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga individu yang berperilaku etis?

Kutipan dari Bob Talbert, "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga (utama) adalah yang terbaik," memberikan kita pandangan yang dalam. Ini mengingatkan kita bahwa dalam proses pembelajaran, kita harus fokus tidak hanya pada "menghitung" dalam arti mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pada "apa yang benar-benar berharga." Ini mencerminkan pentingnya mendidik siswa tentang nilai-nilai, moralitas, dan etika yang akan membimbing mereka dalam mengambil keputusan dalam kehidupan mereka.

Sebagai pemimpin pembelajaran, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang menghormati dan mendorong perkembangan nilai-nilai etika. Ini dapat dicapai dengan mempraktikkan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah yang telah dipelajari dalam modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan, kita harus mempertimbangkan aspek-aspek etika seperti keadilan, kejujuran, dan empati. Kita juga harus memberikan contoh yang baik bagi siswa kita, menunjukkan bagaimana nilai-nilai etika dapat diterapkan dalam tindakan sehari-hari.

Selain itu, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan juga memiliki dampak yang mendalam pada lingkungan kita. Ketika kita mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai etika, kita membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif. Sebaliknya, keputusan sembrono tanpa pertimbangan etika dapat merugikan orang lain, menciptakan ketidaksetaraan, dan konflik sosial.

Pendidikan bukan hanya tentang memenuhi kepala dengan fakta dan angka, tetapi juga tentang membentuk karakter. Pendidikan adalah seni yang mengajarkan anak-anak kita tentang apa yang benar, tentang bagaimana berperilaku etis, dan tentang bagaimana membuat keputusan yang baik. Dengan fokus pada pendidikan etika, kita dapat membantu anak-anak menjadi lebih dari sekadar cerdas; kita dapat membantu mereka menjadi individu yang mampu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Dalam perjalanan pendidikan anak-anak kita, penting untuk diingat bahwa membangun karakter dan mengajarkan nilai-nilai etika memerlukan kerja sama dan kolaborasi dari seluruh warga sekolah. Guru harus memberikan contoh yang baik dalam perilaku dan karakter, menjadikan diri mereka teladan yang sesuai untuk diikuti oleh siswa. Namun, tanggung jawab ini tidak hanya ada pada guru dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Orang tua dan masyarakat juga memegang peran yang sama pentingnya.

Orang tua adalah pembimbing pertama anak-anak dalam memahami nilai-nilai etika, dan mereka harus berperan aktif dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Masyarakat, sebagai lingkungan tempat anak-anak tumbuh, juga harus memberikan dukungan dan memberikan contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari. Kita semua, sebagai anggota masyarakat, memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif demi kepentingan bersama.

Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah atau guru. Ia adalah tugas bersama yang melibatkan semua elemen dalam masyarakat. Hanya melalui kerja sama dan kolaborasi dari seluruh pihak, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dengan baik, memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai etika, dan menjadi individu yang mampu membuat keputusan yang baik dalam hidup mereka. Dengan demikian, kita akan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, inklusif, dan lebih baik untuk semua.

Semoga bermanfaat

Salam guru penggerak

Siti Nazarotin

Blitar, 24 Oktober 2023

Sumber: lms26-gp.simpkb.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun